19

741 62 0
                                    

Beberapa hari ke depan Fiona & penari lainnya terus di gembleng untuk latihan Swan Lake. Dan semua berjalan dengan lancar akibat diarynya. Fiona semakin rutin mengunci kamarnya lalu menyalakan kotak musik ajaibnya & masuk ke dalam ruangan misteri itu. Wanita bersanggul itu tetap tidak pernah menampakkan dirinya. Ia selalu berjalan keluar ruangan saat Fiona tiba & pintu langsung menghilang. Terkadang Fiona penasaran siapa wanita itu. Apakah ia yang selalu membaca diaryku? Sekali Fiona pernah menulis surat amplop untuk wanita misterius itu. Tapi surat tersebut tidak pernah dibuka sampai saat ini. Maka Fiona pun menganggap wanita itu memang tidak ingin dikenal olehnya.

Stella sendiri sudah pasrah dengan kotak musik itu. Ia masih penasaran dengan benda itu. Tapi Fiona semakin berhati-hati kini. Dan kondisi kakinya sulit untuk menyelinap ke kamarnya. Fiona menjadi begitu protektif pada kamarnya. Tak suka bila ada yang memasuki kamarnya sekalipun itu mamanya.

Hari demi hari berlalu dengan cepat hingga tibalah saat pertunjukan Swan Lake. Orang tua Fiona & Stella datang menghadiri pertunjukkan itu. Kondisi kaki Stella sudah membaik. Gips sudah dilepas namun kakinya masih lemah & kaku hingga ia masih harus berjalan dengan berpegangan pada tongkat kecil. Ia menghadiri tempat pertunjukan dengan berjuta rasa. Sedih karena ia belum bisa menari. Andaikan waktu itu ia tak jatuh, mungkin ia sudah menjadi anggota kelompok.
Iri karena adiknya mendapatkan peran utama Odette. Juga tak percaya bagaimana adiknya bisa melesat begitu cepat. Begitu banyak perasaan berkecamuk dalam hatinya. Dan ia semakin yakin semua ada hubungannya dengan kotak musik itu.

"Ah Stella, kau sudah sembuh"ujar Madame Clarrise melihat Stella datang bersama orang tuanya. Ia memeluk & mengecup dahi Stella.

"Terimakasih banyak, madame"sahut Stella tersenyum. Lalu ia memperkenalkan orang tuanya pada Madame.

"Senang bertemu dengan kalian. Anak kalian memiliki bakat yang luar biasa. Sayang sekali Stella belum dapat bergabung dengan kami"

"Terimakasih atas bimbingan anda pada Fiona juga, madame"kata mama

"Ah dia juga berbakat. Semoga saja Fiona tak merasa gugup. Ini pertunjukkan pertamanya bukan?!"

"Ya.. Dia di mana?"tanya Stella

"Ada di ruang gantinya. Mari kuantarkan kalian ke sana"Kata madame berjalan menuju bagian belakang gedung di mana para penari sedang bersiap di sana

Suasana di belakang begitu ramai & riuh. Udara kegugupan begitu terasa. Beberapa penari muda terlihat gugup sambil sesekali meremas tangan. Para pekerja mondar mandir memastikan semuanya siap untuk pertunjukan nanti. Beberapa perias membawa tutu indah warna warni untuk di bawa & dikenakan pada balerina yang sudah cantik.

Madame terus berjalan hingga tiba di depan pintu krem dengan tulisan :
                 Fiona
Pemeran Odette - Swan Lake

Kamar ganti utama & tersendiri untuk pemeran utama. Stella merasa iri melihatnya. Madame mengetuk pintu. Tak ada suara. Lalu ia mengetuk pintu kembali.

Pintu terbuka menampakkan Fiona yang memakai tutu putih cantik lengkap dengan hiasan di kepala. Wajahnya pun tampak cantik dengan riasan sederhana. Stella terpana melihatnya. Fiona begitu pucat & terlihat tegang. Meski ia mengenakan make up tapi terlihat jelas wajahnya yang pucat. Fiona yang biasanya percaya diri & sombong ternyata bisa merasa demam panggung juga

"Fiona, kau cantik sekali"ujar mama bangga

Fiona hanya diam. Sesuatu yang aneh bagi Stella. Biasanya ia akan segera menyombongkan dirinya.

"Kalian mau apa?"tanya Fiona dengan datar.

"Ya ampun, Fiona. Mereka keluargamu. Ingin melihatmu"tukas madame kaget melihat reaksi Fiona

"Aku mau ke toilet dulu!"kata Fiona dengan kasar mendorong mama hingga menabrak Stella.

Papa memegang tangan Stella agar tak jatuh. Ia terkejut melihat perlakuan Fiona. Fiona memang sombong & susah diatur tapi ia tak mengira Fiona tega mendorong kasar keluarganya sendiri.
"Fiona!!!"

Fiona terus berjalan tanpa mempedulikan panggilan papanya. Setengah berlari hingga menyenggol beberapa orang yang berdiri di lorong.

"Maafkan dia, mungkin Fiona hanya gugup serta tegang"kata madame

"Ah tidak apa..."ujar mama. Dirinya pun terkejut melihat perubahan sikap Fiona sejak bergabung dengan kelompok balet ini.

"Kenapa sih dengan Fiona?!"kata papa emosi

"Sudahlah pa. Yuk kita duduk saja dulu. Pertunjukkan masih lama bukan?!"




Tbc.......

Music Box (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang