Dahyun baru saja selesai mengerjakan tugas matematikanya. Dirinya bangkit dari kursi meja belajar lalu turun kebawah untuk mengampil ponselnya yang tertinggal di meja makan. Terlihat mama dan papanya sedang entah mengorolkan apa di ruang tengah.
"Hai ma, pa" sapanya selagi menuruni tangga.
"Hai sayang" sapa ayahnya, ibunya tersenyum begitu melihat Dahyun.
"Mama sama papa lagi ngobrolin apa?" Tanyanya, yang memang penasaran sejak tadi."Kakak kamu mau pindah ke sekolah kamu. Katanya sekalian jagain kamu" Dahyun spontan terkejut.
"Oh bang Kai" balasnya dengan ekspresi paham.
" EH, SERIUS MA!"
"BANG KAI KAN SEKOLAH DI NEW YORK. BUAT APA SUSAH SUSAH SEKOLAH DISINI. GOBLOK BANGET SUMPAH"
"Hush! Dahyun ih Mulutnya"
"Kai bilang katanya dia gak betah. Nilainya turun terus, jadi dia minta satu sekolah aja sama kamu. Kan sekolahnya bagus juga"
Setelah menetralkan perasaan terkejutnya Dahyun hanya mengangguk, lalu kembali ke kamarnya lagi. Wajar saja sih jika tadi ia begitu terkejut, pasalnya sang kakak sudah dengan susah payah mengikuti tes sekolah di New York, Dahyun tahu itu tidak mudah dan mungkin juga kakaknya harus meninggalkan teman temannya yang baru saja di dapat di sana.
"Heran punya abang goblok banget" gumamnya terus menyalahkan Kai.
"Telpon aja ah"
'Tutt tutt'
"Halo?"
"BANG! LO GOBLOK APA GIAMANA SIH! MASA TEGA PINDAH SEKOLAH KE SINI. KAN SAYANG BANG, SAYANGG TINGGAL SETAHUN LAGI DAN LO BAKAL JADI ALUMNI SEKOLAH SANA!. ASDFGHJKL!"
"Apasih de, lebay banget. Gue juga ga betah sekolah di sini. Lo belom ngerasain aja. Mana nilai gue turun terus, duh serasa percuma gue. Gue kan pinter tuh, kalo gue pindah ke sekolah lo. Yang ada gue juara umum terus hahah" btw, kupingnya kai udah mau budeg gegara teriakan Dahyun.
"Ish! Jangan belagu lo, ntar jatoh malu sendiri" kata Dahyun diiringi kekehan
"Ye bukannya amin juga. Udah ah, gue mau packing. Lo ganggu banget"
"Dasar tai" kekehnya setelah sambungan terputus. Lalu ia telentang di kasurnya, menerwang keajadian apa saja yang terjadi hari ini. Ia meladeni pikiran pikirannya yang melayang ke mana mana. Dan ia teringat laki laki tadi. Mingyu.
"Duh kenapa gue maen ngangguk aja ya di ajak tu item" gumamnya dengan suara kecil.
"Turun dah harga diri gue!" Kini nada suaranya mengeras dan terkesan kesal.
"Tuh makhluk item pasti sengaja! Ih dasar bocah setan, pake sok sok peduli lagi"
Dahyun terus saja menegeluhkan apapun itu tentang Mingyu, sok baik, sok ganteng, sok pinter. Semuanya ia pandang jelek, dari hati sampai kaki ia tidak menyukai laki laki itu.
'XI.IPA3' s GRUP
Joshuah : lo semua pasti pada belom kan pr mtk pak dujun
Joshuah : gue udah neehh
Seungkwan : bacot tai
Jungyeom : halah gaya lu josh, pling jg salah semua
Joshuah : pada elo, kerjanya nyontk doang