8-Badai

2.3K 150 0
                                    

Awan hitam tampak bergelantungan dilangit senja, kilatan cahaya mulai berseliweran. Ada sekepal hati kecil yang tengah dilanda kegusaran ketika melihat rintik-rintik bening mulai turun ke bumi.


Apa yang bisa dia lakukan sekarang? Seperti menanti sungai tak berhulu.


Apa yang dia harapkan dari sebuah pernikahan diatas janji? Apa yang dia harapkan dari keegoisannya, dia memilih hidup seperti ini, baik buruknya harus ia telan walau terasa menyesakkan.


Well, yang jelas Prilly saat ini sedang dilanda gundah gulana seperti orang patah hati.


Jelas saja karena Ulah Ali yang tak kunjung pulang.


Pria itu beberapa hari ini selalu menghabiskan waktunya diluar sana bersama gadis lain. Sedangkan Prilly yang notabene adalah Istri sahnya, hanya bisa menghela nafas panjang dan berusaha bersikap sewajar mungkin.


"Apa yang kamu mau beli? Mobil terbaru? Berlian? Tas brended atau sepatu? Atau. Busana rancangan desainer terkenal?"


"Tidak perlu! Aku sudah bosan membeli itu semua" tolak Prilly.


Ali mengernyitkan dahinya melihat keanehan Prilly. Wanita itu selalu saja menolak tiap jam makan siang dan malamnya ia ganti dengan hadiah super wow. Tapi sepertinya Prilly tak tertarik lagi.


Seperti itulah tiap kata yang Ali lontarkan untuk Prilly setiap dia pergi ke kantor. Dia selalu menolak makan siang bersama Prilly di Apartemen. Ada perasaan aneh yang menyusup dihati Prilly ketika tahu Ali selalu menghabiskan waktu istirahatnya hanya untuk pergi bersama gadis bernama Arumi itu.


Seperti saat ini, Prilly sedang menanti kepulangan Ali. Tapi sepertinya itu hanya sia-sia belaka. Apa yang Prilly harapkan? Menggapai sesuatu yang tak mungkin pernah bisa ia raih. "Ve, bisa cariin aku mangga muda? Aku ingin sekali memakannya.." Pinta Prilly dengan suara memelas ketika sambungan teleponnya telah terhubung dengan Veraya.



'aish! Untuk apa Prill? Ini bukan musim mangga lho, susah mencarinya. Apalagi saat ini hari akan turun hujan.'


"Ayolah Ve, jangan keterlaluan dengan sahabat sendiri, aku janji akan membelikan kamu tas mahal.." Tawarnya berbagai alasan.


'ini bukan masalah tas mahal Prill. Kamu pikir aku sahabat apaan? Okeelah, aku bakalan cari.. Tunggu aja!'


'klik'


Prilly menarik sudut bibirnya sehingga membentuk seulas senyuman. Ada rasa lega ketika Veraya mau mengabulkan permintaannya. Sebenarnya dia ingin meminta tolong pada Ali, tapi itu tak mungkin mengingat hubungan mereka yang kurang baik akhir-akhir ini.


Prilly duduk di sofa sambil menyalakan tv, tak ada acara yang bagus. Sampai beberapa kali dia mengganti Channel dan akhirnya dia menemukan film kartun yang lucu sehingga membuatnya tertawa sendiri.


Entah sejak kapan Prilly jadi menyukai Film kartun, padahal dia penggemar film dewasa bergenre Action atau pun romance. Mungkin sejak saat ini, sejak dia terkena syndrom Aliandre. Semacam Syndrom yang sulit diteliti namun efeknya begitu dahsyat!



**



Malam ini hujan benar-benar turun dengan derasnya, gemuruh hujan berpadu dengan suara petir yang menggelegar, membuat Prilly merapatkan selimutnya. Ali belum juga pulang, padahal dia sangat ketakutan sendirian di Apartemen dengan keadaan hujan dan bunyi petir yang nyaring seperti ini.


'Glegarrrrrrr!!!'


'"Aaaaaaaakkkkkkkk....!!"



Bersamaan dengan suara petir yang menyambar, Prilly juga ikut memekik. Wajahnya pucat pasi di iringi isakkan kecil.

Karena cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang