Apa yang biasanya terjadi di jok belakang?
"Ini terlalu mahal untuk ukuran bikini." Bisik Sara pada pria itu ketika mereka berdiri di depan deretan bikini.
Royce agak membungkuk ketika balas berbisik, "Yang penting warnanya merah dan cocok di tubuhmu."
"Kita cari warna merah yang lain saja." Sara menggamit tangan Royce.
"Biarkan aku memanjakanmu kali ini, pilih sesukamu dan jangan melirik harganya."
Pegawai toko yang sedang memegang beberapa model bikini berwarna merah hanya bengong melihat pasangan itu berbisik-bisik di hadapannya.
Royce memutuskan untuk pergi berbelanja keperluan Sara selama di Maldives. Gadis itu sangat layak mendapatkan kemewahan yang sanggup ia berikan. Selama ini Royce tidak pernah memberikan hadiah pada Sara. Padahal setiap wanitanya selalu mendapatkan paling tidak tas keluaran terbaru.
"Kau suka yang mana?"
Setelah memutuskan membeli bikini seksi yang mana Sara dilarang melihat harganya, Royce membawanya ke tempat lingeri.
"Aku tidak pernah menggunakan ini, aku suka piyamaku."
"Ini digunakan saat kita bercinta saja, setelah itu kita tidur telanjang." Jawabnya serius tanpa bermaksud menggoda.
"Piyamaku?"
"Tidak ikut ke Maldives."
"Baiklah," Sara menyerah, "pilihkan satu untukku."
Royce menyelesaikan pembayaran sekaligus membeli paket perawatan lengkap yang ditawarkan pegawai toko lalu berpindah ke tempat yang lain.
"Apa yang kita lakukan di sini?" Sara menarik siku pria itu.
"Kau perlu gaun musim panas yang santai."
Sementara Sara mencoba lima gaun yang dipilihkan untuknya, Royce tampak sibuk dengan seorang pegawai, sekalian tebar pesona, ia hanya sedang memutuskan untuk membeli tas wanita. Beberapa dus berisi tas keluaran baru, dompet, dan stiletto di bawa ke kasir.
Sara buru-buru menghampiri pria itu masih menggunakan salah satu gaun musim panas berpotongan V rendah di bagian dada.
"Untuk apa semua ini?" ia menunjuk tumpukan belanja di atas meja kasir.
Sara melirik dua pramuniaga dengan senyum dipaksakan, lelah jelas terlihat di wajah mereka, sudah pasti Royce telah merepotkan mereka berdua. Setelah menilik pilihan Royce, Sara mengangguk setuju, pria itu memiliki selera berkelas yang bahkan Sara tidak pernah membayangkannya.
Puas karena tidak ada bantahan jadi mereka tidak harus melalui debat yang melelahkan, Royce menelengkan wajahnya ke arah gaun yang sedang dicoba Sara. Gadis itu mengikuti arah pandang Royce dan semburat merah samar menghiasi wajahnya.
"Suka?" tanya Sara malu-malu sembari merentangkan bagian bawah gaunnya dengan cantik.
Pria itu tidak bereaksi, ah mungkin ia tidak menyukainya. Sara berbalik tapi pria itu menahan pinggangnya dalam satu tarikan, "Aku sedang mengagumimu." Bisiknya, "Kau mememiliki payudara seksi untuk ukuran tubuh yang kecil."
Pujian sekaligus godaan itu membuat perut Sara bergolak, ia merasakan wajahnya panas dan sudah pasti memerah, ia melirik pramuniaga yang berpura-pura membuang muka sambil mengerjap, canggung dengan momen intim pasangan itu.
"Ya sudah, ayo kita pergi dari sini." Sara menghindari senyum geli Royce dan berjalan menuju pintu keluar. Ia mendengar pria itu tertawa renyah membuat Sara semakin tidak kuasa menerima lirikan pengunjung yang ada di toko itu. Akhirnya mereka membawa pulang tiga gaun musim panas, satu stiletto, satu dompet, dan satu tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses I Found Driving Me Crazy (#1 White Rose Series)
RomanceAmbisi Royce untuk mewujudkan impian sang ayah membuatnya gelap mata hingga tega menuduh Sara, gadis pejalan kaki acak sebagai mata-mata dari rivalnya, Henry. Berniat untuk menculik gadis itu, memuaskan rasa penasarannya sekaligus menjegal langkah H...