Waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih sepuluh menit, jalan raya Yogya Magelang yang tidak kurang dari 50 meter masih menampakkan kebisingannya dengan suara bus, motor yang masih lalu lalang dengan aktifitas malam yang tidak pernah berhenti.
Masih banyak hal-hal pembicaraan yang ingin disampaikan, namun sikap ayahnya yang berdiri mengisaratkan untuk segera mengakhiri perbincangan untuk malam ini, karena masing-masing harus mempersiapkan aktifitas besok pagi.
"Waktunya sholat isak, Nindi, Bimo, Ibu, kita berjamaah bersama. habis itu kerjakan tugas kalian" ucap Pambudi sambil berdiri.
"Ya siap, Bos" kelakar Nindi berlari untuk menuju kamar mandi terlebih dahulu. Sang ayah yang gemas melihat sikap Nindi mengacak-acak rambutnya.
Dalam perasaan Pambudi sepertinya baru kemarin dia menggendong, menyuapi, menggantikan popok, tapi sekarang anak gadisnya sudah mulai menginjak dewasa.
"Hemm....Bimo, Nindi kau sudah besar anakku" lirih batin Pambudi trenyuh dengan kedua sikap anak-anaknya yang menurut dia tumbuh dengan cepat dan selalu menjadi anak yang baik untuk kedua orang tuanya.
"Ayah melamun ya?" tanya Sismiyati menggaet lengan suaminya manja. Dia tahu apa yang ada dalam pikiran suaminya.
"Ayah wudhu dulu, Ibu belakangan..." ucap Sismiyati lagi melihat anak-anaknya sudah selesai wudhunya.
Dibesarkan dalam keluarga yang harmonis dan mempunyai pondasi agama yang kokoh. Pambudi Sulistyo menganut tradisi agama yang kuat berasal dari Semarang Bekerja di perbankkan. Istrinya , Sismiyati bekerja sebagai guru di SMA negeri di Magelang yang di besarkan di lingkungan pondok yang kesehariannya mempunyai aturan-aturan agama yang kuat pula.
Melakukan sholat lima waktu yang ditanamkan kedua orang tua Nindi dan Bimo tidak pernah ditinggalkannya. Walaupun itu dalam keadaan darurat, kewajiban sholat tetap harus nomor satu.
Keluarga Pambudi tinggal dirumah yang sederhana di daerah Mertoyudan, Magelang. Rumah joglo dengan pohon sawo tumbuh rindang di depan bangunan rumah itu, semakin menambah asri suasana lingkungan yang melihat.
Pambudi termasuk orang yang mudah beradaptasi, dengan keramahannya ditambah pendidikannya yang tinggi membuat dia pintar memposisikan diri dari situasi di kantor atau bermasyarakat sehingga dia mempunyai teman yang banyak dikantornya, tetangga bahkan saudara dekat atau jauh juga banyak yang menyayangi keluarga ini.
Pambudi pulang dari kantor sekitar pukul 18.30 WIB itu kalau tidak ada pekerjaan tambahan, kalau ada bisa sampai rumah pukul 21.00 WIB bahkan bisa lebih. Keluarganya sudah maklum adanya karena memang tuntutan pekerjaan yang mengharuskan pulang larut.
Bimo, kakak yang baik bahkan terlalu baik bagi Nindi, kemana adiknya pergi pasti selalu diprotek. Mungkin karena mereka hanya berdua sebagai anak dari orang tuanya yang sibuk . Jadi dia merasa adiknya merupakan tanggung jawab dia sepenuhnya selagi orang tuanya tidak di rumah.
![](https://img.wattpad.com/cover/90855885-288-k975469.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HATI BICARA
Ficción GeneralMempunyai seorang guru idola sudah biasa, tapi...jl ada murid yg jatuh cinta dng sang guru idola nya, apa tdk bertepuk sebelah tangan? Tentunya akan bertepuk sebelah tangan, apalagi umur yg terpaut jauh dan tingkat kedewasaan antara murid dan guru t...