"Aku tak berani merepotkan anda, Victor-sama. Lebih baik aku naik transportasi lain," Zoku melirik tajam ke Yuri.
"Ohh, mau berangkat sendiri? Baiklah kalau begitu aku akan mengantar Yuri."
"Ahh! Saya akan memilih ikut anda saja, Victor-sama!" Zoku langsung ganti keputusan. Bagaimana pun ia takkan rela Yuri berdekatan dengan Victor.
------------------------------------------------------------
Yuri yang di dekat keduanya hanya bisa bersweatdrop ria. Ia merasa diabaikan, tapi tak mampu menyalahkan Victor juga.
''Maccachin... gomen ne,'' ia malah sibuk minta maaf pada Macca karena keteledorannya. Bagaimanapun juga, pudel besar itu sudah Yuri anggap seperti anjingnya sendiri. Sama rasa sayangnya pada Vicchan.
Sehabis itu, Zoku dan Yuri diantar ke restoran. Karena Victor tidak ada, Zoku lebih mudah menindas pria Katsuki tersebut. Terlebih tak ada yang membelanya sekarang. Pegawai lain beberapa takut pada Zoku, karena pria licik itu merasa berada diposisi paling tinggi.
Tak ada Victor di sana, Yuri merasa ada yang kurang. Ia merasa hampa, bahkan rasanya kurang semangat. Ada atau tak adanya pria Rusia tersebut, Yuri Katsuki merasa sama-sama sulit. Tapi paling parah jika orang penting itu tak ada di sini.
''...ki! Katsuki! Oi Katsuki!!''
Yuri lekas menoleh saat merasa ada yang memanggil namanya.
''Zo-Zoku-san. Gomen! Aku tak dengar,'' ucapnya berojigi beberapa kali. Pikiran Yuri agak melayang tadi.
Baka! Pikirkan yang mudah saja, Yuri. Tujuanmu diawal adalah membantu Victor meskipun ada atau tidak adanya dia. Jadi, jika Rusia tampan satu itu tak ada, itu tak akan jadi halangan untuk sebuah penindasan.
BRUKK!
PRAANGG!
''Itte!'' Tiba-tiba saja, Yuri terjatuh ke arah depan. Semua benda di nampan yang ia bawa berjatuhan. Apa lagi kali ini? Perbuatan Zoku lagi?! Tak bisakah sehari saja tidak menganggunya?
Itu masih bisa Yuri maklumi. Ia masih dalam batas wajar kesabaran. Namun setelahnya kali ini, pesanan bukan jatuh lagi ke lantai, tapi malah ke tamu restoran.
''SU-SUMIMASEN!''
Ini tak bisa ditolerir lagi. Victor...
'Tolong bantu aku.'
Victor baru bisa datang ke restoran sesudah jam makan siang, tepatnya sih jam 3 sore, sambil membawa Maccachin pula. Karena Maccachin anjing yang manis, maka Victor tak kuatir pudelnya bakal berulah nakal.
Namun, sesuatu yang aneh terjadi. Begitu Macca mencapai pintu, pudel itu langsung menyerang Zoku dan menggigit ujung jas Zoku sambil terus menggeram.
Semua kaget, terkejut. Terlebih-lebih Victor yang tak menyangka kejadian ini. "Maccachin!" ia lekas meraih pudelnya, berusaha melepaskan gigitan Macca pada jas Zoku.
"Maccachin, kenapa denganmu? Kenapa menyerang Zoku? Memangnya apa salah Zoku? Maccachin, please!" susah payah Victor melepaskan Macca.
Sementara Zoku sudah teriak-teriak ketakutan seperti orang gila. Untunglah tak sampai lima belas menit, Victor berhasil 'melerai' Macca dari Zoku. Pria culas itu langsung lari ke belakang.
Sedangkan Victor terduduk di lantai terheran-heran akan ulah pudel kesayangannya. Dan ia melihat Yuri yang juga ikut memegangi Macca. Kenapa muka Yuri tampak kacau? Ada apa?
''Vi-Victor....''
Yuri menatap pria Rusia tersebut dengan raut kacau. Tangannya masih sigap memegangi Macca yang nampak manis dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Katsudon (Man x Man)
FanfictionYuri on Ice FF - AU - Drama - Vulgar - DLDR Ini bukan lagi tentang ice skating, tapi tentang Victor Nikiforov, artis dunia yang rela pensiun dini demi mengejar sesuatu di Jepang. Atau... seseorang? FF ini kagak cocok utk para humufobi (penakut...