SEPULUH

11.1K 889 25
                                    

Diam adalah pilihan, tapi tidak dengan kehilanganmu

Ketika Sara bangun keesokan harinya ia terkejut melihat Royce sedang bersiap-siap, pria itu menguarkan wangi sabun bercampur parfum andalannya. Setelan jas rapi melekat sempurna seperti biasa.

"Kau baru pulang atau baru akan pergi?" tanya Sara sembari menopang tubuhnya dengan siku, matanya menyipit karena silau akan cahaya.

"Aku baru akan berangkat." Ia sibuk merapikan file di atas meja.

"Benarkah?" ia skeptis, "kau pasti baru pulang dan sudah akan pergi lagi."

"Semalam aku tidur bersamamu, tapi tidak terjadi apa-apa, aku sangat lelah dan kau seperti bangkai, tidak bergerak sama sekali."

"Perumpamaan yang buruk untuk seorang perempuan." Gerutunya. "Apakah kau akan sibuk sepanjang hari?" Sara berusaha agar terdengar tak acuh.

"Sepertinya begitu, nanti berkemaslah, begitu aku tiba di hotel kita akan makan malam dan berangkat."

"Hm." Jawab gadis itu malas dan kembali merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Entah mengapa ia sedikit kesal karena pria itu tidak dapat menikmati pantai bersamanya, salah satu alasannya adalah dia bosan karena terlalu sering kemari dengan wanita yang berbeda. Aku ini apa? Pria?

"Apa rencanamu hari ini?" suaranya terdengar tak acuh.

Sara terpikir untuk berulah, "Tentu saja aku akan menghabiskan waktu di pantai umum, bertemu orang-orang baru, mungkin di antara mereka ada yang TIDAK terlalu sibuk sehingga bisa menemaniku menikmati matahari terbenam bahkan makan malam romantis."

"Rencana yang bagus." Ia mengangguk sambil lalu, pria itu pun pergi meninggalkanya sendiri di kamar mewah itu.

Sara mengerang kesal sambil menangkup wajahnya, tiba-tiba saja rencananya untuk bermain di pantai menjadi tidak menarik, ia membatalkan seluruh jadwal yang ada dalam kepalanya. Sara menghabiskan waktu dengan menonton televisi hingga sore tiba. Rasanya kemarahannya tidak sebanding dengan melewatkan kesempatan menyaksikan matahari terbenam di Malbury. Mungkin ia masih bisa menemukan sedikit kesenangan di sini.

Sara mengganti baju dengan bikininya, menggunakan kacamata dan topi jerami lalu pergi ke luar kamar, ia hanya perlu berjalan sedikit dan tiba di pantai. Benar-benar pantai pribadi karena pada batas itu hanya ada tamu hotel. Ia menggunakan salah satu kursi pantai tanpa payung dan bersandar di sana.

"Pria sok sibuk," gerutunya, "aku juga bisa mendapatkan kesenanganku sendirian." Tidak sia-sia ia membawa jus lemon kalengan ke pantai karena ia sangat membutuhkannya sekarang.

Sara memutuskan untuk menghibur dir, ia berswafoto menggunakan ponselnya, berlatar belakang pantai, latar belakang matahari, latar belakang kamar mereka. Hingga sudut matanya menangkap pergerakan dari arah kanan belakang melalui layar ponsel karena ia sedang menggunakan kamera depan. Seorang pria bertelanjang dada, hanya menggunakan celana pendek, dan kaca mata hitam sedang berjalan ke arahnya. Sara langsung mengenali pria itu dan ia mengulum senyum walau tidak berbalik padanya.

Ketika Royce menoleh singkat ke arah laut, Sara mengabadikan gambar mereka berdua. Wajah Sara dekat dengan kamera dan pria itu jauh di belakangnya. Masih berpura-pura tidak menyadari pria itu mendekat, sekali lagi Sara mengambil gambarnya, Royce tepat satu meter di belakang dan wajah pria itu mengarah ke punggungnya-mungkin juga bokongnya. Lalu ia berbalik menghadap padanya.

"Sedang apa di sini?" Sara senang karena berhasil tak acuh.

"Menikmati waktu yang tersisa." jawabnya malas.

"Urusanmu selesai?"

"Begitulah." Jawabnya malas lagi, "sudah bertemu pria asing?" sindir Royce dan telak membuat Sara geram.

Roses I Found Driving Me Crazy (#1 White Rose Series) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang