empat belas

727 113 4
                                    


Jam sudah menunjukkan pukuk 07.45 diamana lima belis menit lagi bel masuk akan berbunyi. Semua siswa dan siswi satu persatu mengisi bangku kosong tempat mereka biasa belajar.

Dahyun mendengus. Ia berharap anak itu tidak usah masuk sekolah saja sekalian. Ia sudah terlanjur sakit hati dengan apa yang dikatakan Nayeon tadi.

Cih, pho? Bangsat sekali.

Dahyun ingin menjambak rambut Nayeon saat itu juga. Kesalnya bukan main. Sekarang ia jadi gelisah sendiri.

"Pagi Hyun"

Suara seseorang yang ia kenal membuatnya menoleh. Ia menatap orang itu dengan pandangan tak dapat diartikan. Lalu matanya beralih memandang kedepan. Menghiraukan anak itu.

Mingyu-- yang tadi barusan menyapanya seketika kebingungan.

"Hyun, lo kenapa?"

"Gapapa. Mendingan lo minggir deh. Cepetan ke bangku lo sana, kalo bisa gaudah ngomong lagi sama gue"

Mingyu berjalan ke bangkunya dengn raut bingung.

Setelah bel istirahat berbunyi, Mingyu membereskan berbagai barang yang terletak di atas meja. Ia berniat ke kantin bersama Hoshi dan para sahabatnya. Ia melirik ke depan. Ternyata meja Dahyun sudah kosong. Entah ada apa, yang jelas Mingyu heran melihat perubahan sikap Dahyun padanya. Walau dulu Dahyun tak begitu menyukai Mingyu, tapi lagaknya juga tak seburuk tadi. Dahyun baru saja mengabaikan Mingyu. Dan cowok itu tahu kika diabaikan rasanya sangat tidak menyenangkan.

"Mingyu! Kantin bareng yuk!" Nayron berdiri diambang pintu, mengajak Mingyu ke kantin. Ke tiga sahabat nya menoleh ke arah Nayeon lalu ke atah Mingyu dengan pandangan seakan mengatakan yang sabar ganteng. Ga.

Mingyu ingin menolak tapi tak enak juga dengan Nayeon. Alhasil ia hanya mengangguk pasrah. "Iya"
"Gue duluan manteman. Bai"

Keadaan kantin yang sangat ramai membuat siapa saja menjadi gerah dan tak sabaran, ditambah lagi hanya tinggal beberapa meja yang kosong. Namun itu semua tak mengurungkan niat para pelajar yang memang butuh asupan makanan saat itu juga.

"Mingyu, duduk situ aja yuk" Nayeon menunjuk bangku yang sudah terisi oleh Dahyun, Momo, Jungyeon dan Yeri.

"Yaudah ayo"

Tentu saja Nayeon mempunyai niat terselubung. Rencananya kali ini mungkin akan berhasil, mengingat kantin adamah tempat ramai. Pas sekali jika ingin mengejek orang lain dengan suara keras.

"Permisi. Kita mau duduk di sini bolrh kan?" Tanya Nayeon dengan nada di buat buat.

"Ya tinggal duduk sih" jawab Yeri sewot.

Entah bagaimana ceritanya. Kini Dahyun dan Momo menjadi akrab dengan Yeri. Terkadang juga mereka bersama dengan Seulgi.

Nayeon duduk dengan angkuhnya, diikuti Mingyu. Kini suasana berubah menjadi canggung.

Dahyun terus melahap makanannya tanpa menghiraukan kedatangan dua makhluk itu, ia dengan lahap memakan sushi kesukaannya.

Masa bodoh.

"Duh harga cabe turun ya Gyu. Gue ngerasa prihatin" Nayeon berkata dengan sengaja. Volume suaranya juga sengaja dibesarkan.

"Hm" Mingyu tak berniat menanggapi.

"Hahaha apalagi sekarang banyak cewe pho. Gatau malu banget"

Seketika Dahyun menghentikan aktifitasnya. "Jaman nyindir? Kalo nantang ya terang terangan" ucap Dahyun.

Momo dan Jungyeon mengernyit heran. Sedangkan Yeri kini memasang ekspresi congkak, ia merasa cukup mengetahui situasi saat ini.

"IYA NJING LO PHO"

"Cih, ada cowonya aja belagu" kata Yeri sarkastik. Jangan remehkan Yeri jika ingin adu mulut.

"Diem lo cabe"

"Gue? Cabe? Lo pikir gue cewe yang berani cuma deket pacar doang? Hihiw ngaca jing!"

"Gur gada urusan sama lo ya!"

"Kalo gue mau ada urusan sama lo, lo mau apa?"

"Udah yer, cewe cem dia ga usah di ladeni. Cape aja Yer mulut lo, kesian. Heh enger ya, gue punya orangtua, gue diajarin buat jadi anak yang paling enggak ga buat mereka malu. Jadi, gue ga bajak ngelakuin hal sampah yang kaya lo bilang. Jadi cewe jangan terlalu menel deh, nanti kebuang baru tau lo"

"Dan lo Mingyu, ajarin cewe lo sopan santun"

***

"Bye semuaa, kita duluan ya~" pamit yari dan seulgi dari dalam mobil. Yeri dan Seulgi dijemput Jungkook menggunakan mobil, dan didalam sana juga sudah ada Jimin. Tadi menawari Dahyun dan Momo untuk pulang bareng, namun mereka menolak. Bisa jadi racun nyamuk nanti.

"Bai Hyun. Gue duluan, tiati banyak terong wkwk"

Dahyun hanya menyunggingkan senyum sembari melambai kan tangan ke arah Momo yang sudah masuk ke mobil.

Dari arah belakang, ada yang memegang bahunya. Dahyun pun berbalik, dan mendapati seorang Mingyu yang kini berada di hadapannya dengan wajah kusam dan seperti ingin marah?

"Hyun, tolong jelasin sama gue. Lo ada apa sama Nayeon?"

Dahyun membuang muka. "Udah deh Gyu, mending lo balik. Jauhin gue dan jaga dah itu cewe lo, sekolahin itu mulutnya yang kalo ngomong suka asal ceplos aja"

Mingyu mengernyit. "Gue ga punya pacar astaga. Emang pacar gue siapa?"

"Nayeon lah"

"Heh! Ngarang. Mana ada, adanya dia itu mantan gue, dia juga maksa gue buat balikan tapi guenya ga mau"

"Ih orang Nayeon nya sendiri kok yang bilang" tangan Mingyu memegang kedua bahu Dahyun, membuat tatapan mereka kini terkunci. Dahyun akui, Mingyu memang tampam jika dilihat dari dekat. "Jangan pernah dengerin Nayeon. Dia kali yang pho"

"Lah?"

"Gegara dia, gagalkan gue deket deket elo"

"WOY INI TROTOAR WOY PINGGIR JALAN. MAEN NGEGAS AJA"

Hanbin berteriak dari gerbang yang tak jauh dari keberadaan mereka. Di blakangnya ia membonceng Hoshi yang kini hanya cekikikan.

Dan yang pasti, kino Dahyun tengah menahan malunya setengah mati.

-----

Ampuni aku wahai mbak nayeon😅 nayeon antagonis banget wkwk.

Heheh part ini pendek banget.


Jangan lupa vomment!♡

Hating  | DahgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang