Playboy Cap Kadal

42 9 0
                                    

Buat yang menanyakan kok tidak ada konfliknya, kemarin-kemarin kan baru chapter awal jadi memang konfliknya belum muncul, tapi jika kalian ngeh, sebenarnya sudah ada tanda-tanda konflik yg akan muncul seperti apa. jangan Lupa Vote and comment ya. 

happy reading

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Diammu hanya akan memperbesar masalah


Sudah seminggu Nata tidak berkomunikasi sama sekali dengan Ike, baik itu via chat ataupun seacara langsung. Memang Nata sendiri yang sedikit menghindar dari Ike, karena ia ingin memperbaiki hatinya dulu. Ia ingin memastikan bahwa perasannya bukan hanya perasaan sesaat yang akan berujung penyesalan. Tapi, dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam Nata sangatlah merindukan Ike, dia tidak bisa membantah perasaan itu. Hanya Ike yang bisa membuat harinya lebih cerah dari biasanya dan Ike pula yang bisa membuatnya melupakan segala permasalahan yang ia hadapi. Kini Nata hanya bisa termenung sambil terus membayangkan hari-hari indah yang terlukis saat ia bersama Ike, belum lama memang, tapi sedikit goresan kebahagiaan yang Ike berikan kepada dirinya sungguh sangat tidak mungkin untuk dilupakan.

Disisi lain, Ike kini tengah menikmati bekal makan siangnya di meja kantin bersama dengan teman satu-satunya di sekolah ini, Vanesa Monica. Mereka makan sambil terus bercanda tawa lepas seolah tanpa beban tidak sekalipun mereka kehabisan topik pembicaraan. Entah sadar atau tidak, di satu sudut ruangan ada seseorang yang terus memperhatikan aktivitas mereka berdua. Entah Ike atau Vanes yang di awasi, tetapi hal tersebut tidak mengurangi gelak tawa yang keluar dari kedua gadis remaja yang tengah menghabiskan waktu istirahatnya di kantin meski bekal makanan mereka sudah habis.

Vanes sesungguhnya menyadari bahwa tawa yang dikeluarkan oleh Ike adalah tawa palsu. Tawa yng keluar untuk menutupi segala rasa bimbang yang memenuhi hatinya dalam beberapa hari kebelakang. Sebagai seorang sahabat, tentunya Vanes tidak ingin melihat temannya terus berada dalam situasi yang serba tidak enak seperti sekarang ini. Ia ingin sahabatnya kembali ceria dan lepas dari bayang-bayang rasa kecewa. Ia akan mencoba membantu, meskipun ia sendiri tidak tahu permasalahan yang sedang dihadapi oleh sahabatnya ini. Maka dari itu, ia kini akan mencoba untuk menjadi detektif hati, detektif yang mampu menguak segala permasalahan hati setiap insan yang sedang terjangkit virus galau.

" Ehm. Ke, sebenarnya gimana kelanjutan hubungan lo dengan kak Nata?" Vanes langsung to the point menanyakan topik yang sudah beberapa hari ia pendam. Sementara yang ditanya langsung gelagapan dan sedikit terperanjat karena sama sekali tidak menduga bahwa sahabatnya akan menanyakan hal tersebut. Ike bingung mau menjawab apa karena dia sendiri tidak tahu sebenarnya masalah apa yang ia hadapi. Ia beranggapan bahwa dirinya saja yang terlalu berharap lebih sehingga berujung kecewa.

"emm, emang kenapa? Kok nanya kaya gitu?" Ike menjawab dengan nada agak ketus. Memang Ike akan menjadi sangat sensitif begitu mendengar nama orang yang disebut Vanes tadi terdengar dalam indera pendengarannya. Ike pun sejujurnya ingin mencurahkan segala kebimbangan rasa yang melanda dirinya sejak seminggu yang lalu, tapi ia masih sedikit kikuk untuk bercerita tentang hal-hal yang berbau romansa. Sungguh, Ike tidak kuat jika harus memendam apa yang ia rasakan ini sendiri, ia ingin mencurahkan semua isi hatinya pada temannya, tapi ia merasa bahwa saat ini belum saatnya.

"Sudahlah Ke, lo cerita saja sama gue. Gue udah gak tahan ngelihat lo kaya gini terus. Bagaimanpun juga gue sahabat lo. Gue ingin tahu dan membantu sahabat gue. Ini memang sulit buat lo, tapi gue yakin, dengan berbagi perasaan lo bakal ngerasa lebih baik. Dan mungkin aja lo jadi nemuin solusi yang paling pas." Seketika kultum dari Vanes keluar. Sama seperti Nata yang memiliki Edo, Ike pun memiliki Vanes yang lebih jago dalam urusan dunia romansa. Terlebih Vanes bisa sedikit lebih dewasa ketika menghadapi segala permasalahan, oleh karena itu tidak mengherankan jika ia bisa dengan mudah paham akan permasalahan sahabatnya.

Unconditional Feeling (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang