Enam

912 123 4
                                    

Kembali ke hari senin adalah keinginan bagi murid murid rajin. Tapi jangan tanyakan pada mereka murid yang malas. Kalau bisa, tidak usah sekolah tetepi bisa cerdas, itu mungkin kringinan mereka. Dan yang pasti Mingyu adalah salah satunya.

Entah sudah keberapa kalinya Mingyu menghela nafas kasar. Bukankan hari ini katanya akan ada murid baru? Bukan itu sih sebenarnya yang sedang dipikirkan Mingyu. Tapi jika si murid baru adalah Nayeon,  itu mungkin juga jadi masalah.

Ia rasanya jadi ingin pindah sekolah juga. /Lebay gyu.

Ia tidak siap bertemu dengan Gadis itu setelah satu tahun lebih tidak melakukan kontak apapun. Ia menyiapkan diri dari semalam, merangkai kata kata yang pas yang mungkin saja akan ia ucapkan kala dirinya bertemu Nayeon nanti. Mungkin hanya untuk sekedar menyapa atau memberikan kejelasan hubungan mereka, itupun jika Nayeon sudah tak ada rasa apa apa lagi untuknya. Laki laki itu sudah siap, karena dirinya juga sudah tak mempunyai rasa lagi pada gadis itu. Tapi jika Nayeon masih dengan rasa yang sama dan tidak berubah? Seperti yang ia pikir tadi, ia akan memberikan kejelasan hubungan mereka sekarang.

Walaupun begitu, rasanya ya aneh saja. Sesiap apapun, dirinya semalam. Pagi ini tetap saja dirinya merasa tak siap/apasih

Sesampainya di sekolah, sudah banyak murid murid yang datang. Koridor sudah ramai, terisi dengan macam macam kegiatan, ada yang segerombolan murid perempuan yang sedang bergosip, ada yang pacaran di sudut lorong, ada juga yang berdiri sembari  membaca buku di dekat jendela koridor.

Ia masuk kedalm kelas dengan wajah lesu. Joshua yang melihat itu lantas menghampiri Mingyu.

"Lo kenapa gyu, tumben ga semangat gini"

"Iyadeh, kaya mayat idup" sahut Jungyeon menimpali.

Mingyu menatap malas keduanya.
"Belom sarapan" jawabnya--terlalu alibi. Joshua mengerutkan alisnya heran, ia tahu jika itu bukan jawaban yang sebenarnya. Tapi lebih baik jika sekarang itu ia biarkan. Atau lebih baik jika ia pura pura tak tahu dulu.

"Yaudah, nih kerjain pr kimia. Ntar di gantung pak Woohyun tau rasa lo"

Mingyu mengangguk lalu mengambil buku latihan kimia yang baru saja di serahkan Joshua. Ekor matanya sedikit melirik ke meja Dahyun yang terletak dua baris di depan mejanya. Lalu kembali menatap buku pr itu dengan lesu.

Dahyun bukan tidak menyadari perubahan sikap Mingyu, hanya saja ia pura pura tidak tahu--seperti yang di lakukan Joshua-- bukankah terlalu aneh jika Dahyun datang dan menanyakan keadaan Mingyu sekarang? Iya, baginya itu hal aneh.

Ia memilih menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel. Sampai Momo datang dan mengajaknya ke perpustakaan.

"Mo, ntar jalan yuk. Ke mana gitu" ajak Dahyun setengah berbisik. Karena mereka berada di perpustakaan.

Momo sedikit menimang nimang. Lalu ia tersenyum dan mengangguk.
"Minggu aja ya" Momo menawarkan, dahyun balas tersenyum "okelah. Lagian, hari minggu tuh hari yang menurut gue paling ngebosenin" jelas Dahyun di sambut kekehan Momo.

***

Lagi lagi Mingyu di suruh membersihkan gudang karena ketahuan membolos. Mungkin dia juga sedikit menyalahkan Bu Hyeoyeon karena mengajar bahasa Indonesia dengan bosan. Atau itu hanya alibi Mingyu saja karena malas. Untung saja tadi Hoshi tidak jadi ikut. Jika iya, mungkin ia juga akan berakhir sama seperti Mingyu.

"Asoy! Masa iya gudang dibersihin, percuma juga! Kaya gaada kerjaan laen aja!" Makinya kesal.

"Asoy bat tuh Pak Kyuhyun ngehukum orang seenak jidat"

"Ini juga kenapa mesti kotor sih!"

"Ohiya, namanya juga gudang"

Ia terus saja bermonolog, sampai ada seseorang yang masuk ke ruangan itu.

Hating  | DahgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang