chapter 10

8.2K 554 32
                                    

kantor syarief company sudah sepi hanya beberapa karyawan yang masih tinggal , bahkan dilantai 20 hanya ada sang ceo dan sekertarisnya.

mereka berdua layaknya sepasang kekasih tapi dari keduanya tak ada yang angkat bicara saat ditanya oleh rekan bisnisnya, seolah-olah keduanya tak rela jika hanya dibilang rekan kerja tapi disisi lain ia tak ingin dibilang kekasih .

bahkan karyawan yang memuja ali selalu mencaci maki prilly walaupun tak jarang yang memuji mereka cocok

" gila tuh si kucrut demen banget deket sama ali "

" genit banget sih si prilly kaya ali mau aja sama dia "

" kok ali mau sih sama prilly , kenapa gak sama gue . ngapain bi*ch gitu di deketin "

" emg dasar prilly bi*ch ngambil ali dari gue "

" mereka berdua keliatan cocok "

mendadak kuping ali merasa panas karena mendengar itu , bagaimana tidak saat berjalan keparkiran beberapa karyawannya malah membicarakannya dengan prilly .

prilly pov

mataku memanas mendengar ucapan mereka , tidak perlu di beritahu aku sudah sadar .

" prilly kuat prilly tidak akan menangis didepan mereka , aku sudah sering merasakan ini "

aku menarik nafas panjang memperlihatkan bahwa aku baik-baik saja
" prill kamu gapapa ?" tanya ali

" hehe gapapa pak " ucap ku

cengengesan tapi masih terlihat jelas mataku berkaca-kaca

" kamu tunggu di mobil ya prill sebentar aja" ucap ali
tak ingin memikirkan itu aku masuk kedalam mobil sedangkan ali ia kembali masuk kedalam kantor mungkin ada barang yang tertinggal

Ali pov

aku melihat karyawan yang membicarakan aku dan prilly tadi masih berada di tempat yang sama walaupun yang sempat memuji ku dan prilly tidak ada

" ekhm " dehem ku menyadarkan mereka

" ada apa ya pak , mau mengajak saya pulang bersama " ucap salah satu karyawan berbaju ketat bernama friska

" friska ya ? " ucapku manis kepada karyawan yang mengatakan prilly bi*ch

" iya pak , ayu pak kita pulang " ucapnya pede

" saya cuma mau ngomong harusnya orang kaya kamu ngaca gak seharusnya berbicara bit*h padahal dirikamu sendiri bit*h , ngaca dulu kalo ngomong " ucapku

mendengar itu friska hanya menunduk malu

" dan buat kalian berdua liat diri kamu sendiri , jangan pikir saya gak tau setiap kerja kamu selalu dandan terus abis itu godain ob . gak malu sama mulut ? " ucapku pedas

lalu aku berjalan meninggalkan mereka lalu berbalik lagi

" kalian bertiga saya pecat , dan kamu friska jangan harap kamu bakalan dapet kerjaan di kantor manapun " ucapku lalu kembali ke parkiran

" bapak kenapa masuk lagi kedalem" ucap prilly saat aku memasuki mobil

" ada barang yang ketinggalan " ucapku tak mungkin aku mengatakan kejadian tadi pasti prilly akan menolak aku memecat mereka

" pak kok bengong aja " ucap prilly menyadarkanku

" ahh iya kita jemput maleqa dulu kan" ucapku

" hehe iya pak , saya kira bapak lupa " ucap prilly

" gak mungkin lah masa sama anak sendiri lupa " ucapku lalu mengecup punggung tangannya

Abi Untuk MaliqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang