21

789 70 0
                                    

Di gedung pertunjukkan....

Fiona keluar Dari ruangan kecil dengan langkah mantap penuh percaya diri. Senyum mengembang terukir di bibir mungil pink nya. Sebentar lagi pertunjukkan akan di mulai. Di lorong ia bertemu dengan keluarganya yang hendak keluar & duduk di bangku penonton.

"Fiona"kata papa

Fiona menatap mereka lalu tersenyum. "Papa,mama...maafkan aku tadi. Aku terlalu gugup. Tapi sekarang aku sudah tenang"ujarnya seraya memeluk & mencium orang tua serta Stella.

Madame terkejut melihat betapa cepat perubahan sikap Fiona. Tadi ia begitu pucat & gugup. Tapi sekarang dirinya begitu tenang & terlihat percaya diri.
"Syukurlah kau sudah baikan, Fiona"

Fiona tersenyum manis pada madame.

Stella membalas pelukan Fiona dengan bingung. Ada sesuatu yang berbeda dari diri adiknya yang biasanya angkuh & susah di atur. Fiona tak pernah ramah selama ini. Tapi ia memilih diam. Hanya berpikir bahwa ini mungkin efek demam panggung adiknya.
Stella tak tahu bahwa Fiona yang berada di hadapannya bukanlah Fiona yang asli. Adiknya telah bertukar tubuh saat di dalam ruangan gelap tadi alias lemari. Yang ada di hadapannya adalah jiwa Anastasia yang meminjam tubuh adiknya. Jiwa Fiona yang asli terperangkap dalam tubuh lemah Anastasia yang terbaring di ranjang panti.

Stella duduk di bangku bagian depan panggung bersama orang tuanya. Hampir semua bangku sudah terisi penuh. Stella melihat beberapa ballerina terkenal juga ikut menonton pertunjukkan Swan Lake yang akan dibawakan Fiona dengan ballerina dari Rusia. Sekali lagi ia merasa sirik dengan adiknya. Tapi ditahannya rasa sedih di hatinya. Dirinya bertekad akan segera berlatih saat dokter memperbolehkan ia menari lagi.

Saat menunggu acara dimulai, Stella melihat sosok seorang pria yang menghampiri mereka. Pria itu yang biasanya berjaga di pintu masuk gedung.
"Maaf, apakah anda bernama Stella?"tanyanya dengan membungkukkan badannya.

"Ya..."sahut Stella dengan penuh tanda tanya.

"Ada telepon penting untuk anda, nona. Bisa anda ikuti saya?"

"Oh baiklah... Mama, papa, tunggu ya"

"Ya nak"ujar mamanya heran

Stella berdiri memegang tongkat & berjalan perlahan dibantu pria itu. "Siapa yang mencari aku, pak?"

"Seorang wanita yang bernama Anastasia, nona"

Stella terhenyak kaget. Anastasia?! Untuk apa beliau menelponku di saat pertunjukkan akan segera di mulai. Ia melanjutkan jalan mengikuti arah pria itu yang menuju meja resepsionis di bagian depan.

"Silakan, nona"ujar pria itu mempersilakan Stella duduk di bangku & di hadapannya ada sebuah telepon.

"Terimakasih"sahut Stella tersenyum sambil duduk & mengambil gagang telepon yang tergeletak di meja. Ditempelkannya ke telinga Stella. "Halo..."

"Stella?! Apa kau Stella?!"

"Ya. Ada apa, bu Anastasia?"tanya Stella bingung mendengar nada suara Anastasia yang panik

"Aku bukan Anastasia! Aku adikmu, kak"

Stella bingung dengan perkataan dari seberang teleponnya. Apakah Anastasia mulai berkhayal?!
"Apa maksud ibu?"

"Stella, kumohon kau datang kemari secepatnya! Aku butuh bantuanmu, kak. Kumohon..."

"Tapi...."

"Please, akan aku jelaskan. Aku minta maaf kalau selama ini aku kasar padamu, kak"

Stella melongo mendengar Anastasia minta maaf padanya. Bagaimana ia bisa tahu? Kenapa ia yang minta maaf? Ada apa ini sebenarnya? Karena rasa ingin tahunya, ia memutuskan untuk segera datang. Lagipula ia tak terlalu berminat menonton swan lake.

Stella memanggil taksi & segera melaju ke panti. Selama dalam perjalanan ia terus berpikir mengenai keanehan yang terjadi hari ini. Sikap Fiona yang berubah dengan cepat & aneh. Perkataan Anastasia yang aneh & membingungkan.




Tbc......

Music Box (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang