12

944 77 0
                                    

"Wow....Fiona benar-benar mengalami banyak kemajuan ya"gumam salah seorang anak kursus balet yang sedang melihat Fiona menari balet dengan gerakan indah gemulainya.

"Ck...paling juga bentar lagi dia jadi robot lagi"sahut Valerie dengan sebal. Sejak Fiona bisa menari, tingkah gadis itu menjadi sombong. Valerie memang tak menyukai, ia lebih sreg dengan Stella yang baik & rendah hati. Begitu berbeda dengan Fiona yang sombong & tak bisa diatur.

"Bagaimana bisa ya ia jadi pandai menari?!"

"Kalau kuamati, ia jadi berubah sejak mendapat hadiah kotak musik itu loh"

"Ah ya benar, kau benar, Mell! Tapi kenapa bisa begitu ya?! Jangan-jangan ada jinnya di dalam hahaha..."

"Kalian jangan bicara ngawur ah"kata Stella.

"Apa yang dikatakan Melissa tadi ada benarnya juga, Stella. Sehari setelah itu, ia memang menari indah bukan?!"gumam Valerie pelan.

Stella terdiam. Ia menatap adiknya yang masih menari dengan alunan musik klasik. Wajahnya terlihat senang & bangga melihat semua anak mengagumi tariannya. Memang aneh, batinnya, biasanya ia akan menari dengan kaku. Tapi kini gerakannya begitu gemulai & indah seperti Margot Fonteyn. Tidak mungkin dalam waktu semalam ia menjadi begitu berbakat. Stella saja membutuhkan banyak latihan dalam beberapa tahun untuk menjadi sekarang.

----

"Bye bu, sampai besok"ujar Stella saat mereka hendak pulang. Sore ini Fiona & Stella pulang jalan kaki karena mobil mereka sudah dijual untuk biaya kursus balet Stella.

"Ya, sampai besok. Oya jangan lupa siapkan dirimu untuk audisi selanjutnya nanti. Kuharap kalian berdua bisa lolos"kata Maria. Ia masih merasa bingung dengan tindakannya kemarin yang mendadak ingin menghubungi orang tua Fiona & mengatakan bahwa ia membebaskan biaya bagi Fiona. Setelah menutup telepon, ia duduk dengan bingung. Tapi semua sudah terlanjur keluar dari mulutnya. Tak mungkin ia menarik semua perkataannya.

"Ya siap bu"sahut Fiona tersenyum senang, mendadak ia mendapat ide untuk diarynya nanti.
"Ayo, cepat kita pulang!"

"Sabar, Fiona"sahut Stella. "Btw, aku belum pernah melihat kotak musikmu, Fiona..."

"Oh hanya kotak musik biasa saja kok. Yang kalau di buka ada musik & bonekanya berputar"sahut Fiona

"Ya, tapi masa aku tak boleh lihat atau pegang?!"

"Hanya kotak musik seperti kotak musik pada umumnya kok. Tak ada yang istimewa"ujar Fiona terkesan menghindar tak ingin siapapun melihat atau menyentuh kotak musiknya.

Stella memperhatikan adiknya dengan curiga. Kalau memang hanya kotak musik biasa, kenapa ia seperti tak ingin Stella melihatnya. Ia menjadi semakin curiga karena Fiona selalu membuka kotak musik itu dalam keadaan kamar terkunci. Dan ia tak tahu di mana adiknya menaruh kotak musik itu. Kenapa begitu dirahasiakan?!
"Wah papa belum pulang..."ujarnya saat tiba di rumah yang masih kosong & gelap.

Fiona segera masuk ke kamarnya & mengambil kotak musik dari laci. Lalu ia segera membuka & mendengarkan suara musik mengalun dari dalamnya. Dengan segera ia kembali berada di ruangan yang sudah sangat dikenalnya. Dengan wanita bersanggul yang berjalan keluar melalui pintu yang segera menghilang. Fiona tak mengerti kenapa wanita itu selalu pergi saat ia tiba. Siapa wanita itu? Bakal wajahnya saja tak pernah terlihat olehnya. Fiona tersenyum berjalan menuju meja & langsung menulis diarynya.

-----

Sementara itu Stella baru saja naik menuju kamarnya setelah membereskan ruang tamu di lantai bawah. Ia geleng-geleng kepala ketika melihat adiknya yang langsung naik ke kamarnya tanpa membantu Stella membereskan rumah. Sesampainya di depan pintu kamar Fiona, ia mendengarkan alunan musik kotak itu.
Ah, Fiona sedang memainkan kotak musik itu lagi, batinnya.

Ia memegang kenop pintu & membukanya perlahan. Kepalanya melongok dari balik pintu & Stella terperangah. Tidak ada sosok Fiona. Hanya ada kotak musik di atas ranjangnya. Stella masuk & mencoba melihat ke kamar mandi. Kosong....

Di mana Fiona? Stella yakin dengan jelas mendengar Fiona naik ke atas & menutup pintu kamarnya tadi. Tapi kenapa Fiona tidak ada di kamarnya? Stella merasa bingung. Adiknya tidak ada di kamar, lalu ada di mana?!
Lalu Stella menatap kotak musik yang masih terbuka. Ia meraih & melihat kotak musik biasa itu. Tapi sejak muncul, hidup mereka jadi terasa berbeda. Stella membawa kotak musik itu & berniat menyembunyikannya. Ia berdiri diam di luar kamar, mencari tempat untuk menyembunyikannya.

Matanya melirik ke sana kemari seraya berpikir. Lalu ia memutuskan untuk menaruh di ruangan gudang dekat kamar orang tuanya. Ruangan itu merupakan sebuah kamar kecil yang berisi barang-barang usang milik orang tuanya. Ia meraih kunci yang tergantung di samping pintu & membukanya. Lalu menaruhnya di lantai & mengunci kembali.
"Rasakan kau, Fiona. Biar saja kau panik mencarinya"gumam Stella seraya berjalan menuju kamarnya.





Tbc......

Music Box (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang