With You

117 13 2
                                    


Suasana kelas begitu hening saat Bu Yanti sedang menjelaskan materi tentang Kemerdekaan Indonesia, Ya beliau merupakan guru sejarah. Suasana kelas hening bukan karena siswa memperhatikan apa yang sedang di jelaskan oleh sang Guru, tetapi hampir semua siswa sudah melukis indah di meja masing-masing, betul, mereka sedang tidur dimeja masing-masing seraya mengeluarkan hasil tidurnya, tidak terkecuali Nata. Murid yang dianggap sebagai siswa paling cerdas dan juga menghormati guru saja bisa sampai ikutan tidur apalagi murid yang biasa-biasa saja. Bagaimana tidak mengantuk, jika materi yang disampaikan adalah materi yang sebenarnya sudah mereka hafal betul karena sudah disampaikan sejak kelas 5 SD.

Memang Bu Yanti sangat toleran terhadap siswa-siswanya tapi itu hanya berlangsung saat dia menjelaskan materi saja, begitu memasuki sesi Quiz atau Ulangan Harian, beliau langsung bertransformasi menjadi Guru Killer bak monster yang siap menerkam siapa saja yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata kelas.

Bel pulang sekolah tiba-tiba berbunyi, membuat semua siswa di kelas langsung berhamburan keluar. Termasuk kelas Nata yang baru saja dibubarkan oleh Bu Yanti. Nata langsung bergegas menuju parkiran, karena ia akan segera pulang. Tapi sebelum pulang, Nata menyempatkan diri untuk memutar arah dan melewati kelas adik kelas yang ia kagumi. Ia merunduk dan berusaha mengintip ada siapa saja didalam kelas, ibarat intel yang begitu profesional, Nata bisa dengan mudah melihat gadis pujaannya yang sedang merapikan meja dan menyisir rambut sepunggungnya yang agak berantakan. Kegiatan ini sudah sering dilakukan Nata hanya demi melihat gadis yang telah mencuri hatinya. Nata sadar dia cukup punya kepopulerran di sekolah ini, tapi untuk memulai sebuah hubungan dengan lawan jenis, dia belum memiliki keberanian untuk hal itu. Terlebih didikan orang tuanya agar ia fokus pada masa depannya selalu tertanam dalam jiwanya.

Nata POV

Gue masih disini, disamping kelas Ike dan memandangnya dari kejauhan. Dengan memandang saja sudah bikin jantung gue mau meledak gimana jadinya kalau gue ngobrol dan jalan berdua bersama dia. Gue benar – benar tidak habis pikir kenapa dia bisa secantik dan semanis itu. Apa mungkin saat masih dalam kandungan, ibunya ngidam gula sampai bikin dia begitu manis untuk dilihat, dilihat aja manis apalagi kalau gue bisa merasakannya, duh, otak gue kenapa jadi sableng gini, fokus Nat fokus, ingat masa depan!

Gue berani nggak ya untuk minta kontak dia, biar bisa ngechat setiap hari. Tapi apa tidak malu-maluin kalau minta secara langsung, nanti malah gue dianggap orang aneh lagi, apalagi baru dua hari juga dia kenal gue. Selama ini kan hanya gue yang jadi pengagumnya. Tapi sepertinya asik juga kalau bisa chat dia tiap malam.

Cklek, anjirr dia malah keluar lagi, bakal ketahuan nih gue, lari gak ya? Lari aja deh, mau ditaruh dimana muka gue kalau ketahuan ngintip.

"Loh, Kak Nata ngapain disini?" anju baru mau lari malah sudah ketahuan juga.

" g-gak ini Cuma lagi lewat-lewat aja." jawab gue bohong meski tidak sepenuhnya bohong.

" Kamu baru mau pulang?" gue coba basa-basi biar gak kikuk.

Author POV

" iya nih kak, kakak belum pulang?" tanya Ike dengan nada yang sedikit gugup karena tidak disangka-sangka tiba-tiba idolanya ada didepan mata. Rejeki nomplok namanya.

" belum ini, mau kumpul dulu sama temen" jawab Nata bohong, Nata berniat untuk meminta kontak Ike meski dia masih ragu.

" Ke, aku boleh nggak..?" tanya Nata masih menggantung, karena ia masih bingung apa tidak malu-maluin jika minta kontak cewek secara langsung seperti ini, karena jujur memang dia belum pernah pacaran dan berhubungan dengan cewek manapun. Karena selama ini ia menganggap cewek hanya akan menjadi pengganggu segala macam prestasi sekolahnya, dan juga akan membatasi dia untuk bisa berhubungan dengan siapapun, terlebih lagi prinsip di keluarganya yang mengharuskan semua orang hanya fokus pada masa depan. Tapi itu semua lenyap begitu ia bertemu dengan Ike, gadis yang telah meluluh lantahkan hatinya.

Unconditional Feeling (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang