Ayo Hidup Serumah Berdua!

3K 335 27
                                    

''Mi-Minako-sensei!'' protes Yuri tak terima dengan pipi merona. Kenapa malah berpikiran ia sedang dilamar?

Kembali setelahnya, Yuri menatap Victor lagi dan tersenyum. ''Yosh! Aku akan membantumu dalam merintis usaha baru ini,'' ucapnya.  ''Ah! Tapi sebelum itu... Aku ingin pamit sebentar pada Vicchan.'' Yuri tersenyum lembut mengingat anjing pudel kesayangannya tersebut sambil menatap Macca yang tengah menggerak-gerakkan ekornya.

Setelah itu, Yuri sudah berada di satu ruangan khusus. Di depannya, ada figura bergambar 'Victor' dan juga dirinya saat masih muda dulu. Jujur, Katsuki bungsu masih merasa bersalah karena tak bisa pulang saat anjingnya mati.

''Vicchan, aku akan mengunjungimu saat waktu senggang,'' gumamnya pelan, menatap hangat foto dan tersenyum.

Usai itu, Yuri merasa lebih baik dari sebelumnya. Dirinya merasa sangat bersemangat karena akan bekerja di tempat Victor lalu ... tinggal serumah dengan pria tersebut.

"Rupanya kau juga memiliki pudel, Yuri," Victor tiba-tiba telah berada di belakang si megane. Rupanya ia mengikuti Yuri. Dia memang kadang suka penasaran akan sesuatu hal.

"Ohh, atau... mungkin lebih tepatnya... pernah memiliki," ralat tuan Rusia menyadari ruangan tersebut bagaikan sebuah altar. Dan tampaknya untuk yang telah mati.

Tak mau membuat Yuri makin tenggelam dalam sedih mengingat pudel milik si megane sendiri, Victor pun menghampiri Yuri dan meraih tangan katsudon boy.

"Ayo," ajaknya seraya tersenyum riang, menggandeng Yuri keluar ruangan berbau dupa tersebut. Jujur saja Victor tidak betah baunya. Maklumlah, dia tidak pernah berkutat dengan hal seperti itu sepanjang hidupnya.

Setelah pamit pada Okaa-san, Otou-san, juga Mari-nee dan Minako-sensei yang sudah tumbang karena mabuk, Victor pun membawa Yuri ke mobilnya.

Bermobil sebentar selama 45 menit, mereka pun tiba di hunian baru milik Victor.

"Selamat datang di rumah kita, Yuri..." Victor membukakan pintu gerbang sebuah rumah yang masih tertata secara tradisional.

Dia menyebut 'rumah kita'. Manis, bukan?

''Sugoii...''

Itulah respon yang keluar dari mulut Yuri saat melihat rumah tradisional kepunyaan Victor. Maklum, di kota itu, semua rumah memang kebanyakan berjenis tradisional Jepang.

Contohnya seperti milik keluarga Katsuki.

CLEGUK!!

Yuri menelan saliva dengan susah payah saking gugupnya. Ia remas pegangan koper dengan erat, kemudian melangkah bersama Victor di sampingnya.

Tak pernah terbayangkan sedikitpun oleh Katsuki muda, kalau ia akan bekerja di restoran Victor, lalu tinggal bersamanya. Padahal jujur saja, pengalaman Yuri itu sedikit. Dirinya hanya takut, kesalahan yang ia perbuat akan berimbas pada sang Rusia itu sendiri.

Bagaimana cara Yuri tak melakukan kesalahan sekecil apapun? Bahkan ia sudah biasa disalahkan akan kesalahan yang diperbuatnya.

''Ano... aku akan tidur di mana?'' Yuri menoleh ke arah Victor, berharap jika pria itu mau menunjukkan letak kamarnya. Dilihatnya Macca masih mengekor di belakang tuannya. Manis sekali!

''Woff!'' Macca menggonggong ke arah Yuri hingga membuat pria megane tersebut tersenyum.

'Maccachin kawaii~' Itulah kira-kira bathinan sang megane boy.

Victor tersenyum sambil menepuk-nepuk dagunya. "Humm, kau bisa ambil kamar di sebelahku, Yuri," ia pun mengantarkan si megane ke sebuah ruangan yang cukup luas dan sudah dibersihkan.

Eternal Katsudon (Man x Man)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang