MENGENANG MASA LALU

74 0 0
                                    


Lima tahun kemudian

Suasana di kehidupan dalam rumah terasa panas, ada-ada saja perkataan yang selalu membuat salah pengertian dan ketegangan urat terjadi pada akhirnya pertengkaran terjadi lagi. Permasalahan sepele bisa menjadi besar dan itu membuat semakin gerah.

Sebagai seorang lelaki Fahri hanya banyak diamnya, tidak terlalu menggubris apa yang menjadi permasalahan, mungkin inilah yang membuat Rahma merasa jengkel. Sifat Fahri yang tidak banyak cakap tapi bertolak belakang dengan sikap Rahma yang selalu menangnya sendiri dan tidak mau mengerti keadaan suami.

Sore ini, Fahri ingin sekali menyelesaikan membuat makalah untuk mahasiswanya yang akan digunakan besok, ternyata istrinya meminta untuk diantarkan ke dokter meneruskan program kehamilannya. Padahal untuk program itu tidak harus saat ini, bisa dilakukan lain waktu selama obatnya masih ada. Namanya bukan Fahri kalau dia langsung pergi, tapi ia melanjutkan dan menyelesaikan pekerjaannya sampai selesai, sementara Rahma uring-uringan di dalam kamar.

Malamnya istrinya ngambek dan mengunci diri di dalam kamar. Bagi Fahri itu hal yang biasa karena dia memang kecapekan habis mengerjakan makalah, tidur di ruang tamu pun bisa terjadi dan ini sudah sering kali terjadi.

Ibunya Fahri terkadang merasa kasihan juga pada anak semata wayangnya, perlakuan Rahma membuat hatinya menangis. Sepertinya menantunya tidak menghargai kerja kerasnya.

Kejadian-kejadian hampir tiap hari ada dan permasalahannya hampir sama dan ini berlangsung sudah lima tahun pernikahan mereka. Mungkin karena belum memahami masing-masing karakter dan sifat pasangannya sehingga perselisihan sering terjadi atau mungkin manusianya yang mempunyai ego yang tinggi Yang Maha Kuasa belum memberikan kepercayaan pada mereka dengan adanya bayi.

Berbagai cara sudah dilakukan dari yang tradisional sampai modern namun tetap belum membuahkan hasil. Pemeriksaan kandungan juga dilakukan untuk pasangan suami istri tapi dinyatakan oleh dokter semua normal dan tidak mempunyai masalah apapun.

"Bagaimana Fahri, apa kamu belum mencoba yang dokter spesialis yang dari...dan bla bla bla bla..." mendengar saran ibunya selalu bikin kepala Fahri berputar-putar, apalagi siang ini istrinya minta ditransferkan uang ke bank syariah buat anak-anak pondok di Semarang. Karena istrinya sudah mulai aktif menjadi orang tua asuh.

Sangat disadari bagi Fahri jika ibunya ingin sekali segera menimang cucu, walaupun sudah dipaksakan kalau belum membuahkan hasil mau bagimana lagi. Semua sudah ada yang mengatur dari kelahiran, kematian, jodoh, rizki semua sudah ada yang mengatur, tinggal manusia mau menerima apa adanya dengan ikhlas apa tidak. Yang lebih penting lagi semua dikembalikan dengan Yang Maha Kuasa.

Berada di gedung yang megah ruangan yang cukup luas dengan ruang kerja yang tertata rapi, bersih, dingin dan harum. Orang-orang sedang mengantri untuk melakukan transaksi atau sekedar menanyakan perihal keuangan. Petugas-petugasnya yang melayani cantik dan sangat professional layaknya model di sebuah majalah.

Gadis-gadis yang sangat cantik dengan rambut tertata rapi bak model ibukota melayani nasabah. Penjelasan yang tidak membosankan dan sangat menyenangkan ditambah senyum ramah menghiasi wajahnya yang semakin cantik dan menarik. Tatapan matanya mengandung banyak arti untuk kehidupan yang selama ini dia jalani. Berfikir maju jangan tengok kebelakang.

"Semua untuk mendapatkan hasil yang maximal. Semangat, semangat dan terus semangat...!!!" ucapan gadis berjilbab sekaligus doa yang dilakukan secara rutin setiap pagi hari ketika akan memulai pekerjaannya.

"Motivasi yang dapat acungan jempol dua, semangat untuk maju dan terus maju walau itu banyak kendala yang dihadapi dalam hidup ini. Ya, ya keluarga, ya teman kantor, ya kekasih dan lain lain benar, tidak?" goda salh satu temennya.

KETIKA HATI BICARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang