sebelum baca jangan lupa vote ya, selesai baca jangan lupa comment.
~~~~
komunikasi adalah kunci, kecewa adalah buah gagalnya komunikasi. Dan luka adalah akhir cerita dari gagalnya komunikasi
Pagi ini matahari bersinar dengan begitu cerah memberikan kehangatan bagi setiap insan yang berjalan mengejar waktu demi mengejar impian mereka. Cuaca memang sangatlah cerah tapi tapi tidak dengan suasana hati Ike. Ike merasa benar-benar malas untuk beraktifitas, bahkan untuk berangkat ke sekolahpun ia harus dipaksa dan diceramahinya oleh mamanya terlebih dahulu. Hal ini terjadi tidak lain karena kejadian kemarin sore dimana dia jalan bareng Nata, bukannya senang dan berbunga-bunga yang ia dapat tapi justru kekecewaan yang mendalam yang ia peroleh. Kekecewaan yang memuncak karena selama bersama Nata kemarin, seolah menjadi manekin yang bisa makan ia dianggurkan dan tidak diajak berkomunikasi sama sekali. Hal ini juga yang membuatnya meragukan perasaanya terhadap Nata.
Dengan langkah gontai, Ike masih menelusuri lorong sekolahnya yang mulai ramai dengan berbagai aktifitas remaja yang berlalu lalang keluar masuk ruangan. Seolah dirantai untuk tidak pergi kemana-mana Ike berjalan ke kelasnya dengan langkah berat yang diseret dan wajah yang begitu murung dan ekspresi yang sukar untuk ditafsirkan.ike sudah benar-benar seperti zombie yang tengah sekolah. Ike pun akhirnya mendaratkan tubuhnya di singgasana yang sudah lebih dari enam bulan ia duduki selama sekolah di SMA Pancasila ini. Entah ia akan bisa menikmati pelajaran atau tidak, yang pasti ia tidak akan menodai presensinya yang masih bersih dari kata bolos.
*****
Waktu terasa berjalan dengan sangat lambat, satu menit terasa seperti satu jam, satu jam seperti satu minggu, itulah yang Ike rasakan saat ini. Hingga akhirnya bel istirahat berdering dan itu artinya sudah saatnya Ike mengisi perutnya yang sudah berbunyi sedari tadi. Masih dengan langkah gontai ia menyusuri lorong sekolah yang mengarahkannya menuju surganya makanan disekolahnya. Bukan bahagia yang ia rasakan sekarang, ia benar-benar malas untuk menjalani harinya saat ini, namun saat melewati sebuah ruangan ada satu hal yang mengusik indera pendengarannya. Ike mendengar suara orang bernyanyi dan bukan dengan suara cempreng atau sejenisnya, suaranya benar-benar merdu dan menggugah rasa penasaran untuk tetap menikmati lantunan suara petikan gitar dan orang bernyanyi tersebut. Tanpa ragu Ike melangkah menuju ruangan tersebut dan dengan tubuh mungilnya Ia mencoba mengintip siapa gerangan yang sedang bernyanyi. Sayang, tinggi badannya yang semampai sangatlah membantu dia untuk kembali merasa kecewa karena tidak bisa melihat orang tersebut.
I drove by all the places we used to hang out getting wasted
I thought about our last kiss, how it felt, the way you tasted
And even though your friends tell me you're doing fine
Are you somewhere feeling lonely even though he's right beside you?
When he says those words that hurt you, do you read the ones I wrote you?
Ike sedikit terkagum-kagum dengan indahnya suara orang tersebut, rasa penasaran semakin mengendalikan diri Ike untuk terus mencoba mencari tahu siapakah orang tersebut. Dia tidak ingin mati penasaran dengan tidak berhasil mengetahui siapa orang tersebut karena selama ia sekolah disini ia belum pernah menjumpai orang dengan suara semerdu ini. Ia terus berjinjit bahkan mulai melompat kecil agar bisa lebih menjangkau tingginya jendela. Hati Ike bersorak, bukan karena berhasil melihat orang tersebut, tetapi karena improvisasi dari cowok tersebut benar-benar membuat hatinya bergetar.
If today I woke up with you right beside me
Like all of this was just some twisted dream
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Feeling (Completed)
Teen FictionCOMPLETED Aku tidak bisa memilih mana yang terbaik dari dua pilihan yang sama baiknya. Aku memang egois, dengan menginginkan kalian berdua untuk terus bersamaku. Tapi kini aku sadar bahwa aku tidak bisa selamanya menggenggam dua hati yang terlalu ba...