Chapter 14

8K 524 106
                                    

Happy reading guyss



Prilly pov

Di sini lah aku sekarang , di depan rumah megah bak istana yang tampak elegan .

yaa hari ini aku pergi ke rumah ali , sejak aku menerima lamarannya ia menjadi sangat bersemangat untuk membawaku kerumahnya .

Padahal sebelum ali melamarku ia terlihat sangat menutupi tentang keluarganya .

jika biasanya sekertaris ceo itu sering masuk ke dalam ruang pribadi bossnya  , berbeda denganku yang hanya tau tampak luar nya saja .

" prill kenapa diem aja ? Ayo masuk " tegur ali halus

Apa aku melamun terlalu lama hingga ali dan maleqa sudah berada di depan pintu , sedangkan aku masih berada di samping mobil .

" iya li " ucapku lalu berlari kecil kearahnya yg sedang menggendong maleqa.

Aku sangat gugup sekarang , bagaimana jika mama ali tidak suka pada dirinya dan maleqa ? Bagaimana jika kami tidak di restui ? Kalimat itu terngiang di otak ku

" hey prill, kamu gk papa?" tanya ali khawatir

"Gpp kok li , aku cuma gugup aja " ucap ku sembari tersenyum

Dengan gerakan cepat ia mengecup lembut punggung tanganku

" kamu sama maleqa bakal baik2 aja kok sayang , tenang ya " ucap ali berbisik , setelah itu ia mengetuk pintu rumahnya

tak lama ada seorang wanita tua yg membuka kan pintu untuk kami

" eh ada den ali , ayo masuk den silahkan " ucap bi isna sopan , ali pernah bercerita tentang bi isna .

jadi aku tau siapa dia , ali tak pernah menganggap bi isna sebagai pembantu tapi ia sudah menganggap bi isna sebagai ibunya .

Setelah ayah ali meninggal 5 tahun lalu dan ibu nya mengalami stress ringan karena tak terima suaminya meninggal , ali di asuh oleh bi isna yang baru saja menjadi pembantu di rumah ali pada saat itu .

" eh ali... udh sampe kalian " sapa seorang wanita kepala empat yg terlihat masih cantik

" ayo duduk dulu " ucap wanita itu yg ku yakin dia mama ali 

aku , maleqa dan ali pun duduk di bangku yg sama ssedangkan mama ali iya duduk bersebrangan dengan kami.

" kamu yang namanya prilly " ucap mama ali memecahkan keheningan
Matanya memonitor tubuh ku dari atas sampai bawah

" iya tante , dan yg di gendong ali itu anak saya maleqa" ucap prilly tanpa menatap mama ali

" ali sering cerita tentang kamu dan maleqa " ucapan mama ali kali ini terdengar  lebih lembut dari sebelumnya .

Mendengar itu aku menatap tajam kearah ali , sedangkan ali hanya cengengesan .

" kamu bisa masak ?" tanya mama ali

" bisa tan , dikit - dikit sih " ucap ku cengengesan

" boleh kamu masakin buat kita ? " ucap mama resi

" boleh kok tante , tunjukin aja dapurnya nanti aku masakin " ucap ku mantap

" dapur nya ada di sebelah sana " ucap mama ali sembari menunjuk pojok ruangan yg berisi peralatan dapur

" emm tante aku harus bikin brp porsi ya ? aku mau bikin ayam tepung cincang di lumurin sama barbeque nih tan " ucap ku bersemangat

" wah enak tuh kayanya , bikin 4 porsi aja prill " ucap mama ali tak kalah semangat

Dengan semangat aku berjalan kearah dapur dengan riang , sedangkan ali ia hanya tersenyum kecil melihat tingkah ku

author pov

Saat prilly sedang berkutat di dapur , mama ali menggendong cucu nya yg baru saja bangun kearah ruang makan.

Di duduk kan nya sang cucu di kursi , disusul oleh dirinya dan ali serta maleqa.

Tak lama prilly membawa nampan berisi 4 piring

Lalu ia menaruh piring berisi ayam barbeque serta nasi itu di depan ali , mama ali dan juga seorang anak laki2 yg sedang menelusupkan kepalanya dengan tangan

" hai adek kecil bangun yuk makan dulu " sapa prilly pada seorang anak laki2 itu

merasa di panggil, anak laki2 tersebut  mendongakan kepalanya . Lalu ia melihat ada makanan kesukaannya di depannya .

prilly terus menatap anak laki2 di depannya , merasa di tatap oleh seorang di sampingnya . maliq menengok kearah prilly

Sungguh prilly sangat kaget begitu pun dengan maliq , lalu mereka memekik bersamaan

" umiiii "
" maliq "

Sedangkan ali dan mamanya hanya menatap bingung keduanya

" maliq kangen umii " ucap maliq lalu memeluk prilly erat

" umi juga kangen sama maliq , maliq jangan tinggalin umi lagi ya " ucap prilly sembari menangis tersedu sedu

" umi jangan nangis , papa bani kan udh gk ada jadi gk ada yg jahatin umi lagi " ucap maliq lalu ia mengambil tissu dan menghapus air mata prilly

" jadi prilly umi nya maliq " ucap mama ali kaget

" iya tante " ucap prilly

" ade eqaa , ih ade udh besar " ucap maliq sembari mencoba menggendong maleqa yg sedang tertidur di sofa

Tring!

Bunyi hp prilly membuat mereka yg sedang tertawa melihat maliq terhenti

" aku angkat telfon dulu ya li , tan " ucap prilly sopan , lalu prilly berjalan ke arah taman

" halo pak ada apa?  "

" .............."

" harus cepet2 banget ya pak "

"..............."

" iya deh pak , secepat mungkin saya kesana "

lalu prilly menutup sambungan telfonnya

hayolo prilly di telfon sama Siapa.. Hahaha jadi udh pada seneng blm prilly ketemu maliq ?😂

Abi Untuk MaliqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang