Chapter 8

1K 125 6
                                        

''Haah~ apa yang harus kulakukan padanya hyung agar ia bisa kembali seperti dulu?'' tanya Taehyung berasa lelah setelah mendengar cerita dari Hoseok.

Sementara yang ditanya kembali meminum teh nya seperti sebelumnya, wajahnya kini terlihat sedang berpikir akan sesuatu, ''Tentang Jimin? Sepertinya kau hanya harus bersama dia saja.. Dia sering mengirimku chat tentangmu, ah~ anak itu bagaimana dia bisa jatuh cinta untuk pertamakalinya kepada mahluk sepertimu..'' ujar Hoseok sembari memasang ekspresi jijik.

''Aish! Yang penting aku laku, memang hyung laku?'' sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Taehyung itu membuat Hoseok terdiam--sakit.

''Ah, ya ya..'' ujar Hoseok malas sembari beranjak dari kursi untuk pergi meninggalkan caffe tersebut.

''Yak hyung.. Mengapa kau tidak menjawab pertanyaan ku?''

.

.

Taehyung sudah berada didepan rumah Jimin berniat mampir dan memberi sesuatu untuk sekedar keakraban pada keluarganya.

''Jimin! Jiminie! Park Jimin~~'' teriaknya didepan pagar rumah Jimin. Tak lama pintu rumah itupun terbuka dan muncullah seorang namja mungil dari balik pintu dengan berbalut piama putih bergaris birumuda.

''Yak! Kau hidup dijaman apa bodoh?! Mengapa kau tidak menekan bel saja?!'' ujar namja mungil itu sedikit agak meninggikan nadanya sembari menghampiri Taehyung, yang diomeli hanya tersenyum menunjukan giginya.

Jiminpun membukakan pagar itu agar Taehyung dapat masuk kehalaman. ''Mian, ini untuk mu.. Maaf aku tidak pulang bersama mu tadi'' ujar Taehyung sembari menyerahkan sekantung makanan kepada Jimin.

''Ah~ gomawo..'' ujar Jimin sembari menatap kantung makanan itu. ''Jimin, tamunya tidak dibawa masuk dulu?'' terdengar suara nyonya Park yang tanpa mereka sadari ternyata nyonya Park sudah ada diambang pintu masuk sembari melipatkan kedua tangannya.

''Tidak perlu tante, saya tidak akan lama.. Kalau begitu saya pergi dulu'' ujar Taehyung sopan sembari membungkuk dan tak lupa untuk tersenyum kepada seorang ibu dan anak itu sebelum pergi meninggalkan kediaman Park.

''Aigoo~ sayang sekali.. Baiklah hati-hati, sering-seringlah main kemari dan tante minta jaga Jimin ya'' ujar nyonya Park yang langsung diomeli oleh anaknya ''eomma! Jimin sudah bisa menjaga diri!'' teriak Jimin dengan wajah memerah karena malu. Membuat Taehyung tersenyum karena melihat pembicaraan keduanya.

.

.

Taehyung menjatuhkan tubuhnya kekasur setelah selesai membersihkan tubuhnya dan berpakaian tidur bersiap untuk pergi kealam mimpinya.

Ia memejamkan matanya mencoba untuk mengingat kejadian apa saja yang ia alami hari ini dan juga beberapa cerita yang Hoseok bilang kepadanya tentang Park Jimin.

''Haah~'' dengus Taehyung ketika ia mencoba untuk memikirkan apa yang harus ia lakukan pada namja yang sudah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama itu tentang masa lalunya.

Ia pun mencoba mengingat saat tadi ia mengunjungi rumah Jimin ''Ah~ bagaimana bisa eomma nya datang pada saat yang tidak tepat? Padahal aku ingin sekali mencoba bibir itu.. Bibir yang berwarna pink itu.. Hah! Bagaimana bisa dia terlihat begitu seratuskali menggoda dengan rambut basahnya.. Ck.. Apa dia baru mandi? Hah! Bahkan wajah itu juga.. Wajah itu..'' gumamnya panjanglebar.

''Ahk! Apa yang sedang aku pikirkan?! Aish!'' teriak Taehyung sembari mengacak rambut dan berguling dikasurnya.

.

.

.

''Tae, bangunlah.. Pelajaran sudah mau mulai'' ujar Jimin sembari menepuk pundak namja disebelahnya. ''Sebenarnya apasaja yang kau lakukan sih semalam.. Sampai kau tertidur dikelas seperti ini'' lanjutnya sembari mengeluarkan buku-buku pelajaran.

First Snow With Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang