jadi unconditional feeling akan update 2 hari sekali ya dan pasti di jam jam subuh.
jangan lupa voment nya. selamat membaca
~~~~
"Penampilan belum tentu merepresentasikan Isi"
Revando Orlean Muller
***
Tengah berdiri sepasang muda-mudi di bawah rindangnya pohon di taman sekolah. Keduanya sama-sama diam terpaku, sama-sama merasa canggung untuk membuka pembicaraan. Nata masih kaget dengan apa yang baru saja ia dengar di kantin, saat Vando memanggil Ike dengan sebutan sayang. Ia sama sekali tidak menduga kalau Ike ternyata sudah memiliki huungan khusus dengan cowok lain. Dirinya merasa sedikit sakit hati, pasalnya selama ini Ike selalu berlaku baik dan seperti belum memiliki ikatan dengan cowok lain. Bolehkah Nata merasa kecewa? Jelas Nata tidak berhak untuk memiliki rasa itu karena faktanya sampai saat ini dia masih berstatus teman Ike, tidak lebih dari itu. Namun, apa salah jika Nata merasakan rasa kecewa itu?
Disisi lain, Ike benar-benar merasa bingung dan frustasi. Ia tidak tahu bagaimana caranya menjelasakan apa yang barusan didengar oleh Nata. Ia tidak mau terjadi salah paham, tapi jelas saja panggilan Vando pasti telah membuat Nata mengerti apa maksud dari sebutan itu. Ike tidak tahu harus berbuat apa atau bagaimana menjelaskan semua ini. Dia memang tidak memiliki hubungan yang lebih dengan Nata, tapi tentu saja perlakuan Nata yang berbeda terhadap dirinya ditambah perasaan yang ada dalam hatinya membuatnya dibuat pusing setengah mati. Memang dirinya tidak menerima klaim dari Vando, namun tentu saja banyaknya anak yang mengetahui klaim Vando membuat dia mau tidak mau harus berada di posisi sebagai pacar Vando, paling tidak menurut ucapan siswa-siswi lain.
"Kak, aku bisa jelasin yang barusan..." Ike memberanikan diri untuk membuka pembicaraan. Meski dalam hati ia benar-benar sedang dilanda ketakutan yang luar biasa. Ia takut Nata menghindarinya, Ia takut orang yang selama ini menjadi sumber kebahagiaannya akan pergi dan menghindar dari dirinya. Oleh karena itu, selagi masih ada kesempatan Ia akan menjelaskan semuanya sejelas-jelasnya. Ia tidak mau menyesal di kemudian hari hanya karena kesalahpahaman yang tidak perlu ada.
" Apa yang tadi Vando katakan semuanya tidak benar, kami tidak ada hubungan apapun. Dia hanya mengklaim aku sebagai pacarnya tanpa meminta persetujuanku, jelas saja aku gak ada rasa sama sekali sama dia. Jadi aku harap kakak gak salah paham.." dalam sekali tarikan nafas, Ike menjelaskan semuanya secara gamblang dan Jelas. Ia berharap setelah ini Nata tidak salah paham dan mau menerima apa yang baru saja Ia jelaskan. Ia saat ini benar-benar dibuat kalang kabut menunggu Nata bersuara sambil terus merapal doa di dalam hatinya.
Nata hanya bisa diam mendengarkan apa yang baru saja disampaikan oleh Ike. Ia memang bisa sedikit bernafas lega setelah mengetahui bahwa Ike tidak ada perasaan sama sekali terhadap Vando. Tapi ia jadi berpikir ulang, kalau Vando sampai mengakui Ike sebagai pacarnya, itu artinya Vando memiliki perasaan kepada Ike. Dan artinya dia harus segera memastikan hubungannya dengan Ike, namun ia masih ragu karena trauma yang terus membayanginya.
"Iya, gue tahu." Entah kenapa tanpa disadari Nata menjawab perkataan Ike dengan sedikit dingin. Tentu saja itu karena ia masih kesal dengan apa yang Vando katakan terhadap Ike. Ia masih ingat betul kenangan masa kecilnya saat masih berteman dengan Vando. Tanpa disadari kilasan masa lalu dan trauma akan komitmen yang berujung luka kembali membayangi pikirannya. Nata menjadi bingung tidak tahu harus berbuat apa. Dia masih berkecamuk dengan pikirannya sendiri.
" Yaudah, aku duluan kak." Ike tentu saja merasa kecewa dengan jawaban Nata. Ia berharap Nata bisa menerima penjelasannya dan mengekspresikan apa yang ia rasakan setelah kejadian barusan. Namun nyatanya diam masih menjadi teman setia Nata. Oleh karena itu, ia merasa lebih baik jika langsung pergi saja, memberi waktu kepada Nata untuk bisa berpikir sendiri. Ia tidak ingin Nata kesal, tapi Ia juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Feeling (Completed)
Teen FictionCOMPLETED Aku tidak bisa memilih mana yang terbaik dari dua pilihan yang sama baiknya. Aku memang egois, dengan menginginkan kalian berdua untuk terus bersamaku. Tapi kini aku sadar bahwa aku tidak bisa selamanya menggenggam dua hati yang terlalu ba...