Puisi

18 8 0
                                    

sebelum baca jangan lupa vote ya.

bagi yang bersedia saja, mungkin bisa share cerita ini ke teman-teman atau orang terdekat. semakin banyak yg baca semakin sering update lohhh.

happy reading

~~~~~~~

Dengan duka ku bisa memahami rasa

Anneke Adam

**

Dalam balutan selimut tebal, kini Ike sedang merenung dan terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. Sungguh, Ike tidak ingin menjadi bahan pembicaraan teman-temannya di sekolah karena hal-hal yang tidak ingin ia alami. Seketika ia masih teringat dengan Nata, Ike semakin dibuat bingung olehnya. Jujur, di dalam hati yang terdalam Ike ingin sekali melihat Nata saat ini juga. Melihat senyumnya, mendengar suaranya, meneliti raut wajahnya, semua tentang Nata adalah kebahagiaan bagi Ike. Tapi disisi lain, Ike kecewa dengan sikap Nata yang tidak mau mendengarkan penjelasannya dan justru mengambil kesimpulan sendiri. Ia khawatir Nata akan menjauhi dirinya dan tidak mau lagi berhubungan dengannya. Ike tidak mau perasaan yang beberapa waktu belakangan telah terbangun cukup bagus tiba-tiba harus kembali hancur hanya karena sebuah kesalahpahaman sepele yang tidak pernah terbayangkan olehnya.

Masih bergelut dengan pikirannya, Ike sama sekali tidak menyadari jika ponselnya telah berdering sedari tadi. Hingga akhirnya getaran ponsel tanda pesan masuk mengagetkannya. Buru-buru Ike mengecek ponselnya dengan harapan ada pesan dari Nata.

Revando.orl : selamat malam tulang rusukku.

Pias!! Hati Ike langsung merasa beku begitu melihat ternyata Vando lah yang mengiriminya pesan. Vando tidak pernah menjadi orang yang ingin ia kenal sepanjang hidupnya. Tingkah dan sifatnya yang nyeleneh dan tak karuan menjadi alasan utama dia membenci Vando. Jangankan menjadi pacar, menjadi temanpun Ike sepertinya akan menolak. Tidak ada niat untuk membalas, Ike mengabaikan pesan dari orang yang mengaku sebagai kekasihnya tersebut. Tiba-tiba saja bulir-bulir air maat mengalir dari sudut mata Ike membasahi pipinya yang masih terlihat bersih alami.

"Andai gue berani, andai si brengsek Vando tidak berulah. Pasti semuanya tidak akan seperti ini. Gue bener-bener bingung harus gimana. Kak Nat semua yang lo lihat itu tidak benar. Kenapa lo malah mengabaikan gue? Kalau lo beneran suka gue harusnya lo ngejar gue bukan ngejauh kaya gini." Dalam hati Ike memaki-maki dirinya sendiri dan menyalahkan keadaan yang telah membuat hubungannya dengan Nata semakin sulit untuk dilanjutkan dan sesuai dengan harapannya. Belum lagi hadirnya Vando yang seolah benar-benar membumi hanguskan harapannya untuk bisa menjadi kekasih hati seorang Adrian Reinata.

Ponsel Ike kembali bergetar, ia merasa begitu malas untuk membukanya karena sudah tahu bahwa pesan itu pasti dari Vando yang terus saja muncul disekitarnya. Memang bukan Vando namanya kalau tidak ngotot dan gampang nyerah, dengan segala ketengillannya ia pasti akan terus mencoba sampai apa yang ia inginkan bisa ia raih. Dan itu terbukti, Ponsel Ike terus saja bergetar hingga membuat sang empunya dengan gerakan yang begitu berat dan malas membuka ponsel terssebut.

Revando.orl : sayangggg

Revando.orl : ngambek ya???

Revando.orl : gak cantik lohhh!!!

Revando.orl : balas dong!

Seolah-olah mengemis balasan pesan dari Ike, isi pesan dari Vando membuat Ike semakin kesal dan marah. Ia heran dengan sikap Vando yang terkesan tidak punya malu dan justru terlihat terlalu blak-blakkan. Terlebih ia selalu saja memaksa dirinya untuk menuruti semua keinginan Vando. Ike benar-benar merasa Vando telah menyita semua ketenangan yang ia miliki selama menjabat sebagai siswi kelas X SMA Pancasila.

Unconditional Feeling (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang