tiga

1K 136 9
                                    

"Eh balikin pulpen gue! Itu ada tandanya noh!" Hoshi mencoba mengambil pena yng kini tengah ia rebutkan dengan Hanbin. "Enak aja! Gue baru beli kemaren coy. Neh masih ada segelnya" balas Hanbin tak terima.

"Tapi ini ada tanda ditutupnya. Berarti itu punya gue oneng"

"Lah lah lah" Hoshi mengambil pena itu secara paksa, jelas saja hanbin emosi.

"Anjirr balikin woy!"

Pada satu detik sebelum Hanbin berbicara barusan. Hoshi sudah kabur keluar kelas.

"Ini anak udah pada gesrek semua dah" ucap momo geleng geleng, sembari meletakkan tasnya di meja.

Tak lama tetlihat Dahyun baru memasuki kelas. Wajahnya sama sekali tak menampakan senyum, yang ada hanya wajah ditekuk dan matanya yang berapi api.

"Kenapa wey" tanya momo

"Gapp" balasnya jutek.

"Gppa ih, cerita aja sama gue" tawar Momo.

Dahyun menghembuskan nafasnya kasar.

"Abang gue tolol banget sumpah, masa dia mau pindah sekolah ke sini!" jawabnya menggebu gebu.

"Oh, bang kai? Asoy ketemu mantan dong"

"Halah paling juga dia gamon, diatuh masih belum bisa ngelupain ka krystal"

"Untung ganteng dah!"

"Emang mau digibeng tu orang!"

"Kalo gini sih gue setuju. Bang kai emang goblok. Jauh jauh pindah sekolah dari luar, eh malah satu sekolah sama mantan terindah"

"Tolol bat sumpa"

Lalu percakapan mereka terhenti ketika Joshua dan Mingyu memasuki kelas. Bukan karena apa, tapi karena suara tawa mereka yang begitu terdengar berisik.

Joshua yang pertama memasuki kelas, disusul mingyu di blakangnya dan Jungyeom-sepupu Mingyu. Setelah itu dengan gaya sok cool nya mereka berjalan ke arah bangku masing masing. Mingyu pun buru buru mengeluarkan buku tugas dan menyalin pr kimia milik Joshua.

"Banyak banget anjir" keluh Mingyu

"Udah enak lo di contekin, masih aja cerewet" balas Joshua tak terima





















"EH TAU GAK! SI DAHYUN TUH TADI BERANGKAT BARENG MANTAN KA KRYSTAL WOY! ASOY BAT! GOSEP NEH!" Tiba tiba Seungkwan koar koar ga jelas di depan pintu. Reflek beberapa murid yang ada di kelas menoleh kearah Seungkwan untuk memastikan. Dahyun juga menoleh, bedanya ekspresi nya biasa saja.

"Iya woy beneran!" Ulangnya lagi.

Dahyun berdecak kesal. Matanya menoleh kearah Seungkwan dengan tatapan tajam.

"Dia abang gue goblok. Baru pindah hari ini. Gapercaya tanya orangnya, kalo ga, tanya emak babe gue sekalian" kata Dahyun nyolot. Semua siswa kembali pada aktifitas masing masing, omongan seungkwan emang ga ada yang mutu, semuanya juga tahu.

"Ya emang ada cowo yang suka sama tu anak! Galaknya aja udah kaya kuda kepang makan beling ahahah" celetuk Mingyu.

"Lah kemaren lo bilang gajah ngamuk, sekarang kuda lumping gyu" Hanbin menimpali

"HAH!"

Dahyun menatap Mingyu garang, lengan kemejanya ia gulung sampai siku. Lalu memasang kuda kuda andalannya siap untuk menerkam.

"SINI LO SETAN"

***

Kini Mingyu dan Dahyun tengah berbaring pada masing masing bangku yang ada di rooftop sekolah. Peluh sebesar jagung menetes dari pelipis mereka, keduanya menghela nafas lelah.

Mereka menutup mata, tetapi tidak tidur. Jadilah suasana yang begitu canggung.


"Eh bukannya udah bel ya?" Mingyu bersuara, namun masih dalam keadaan berbaring dan menutup mata.

"Iyasih, tapi bolos sekali sekali gapapa kali ya" jawab Dahyun, atau lebih tepatnya jawaban itu mengarah kepada dirinya sendiri.

"Tiati, bolos sekali bikin nagih" sahut Mingyu diiringi kekehan. Dahyun tersenyum miring.

"Ye bukannya elo, sering banget bolos"

Kali ini mereka terdiam lagi, sama sama menikmati keheningan yng mereka ciptakan. Dan entah mengapa, Dahyun enggan bangkit dari posisinya sekarang atau kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran Seni yang tengah membahas tokoh musik terkenal, Rafmaninof dengan karya besarnya.

Kali ini saja. Ia ingin merasakan bagaimana membolos bersama seorang Kim Mingyu.

Yang banyak di eluh eluhkan teman temannya itu.

Toh selama ini ia juga belum pernah sekalipun membolos barang satu pelajaran pun. Karena ia tahu aturan itu juga akan bermanfaat bila dipatuhi. Tapi kali ini ia tidak mematuhinya, berarti ia tidak akan mendapatkan manfaat.

"

Gyu, lo pernah punya pacar? Pacaran rasanya gimana ya?" Tanya Dahyun asal /banget.

"Pernah tuh, ya enak enak aja sih. Tapi diawal doang, ga lama itu semuanya pasti berakhir. Kalo ga elo ya pasti si doi yang mutusin, dengan seribu satu alasan. Bosenlah, selingkuhlah, apalah. Ya gitu deh"

Mingyu berterus terang. Ada benarnya juga sih, semuanya akan mengalami fase fase yang kasat, atau tak kasat mata. Diawali pandangan pertama, hati yang berdebar, lalu bahagia bersama. Tapi tiba tiba orang yang bahagia bersamu itu meninggalkanmu. Menyisakan memori bahagia namun jika di ingat akan terasa perih dan tak ketinggalan, meninggalkan luka, hanya luka perih yang membekas dan tak kunjung hilang.

Mingyu membuka matanya, kemudian merubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi duduk. Bangku yang ia duduki berada tepat berhadapan dengan bangku tempat Dahyun berbaring. Matanya terus mengarah ke gadis itu, memperhtikan lamat lamat mulai dari mata, hidung, bibir, hingga ujung kakinya yang berbalut converse putih.

Ia meyakini gadis itu tengah tertidur.

Sekarang adalah jam pulang, dan jangan tanya mereka sudah bolos berapa mata pelajaran. Mingyu sih masa bodoh, tapi Dahyun? Oh tadi ia sudah bilang 'sekali sekali'.

Mereka membolos, namun hanya menghabiskan waktunya untuk tidur. Benar benar membuang waktu.

Tak ingin berlam lama ada di tempat itu, Mingyu segera beranjak dari tempat. Tangannya terulur memegang pergelangan tangan Dahyun lalu menggoyangkannya.


"Hyun bangun wey, udah pulang nih"












"Eh item ngapain lo!"

_______

Hai haiii
Sip, aku balik lagi dengan ceritaku yang super duper amburadul ini eheheh.
Maafkeun bnyak typo dan kerandoman cerita ini ya eheheh

Tunggu part berikutnya yak eheheh

Eheheh
Eheheh
Eheheh


Jangan lupa vomment!

Hating  | DahgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang