lima belas

877 117 10
                                    

Dahyun dan Mingyu berjalan beriringan, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Keduanya masih mengenakan seragam lengkap beserta tas yang tergantung dipunggung.

Akhirnya mereka sampai di rumah Dahyun, atau lebih tepatnya bearada di depan gerbang.

"Makasih ya, udah nganter gue. Ngomong- ngomong nanti lo pulangnya gimana? Kan jauh banget kalo jalan kaki"

"Gampang itumah, minta anter Hoshi aja, rumahnya deket sini kan?"

"Iya"

"Besok gue jemput lagi, jangan kesiangan"

"Idih yang ada elo tuh jangan kesingan"





DEG

Tiba tiba Bibir basah Mingyu menyentuh pipi Dahyun. Sayangnya dengan gerakan sangat cepat.

"Good night princess"

Teriaknya sembari berlari menjauh namun masih mengarah ke dahyun.  Juga menahan malu, meinggalkan Dahyun yang kini berdiri seperti patung. Mencoba mencerna, apa yang baru saja terjadi.

Jantungnya serasa terpompa lebih cepat dari biasanya. Ada rasa aneh menjalar sekjuru tubuhnya yang entah bagiamana kini membuat Dahyun tak bisa menahan senyum.

Namun ia buru-buru menetralkan diri, tidak mau berlarut-larut dengan perasaan aneh itu.

Sepulangnya di rumah, Dahyun mendapati rumah dalam keadaan sepi. Ia celingukan, mencoba mencari keberadaan Mamanya, atau Kai, yang jelas keluarganyalah. Tapi nihil, ia tak menemukan mereka, yang ia temukan justru sebuah note kecil yang di tempel di pintu kulkas.

Hyun, kita mau ngejenguk oma di rumah sakit di Bandung. Ini mendadak banget. Maaf ya. Kalo kamu takut sendirian nginep di rumah Jungyeon apa Momo aja.

-Mama.

Dahyun mengernyit. Heran. Biasanya orangtua nya sangat jarang meninggalkan nya sendirian di rumah. Apalagi Kai juga ikut. paling tidak, seharusnya tadi Mamanya menelpon atau skedar memberi kabar melalui sms. Entahlah, mungkin ini sangat mendadak, pikirnya.

Ia lalu menaiki tangga, tak lupa sudah melepaskan sepatu. Lalu melepaskan tas yang tadinya berada di punggung kini beralih ia gantungkan di tangan kanannya, membuat tas itu terseret menyentuh lantai. "Ini semuanya tumbenan banget deh" gumamnya pelan.


***

Dahyun melihat Mingyu yang sudah standby di depan rumahnya. Biasa berangkat sekolah bareng, hal lazim yang pasti di lakukan jika orang sedang pdkt.

Bukannya senang, ia justru merasa err... malu?. Padahal seharusnya yang malu adalah Mingyu, si tersangka utama kejadian semalam. /Ambigu.
Tapi ya bagaimana, namanya juga perempuan, ga diapa apain aja malu sendiri yegak?.

Mingyu
Gue udah di depan rumah lo

Dahyun tersenyum tipis, merasa de javu. Hah, padahal kejadian itu baru beberapa minggu yang lalu. Setelah membaca pesan dari Mingyu, ia bergesa keluar dari rumah. Persetan dengan malu, toh bagaimanapun juga pasti ia akan bertemu dengan Mingyu.

Orang sekelas juga.

"Heh gue udah bersisik nungguin lo.pt2 nih!"

"Halah omongan lo basi. Udah ah berangkat, ntar telat lagi"

"Yailah sewot amat anak orang"

"Yang ngomong gue anak sapi siapa?!"

"Heheh iya iya. Sayang yuk berangkat"

Hating  | DahgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang