11

1K 86 0
                                    

"Fiona, kau bisa turun ke bawah sebentar?"tanya mama dari balik pintu kamarku.

Aku segera menutup buku yang sedang kubaca & mengikuti mama turun ke bawah bersama Stella. Aku bertanya-tanya ada apakah gerangan?!
Kulihat papa duduk di ujung sofa dengan wajah muram. Aku duduk di hadapan mama & Stella.

"Ada apa pa?"tanya Stella.

"Ada kabar buruk untuk kalian. Perusahaan papa bekerja sedang dalam pengurangan karyawan. Dan papa juga kena"

"Oh…"gumam Stella kaget seraya menutup mulutnya. "Papa….."

"Kita terpaksa harus melakukan penghematan. Dan salah satunya termasuk latihan balet kalian. Papa tidak bisa lagi membiayai kursus tari kalian"ujar papa muram

"Apa!? Tapi pa…"ujar Fiona panik

"Biaya kursus balet cukup mahal, Fiona. Kuharap kau mengerti"Kata mama

"Tidak apa pa. Kalau nanti papa sudah mendapat kerja lagi, kami bisa kursus lagi"kata Stella dengan sedih

"Terima kasih, Stella"kata papa bangga pada anak sulungnya. Ia menatap Fiona yang masih kaget.

"Aku tak ingin berhenti balet pa, apalagi kami berdua akan melalui audisi lagi untuk kelompok balet nasional!"

Papa terkejut dengan kabar dariku. "Benarkah? Kalian hebat sekali. Tapi sungguh, mengertilah,sayang.... papa tak sanggup membiayai kursus balet kalian lagi, nak"

"Tidak apa. Aku mengerti kok pa"kata Stella

Fiona berdiri dengan wajah tak suka. "Aku tak mau! Aku tak bisa berhenti balet di sini!! Aku tidak mau!"serunya seraya berlari menaiki tangga ke kamarnya

"Fiona…"panggil papa. Ia mengusap keningnya. "Fiona pasti masih tidak bisa menerima hal ini…"

Fiona segera masuk ke dalam kamar & mengunci pintu. Kubuka laci kecil samping ranjangku. Mengambil kotak musik & menyalakannya. Terdengar alunan musik dari kotak itu. Tak lama kemudian muncul pusaran angin yang mengelilingi dirinya. Dan perlahan pemandangan Kamar Fiona berganti menjadi ruangan misterius itu lagi. Ia melihat sosok wanita bersanggul yang keluar melalui pintu coklat & pintu itu pun menghilang.

Tubuhnya berdiri limbung saat pusaran angin itu berhenti berputar. Lalu Fiona mendekati meja di mana terdapat diary ajaib & duduk di hadapannya seraya mengambil bolpen di samping diary. Ia membukanya. Lalu berpikir sambil mengetuk-getukkan jari di meja. Mulutnya tersenyum & mulai menulis. Ia membaca sekali lagi tulisannya. Lalu ia bersandar dengan puas akan isi tulisannya. Dan tak lama kemudian Fiona terbawa angin yang kembali berputar membawa ke kamar tidurnya lagi

Fiona menaruh kotak musik itu & keluar kamar. Kembali menemui keluarganya di bawah. Ia melihat Stella masih duduk bersama orang tuanya.

"Fiona..."kata mama saat melihatnya turun.

"Maafkan aku tadi, pa. Aku hanya shock tadi"kata Fiona duduk & memeluk papanya.

"Tidak apa-apa nak..."ujar papa memeluk Fiona.

Kring....kring...kring.... Bunyi telepon....
Papa beranjak dari sofa menuju telepon tersebut & mengangkatnya. Ia terlihat serius sementara Stella & mama menatapnya dengan penasaran. Fiona duduk santai seraya menggoyangkan kakinya & bersenandung pelan.

"Oke, baiklah, saya mengerti, terimakasih..."ujar papa menutup telepon itu. Lalu ia balik badan & menatap mereka. "Tadi Maria pelatih balet kalian menelepon & memberitahu papa bahwa biaya balet Fiona dihapus karena bakatnya...."

"Apa?! Papa yang benar?!"seru Fiona kaget.

"Oh apakah hanya Fiona?! Aku bagaimana, pa?"tanya Stella kaget mendengarkan perkataan papanya tadi.

"Maria hanya menyebut nama Fiona saja, Stella"kata papa dengan muka sedihnya.

Fiona berdiri. "Yah mungkin memang sudah waktunya kau berhenti balet & biarkan aku yang bersinar nanti"ujarnya seraya berdiri dengan wajah senang.

"Ini tak mungkin! Bagaimana bisa aku tidak mendapatkannya?!"sseru Stella dengan nada panik & sedih. Kenapa Stella merasa semua jadi aneh sejak Fiona mendapatkan hadiah dari Anastasia?! Seakan semua keberuntungan berpihak pada Fiona.

"Stella, tenanglah..."ujar mama sedih. Ia tahu Stella anak yang berbakat & sangat mencintai dunia balet.

"Ini tidak adil ma..."gumam Stella sedih

"Dengarkan. Papa punya ide. Kita bisa menjual mobil & uangnya dipakai untuk biaya balet Stella. Bagaimana?!"tanya papa. Ia tahu anaknya sangat mencintai balet.

"Tapi pa..."

"Tidak apa, Stella. Nanti kita bisa beli lagi bila sudah ada uangnya"hibur papa.

Stella memeluk papanya seraya terisak bahagia. "Terimakasih banyak ya pa..."

Sementara itu Fiona memperhatikan mereka dengan tak senang. Ia berdecak kesal. Seharusnya ia yang merasakan bahagia. Tapi tak apa, ada kotak musik yang akan membantu, batinnya tersenyum licik. Semua orang yang meremehkannya selama ini akan mengagung-agungkannya. Mulai detik ini....



Tbc.....

Music Box (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang