chapter 9

7.7K 546 38
                                    

ali pov☆

setelah selesai makan aku dan prilly menjemput maleqa kerumah gritte , setelah sampai prilly disambut hangat oleh gritte

"hai te " ucap prillyku
" hai prill , maleqa didalem tuh" ucap gritte

aku tersenyum kecil saat gritte melihat kearah ku

" tumben pangeran lo yang dingin nya kaya kulkas bersuhu 0 derajat itu senyum " ucap gritte tapi sayup sayup aku masih bisa mendengarnya

mendengar kata-kata gritte prillyku tertawa.

" udah ?" tanyaku saat ia sudah memasuki mobil bersama maleqa

" udah kok , yuk jalan " ucap prillyku

karena hanya ada keheningan aku mencoba membuka percakapan dengan prilly

" kalo ngeliat maleqa kaya mirip seseorang deh " ucapku

" masa sih ? kayanya dia cuma mirip sama kakaknya " ucap prilly

" kakaknya ? " tanyaku bingung

" eh gak , gausah dibahas " ucap prilly

Author pov ☆

" makasih li udah dianterin pulang , aku jadi ngerepotin kamu " ucap prilly tak enak

" ga ngerepotin kok , aku malah seneng bisa nganterin kamu sama maleqa pulang " ucap ali

" sekali lagi , makasih li " ucap prilly tulus

" sama-sama sayang " ucap ali yang membuat pipi prilly merona

" aku masuk ya li ,kamu hati-hati" ucap prilly lalu ia masuk kedalam rumah kontrakannya

ali langsung melajukan mobilnya ke arah rumah

" assalamualaikum , abi pulang " ucap ali saat memasuki rumah

" walaikumcalam bi " ucap maliq walaupun umurnya yang baru menginjak 3 tahun ia selalu diajarkan untuk selalu menjawab salam oleh uminya

" salah sayang , yang bener itu walaikumsalam " ucap ali membenarkan kata kata maliq

" hehe maliq kan masih kecil bi kata umi gapapa kok kalau salah yang penting kita niat jawab salam " ucap maliq

" iya deh abi selalu kalah kalo debat sama maliq " ucap ali sambil menjepit hidungnya dengan kedua jarinya

" bi... tadi malam maliq mimpi " ucap maliq

" memang , maliq mimpi apa ? " ucap ali

" umi bi... umi mau jemput maliq sebentar lagi " ucap maliq antusias
mendengar itu ali hanya diam entahlah tiba2 rasa sesak menyeruak di hatinya
" abi kok diem aja " ucap maliq
" gak kok , abi mau ke bali 3 hari berarti maliq harus tidur sendiri" ucap ali

" yah gpp deh bi , maliq kan sudah besar " ucap maliq

" yap anak abi memang pintar , abi sayang maliq " ucap ali

" maliq juga sayang abi " ucap maliq

" maliq tidur duluan ya , nanti abi nyusul abi mau ngomong sama oma dulu " ucap ali sambil mengusap pucuk kepala maliq

******************************

Author pov '

disebuah rumah megah nan mewah bagai istana terdengar perbincangan yang cukup serius dari arah ruang tamu

" ali ingin menikahi seseorang yang ali cinta mah , rencana nya ali mau ngelamar dia dibali " ucap seorang laki-laki tegap pada ibu nya

" tapi li , kamu ga mau maliq " ucapan sang ibu terpotong oleh ali

" pergi ? dia baik kok mah , ali yakin maliq suka " ucap ali yakin

" yaudah asal maliq ga pergi mamah pasti ngizinin kamu " ucap resi

" makasih ma " ucap ali sambil memeluk sang mama

skip 》》》》》》》》》》》》》

" pagi pak " ucap prilly saat melihat bos nya

" pagi.. prill " ucap ali tersenyum senang

entahlah hari ini ali sudah banyak tersenyum padahal ini masih pagi apa ia ingin dibilang orang gila karena senyum-senyum di pagi hari

" sudah sarapan " ucap ali sambil mengeluarkan senyum manisnya (emang ali nya aja selalu tebar pesona :p author aja selalu dibikin meleleh wkwk)

" udah kok pak , bapak sendiri ?" ucap prilly

" udah dong , kamu udah preapare ?" tanya ali

" udah kok , barang-barang saya semua udh di rumah gritte " ucap prilly

prilly yg merasa semua karyawan melihat kearah dirinya dan ali , memilih untuk langsung masuk keruangannya daripada ia harus jadi bahan gosip karyawan disini

Abi Untuk MaliqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang