Dahyun mengerjakan pr kimianya dengan serius. Tangan kanannya dengan lihai menulis dan menghitung rumus rumus disertai angka angka yang bisa membuat kepala pening.
"Anjir ini nomer tiga apaan dah?!" Serunya frustasi.
Namun setelah mati matian mencari isian dari soal nomor tiga, ia akhirnya bernafas lega. Tapi lagi lagi ia jadi kelimpungan begitu melihat ternyata masih ada dua belas soal lagi.
Dabes.
Mampus saja. Salahnya tadi mendahulukan tugas bahasa Inggris dan memainkan ponsel. Salahnya juga mengapa tugas yang akan dikumpul besok malah baru di kerjakan malam ini. Seharusnya, ia tidak boleh bersantai santai kemarin. Seharusnya ia mengerjakan ini lusa atau kemarin saja, bukan malam ini.
Seharusny- /ahsudahlah
Ia melirik jam kecil yang ada di meja belajarnya. Matanya membulat begitu melihat ternyata sudah pukul sebelas malam. Dan ia memulai belajar pukul setengah delapan.
Selama itu kah ia belajar?
Tidak. Satu jam waktunya justru ia buang dengan bermain ponsel. Hingga ia bosan, barulah ia kembali melanjutkan tugas sekolahnya. Tapi karena tak kuasa menahan kantuk lagi. Dahyun memutuskan untuk langsung tidur, tanpa memperdulikan pr nya.
"Peduli setan. Mending gue tidur ah"
***
Dahyun dengan malasnya berjalan ke sekolah. Abangnya sendiri malah berangkat duluan meninggalkannya karena katanya ingin menjemput Krystal. Entah sudah berapa kali mulutnya mengeluarkan umpatan umpatan mengenai Kai.
"Abang jahat! Balik aja sono ke Amrik!" Umpatnya, yang entah sudah kesekian berapa.
Perjalan yang seharusnya ditempuh selama lima belas menit serasa menjadi satu jam bagi Dahyun. Sebenarnya bukan masalah jalan kaki sih, melainkan rasa kesalnya terhadap Kai yang lebih memilih mengantar Krystal dan meninggalkannya berangkat sendirian. Maksudnya, dimata Dahyun Kai menjadi lebih mementingan orang lain ketimbang adiknya sendiri.
Mungkin bisa dikatakan cemburu antara adik dan kakak.
Ia memasuki kelas dan duduk di bangkunnya. Tasnya ia letakkan asal di atas meja, dan tangannya bersila didepan dada dengan pandangan mata yang menyebalkan.
Tak lama, ia ingat pr yang ia kerjakan semalam. Dan ingatannya seakan menjadi lebih tajam, apalagi saat ia mengingat jika baru menyelesaikan tiga buah soal.
Tentu saja Dahyun panik, Momo belum juga datang. Padahal biasanya jika belum menyudahi pr nya ia akan menyontek dengan Momo, berhubung Momo belum datang maka Jungyeon adalah harapannya kali ini.
Ia dengan tergesa mendatangi bangku Jungyeon yang berada pada barisan ketiga yang dekat dengan jendela. Jungyeon tetlihat sibuk menulis sesuatu.
"Jungyeon! Nyontek kimia ya! Pliss yeon, kali ini aja deh. Nanti kalo lo mau nyontek sama gue, gue contekin juga. Ya!"
"Aduh hyun, sorry banget nih tapi gue lagi ngerjain nomer empat belas. Nanti aja deh ya, kalo udah selesai gue kasihin ke elo" kata Jungyeon, masih tetap fokus mengerjakan pr nya
"Yaa terus gimana dong!"
"Yaudah deh kalo gitu tunggu bentar" Jungyeon lalu melanjutkan kegiatannya mengerjakan pr.
Namun sayangnya, Ibu Soyeon sudah memasuki kelas karena bel sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu tanpa Dahyun sadari.
Ia pasrah, lalu kembali duduk di bangkunya dengan lesu.
Ada seseorang yang memasuki kelas setelah semua siswa baru saja memberi salam pada Ibu Soyeon.
"Maaf bu, saya terlambat. Tadi jalanan macet karena ada kecelakaan lalu lintas"