enam belas [END]

1.2K 127 26
                                    

Seperti biasa, orang orang akan menanti akhir pekan. Hari dimana kebnyakan orang akan rehat sejenak dari pekerjaan yang melelahkan. Sama halnya dengan Mingyu. Cowok itu kini sedang duduk di sofa, menonton serial tv kesukaannya. Dengan mulut yang tak berhenti mengunyah snack kentang goreng yang ia pegang di tangan sebelah kiri. Walau ia tahu ia tak memiliki pekerjaan berat, tapi ia juga ingin mengistirahatkan otaknya yang penuh dengan pikiran-pikiran--meskipun tidak penting-- yang membuat otaknya sedikit lelah.

Ia di rumah sendirian. Mamanya sedang menjalankan aktifitas mingguan ibu-ibu, arisan.

Tadinya ia akan keluar bersama Minghao dan Joshua. Namun tidak jadi karena entah kenapa Minghao dan Joshua mengatakan tidak jadi. Baguslah, dengan begini ia tak perlu susah payah membuang uangnya untuk mebeli bensin.

Ngomong- ngomong. Sejak kemarin Mingyu masih kesal dengan Dahyun. Sifat gadis itu memdadak menjadi lebih mengesalkan dari biasanya. Mingyu juga tak tahu apa sebabnya,

Pms kali yak?

"Alah pusing gue"

Faktanya, hari libur sama sekali tak membuat pikiran Mingyu menjadi lebih segar. Yang ada, otaknya justru menjadi lebih banyak bekerja karena memikirkan hal hal tak penting yang dikehendaki Mingyu.

***

Dahyun masih fokus memandangi novel kesukaannya. Kenyataan bahwa hari ini adalah hari senin tak membuatnya tak semangat untuk sekolah sama sekali. Banyak kegiatan sekolah yang sudah ia rindukan dari hari sabtu.

Dahyun duduk di salah satu kursi yang tersedia di perpustakaan. Seorang diri. Awalnya bersama Yeri dan Momo, namun kedua sohibnya itu pergi duluan karena bosan dan tidak ada buku menarik yang ingin mereka baca.

"Dih kok guenya jadi deg degan" gumamnya pelan seraya membalik halaman buku.

"DAHYUN!1!1"

Sontak seluruh siswa yang berada di dalam perpustakaan menoleh ke sumber suara. Lalu kembali pada aktifitas mereka ketika hanya mendapati Mingyu yang berdiri di belakang tempat duduk Dahyun, memasang tampang watadosnya.

"Hish! Jangan teriak teriak njir, perpus ni" Dahyun bersumpah jika dirinyalah yang menahan malu karena teriakan Mingyu barusan. Sedangkan cowok itu kini menarik kursi disamping Dahyun, lalu duduk.

"Niatnya mau ngagetin, eh malah lupa kalo ini perpus" kata Mingyu cengengesan, dengan volume suara tak terlalu besar.

"Ish! Lagian tumben banget lo ke perpus"

"Mau liat Dahyun"

Blush

"Gembel"

Dahyun memilih tak menghiraukan makhluk itu. Ia tetap fokus membaca Novel itu, tapi--tentu saja- tidak bisa, karena Mingyu terus mengganggunya dengan telunjuk yang terus mencolek pipi Dahyun.

Merasa kesal, Dahyun meutup bukunya dengan kasar.

"Ganggu banget setan! Udah ah gue mau balik ke kelas"

"Eh eh! Tungguin!"

Mingyu grabak grubuk bangkit dari kursi karena ingin mengejar Dahyun. Sayangnya ia malah terjatuh karena tersandung kursi kosong di sebelahnya.

Dan seekali lagi, aksi konyolnya kembali disaksikan pengunjung perpustakaan dengan gelengan, bahkan ada dari mereka yang menahan tawa.

Malu nying. Bodo amatlah.

Untungnya Dahyun belum jauh. Gadis itu masih berjalan di depan perpus.

"Heh kera! Maen tinggal ae lo, gue sampe jatoh nih. Malu njir" Mingyu berteriak di belakang Dahyun dari jarak kira kira tujuh meter, ia berlari lari kecil ke arah Dahyun.

Hating  | DahgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang