23

896 85 0
                                    

Stella menatap kotak musik di tangannya. Tidak terjadi apapun. Ia bingung apa yang harus dilakukan. Lalu jarinya membuka kotak musik & terdengar alunan musik dari dalam. Miniatur balerina menari berputar di Dalamnya.
Mendadak Stella merasa dunianya seperti berputar. Sekeliling kamar berputar cepat di hadapan matanya. Membuatnya kaget & takut. Apa yang terjadi?!

Perlahan putaran makin melambat. Ruangan kamar Anastasia berubah menjadi ruangan gelap. Seperti aula kecil dengan minim cahaya. Stella terjatuh dengan suara keras. Tongkatnya terjatuh ke lantai marmer menimbulkan suara bergema di ruangan itu.

Stella merasa bingung. Di mana ini, batinnya dengan takut serta panik. Ia menyipitkan mata di dalam ruangan gelap ini. Tangannya meraih tongkat di samping tubuhnya & berdiri perlahan. Di hadapannya ia melihat sebuah bangku dengan sandaran tinggi berwarna hitam. Dan duduk sesosok wanita dengan kerudung hitam.

"Selamat datang, gadis cantik"gumamnya dengan nada suara pelan namun menyeramkan bagi Stella.

Stella menatap tajam pada wanita tua itu yang kini berdiri & berjalan pelan mendekatinya dengan membawa tongkat panjangnya.
"Siapa kau?!"

"Selamat datang di pencipta mimpimu"

"Apa?!"
Stella mengenyit ketika berhadapan dengannya. Wajah wanita itu begitu tua & penuh keriput. Matanya berwarna abu-abu pucat.

"Aku Marovia, orang yang sudah mewujudkan impian Libby Brown selama ini"

"Libby Brown?! Ballerina terkenal itu? Bu...bukankah ia sudah meninggal?!"

"Ya. Tapi hanya tubuhnya. Jiwanya terus ada hingga sekarang. Bertukar dengan ballerina lainnya agar ia bisa terus menari. Yang sedang dialami adikmu juga....

Stella terhenyak kaget. "Tidak mungkin!"

"Akan kuperlihatkan padamu"kata wanita itu seraya menggoyangkan tongkatnya. Mendadak ruangan gelap itu berubah menjadi sebuah ruangan besar dengan warna coklat serta permadani merah di tengah.

Stella menatap dengan bingung. Ia melihat banyak foto para ballerina dunia di sepanjang dinding. Semua foto itu ia kenal. Dan ia terkejut bukan main saat melihat foto Fiona mengenakan tutu swan lake terpanjang di ujung. "Apa-apaan ini?!!!"

"Bacalah buku ini"gumam wanita tua itu dengan senyum sinis menyeramkan

Stella mengambilnya dengan bingung. Perlahan ia membuka & melihat tulisan yang dikenalinya. Tulisan Fiona. Di dalamnya terdapat tulisan mengenai rencana adiknya. Ia terkejut membacanya. Jadi semua kejadian itu karena tulisan dalam diary ini?!

"Adikmu menulisnya, aku yang mewujudkannya. Dan ketika waktunya tiba, mereka bertukar jiwa"

"Kau gila! Kenapa kau melakukan hal gila ini?!"seru Stella membanting buku itu. Jadi Anastasia yang selama ini dikenal bukanlah Anastasia yang sebenarnya.

"Semua orang menginginkan hal ini. Apa kau tak tertarik? Aku bisa membantumu mewujudkan impian baletmu juga. Sudah lama aku mengincarmu sejak membaca namamu dalam tulisan Fiona"kata wanita itu seraya memegang dagu Stella

Stella menyentakkan kepalanya. Menjauh dari dia. Wajahnya tampak pucat & marah.
"Cukup sudah, aku tidak akan tinggal diam kau mengambil adikku!"

"Hei tunggu....."

Tidak lama kemudian musik berhenti & Stella kembali berputar di tempat. Tubuhnya terjatuh ke ranjang Anastasia. Dengan lega ia menyadari bahwa ia sudah kembali. Stella duduk bangun meraih kotak musik itu & melempar ke dinding hingga hancur berkeping-keping.

Mendadak dari dalam kotak musik tersebut keluar angin yang lama kelamaan menjadi angin besar. Bertiup memutari kamar Anastasia. Memporak-perandakan seisi kamar itu. Semua barang terangkat & berputar hingga menabrak dinding & hancur. Stella berteriak ketakutan seraya menunduk melindungi dirinya.
Setelah beberapa menit angin berhenti berputar. Menyisakan kamar yang berantakan di depan matanya.

Kotak musik itu sudah hancur, batinnya. Ia harus segera menemui & memberitahu adiknya. Berharap masih ada waktu & mereka telah bertukar tubuh kembali. Bergegas ia kembali ke kamar perawatan tadi. Langkahnya melambat ketika melihat banyak perawat serta dokter yang mondar mandir kamar tersebut.
Stella melangkah dengan panik. "Ada apa?!!"

Seorang perawat menatap Stella dengan muka datar.
"Anastasia telah tiada...."

Stella merasa jantungnya mencelos mendengarkan itu. Tidak mungkin. Kotak musik itu sudah hancur. Ia mendekati ranjang putih di mana Fiona berbaring dengan wajah damainya. Terlihat seperti sedang tidur. Stella memegang tangan & mengguncangnya.
"Fiona...bangun, Fiona. Aku sudah berhasil..."

"Nak, namanya Anastasia. Bukan Fiona"

"Fiona, jangan tinggalkan aku. Aku sudah memaafkanmu, jangan pergi"isaknya.

"Oh kasihan. Ia pasti sangat kehilangan idola ballerinanya hingga salah menyebut nama"

"Membicarakan masalah Fiona. Di TV tadi kudengar mengenai pertunjukkan swan lake yang kacau balau karena pemeran utamanya tak bisa menari. Tariannya...entahlah... Seperti gajah atau robot"kata seorang perawat dengan cekikikan. "Bagaimana bisa kelompok balet memilihnya sebagai tokoh utama?!"

Stella terdiam. Apa?! Gerakannya seperti robot?! Fiona? Hanya adiknya yang menari seperti gajah atau robot. Apa ia sudah bertukar kembali?! Stella berdiri setelah mendengarkan pembicaraan para perawat tadi. Ia berdiri terpaku. Kakinya... Kakinya telah normal kembali. Tanpa bantuan tongkat. Rasa nyeri telah hilang dari kakinya. Apakah semua sudah normal lagi?!





Tbc.....

Music Box (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang