17

759 66 0
                                    

Stella terbangun saat dijaga oleh Fiona & Mama. Sementara papa mengurus administrasi di bagian depan. Stella sudah dipindahkan ke kamar pasien dengan kaki di gips & digantung.

"Mama..."gumam Fiona lalu ia melihat kakinya. Stella beranjak hendak bangun

"Stella, jangan bangun dulu"ujar mama

"Kakiku kenapa ma? Apa kakiku baik-baik saja?"

"Ya, kakimu hanya patah tulang. Nanti juga akan sembuh kok"sahut mama tersenyum. Ia tak berani memberitahu anaknya.

"Tapi aku masih bisa menari setelah sembuh kan ma?!"tanya Stella panik. Ini merupakan ketakutan terbesar bagi para penari bila mengalami luka di kakinya.

"Setelah sembuh, kakimu tidak akan kuat untuk menari lagi. Kecuali kau mau menari dengan kakimu yang satu lagi"ujar Fiona yang berdiri di sisi sebelah ranjang Stella.

Stella menatap & mendengar perkataan Fiona dengan terkejut. Hatinya terasa ditusuk saat mendengarkan hal itu. Ia tak bisa menari lagi?! Dunianya serasa runtuh saat ia mendengarnya. Balet adalah impiannya sejak dulu & kini ia mengalami patah tulang yang menyebabkan ia tak bisa menari lagi.

"Stella…"gumam mama memegang lengan anaknya

"Kau bercanda kan?"tanya Stella melihat Fiona yang hanya diam. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia menatap mama.
"Mama, katakan kalau Fiona hanya bercanda…."

Wanita itu terisak. Ia tak tega mengatakan hal yang akan membuat Stella hancur.

"Aku tidak bercanda kok. Sesuai yang dikatakan dokter yang memeriksamu tadi"kata Fiona dengan wajah terlihat puas

"Tidak…kau bohong!!"seru Stella histeris menangis

"Sudahlah kak, jangan lebay begitu. Kau kan sudah banyak menari balet selama ini. Biar aku yang akan meneruskannya"

"Kau jahat! Kenapa kau jahat padaku?! Apa karena pengaruh kotak musik itu, huh?!"seru Stella putus asa.

Fiona kaku terdiam. Kenapa Stella bisa tahu sesuatu mengenai kotak musiknya?!

"Fiona, hentikan! Lebih baik kau keluar saja dulu sampai Stella tenang"kata mama seraya menenangkan Stella. Ia merasa aneh melihat Fiona yang tidak terlihat sedih sama sekali melihat kakaknya terluka

Fiona keluar dengan perasaan bimbang. Bila Stella memang mengetahui tentang kotak musik itu, ia harus cepat bertindak. Tapi jauh dalam lubuk hatinya ia tak menyesal sudah membuat Stella jatuh & lumpuh. Untuk sesaat kakaknya tidak akan bisa berbuat apa-apa karena keterbatasan geraknya.

-------

Hari demi hari berlalu hingga tanpa terasa sudah sebulan sejak Stella mengalami kecelakaan & masuk rumah sakit. Dua minggu kemudian ia keluar dari rumah sakit dengan dibantu orang tuanya. Fiona tidak ikut menjemput ataupun menyambut saat Stella tiba di rumahnya karena kesibukannya dengan kelompok balet nasional.
Stella merasa bersyukur Fiona tidak pernah menengoknya. Ia merasa tidak sanggup melihat wajah adiknya yang kian hari makin sombong & susah di atur.
Entah kenapa ia merasa yakin kejadian yang menimpanya ada sangkut pautnya dengan kotak musik Fiona. Stella yakin bahwa ia tidak menuruni tangga dengan tergesa. Tidak ada air di tangga yang membuat licin. Tidak ada apapun & mendadak saja kakinya oleng, seperti bergerak sendiri tanpa ia sadari.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam saat Fiona tiba di rumah. Ia bertemu dengan kakaknya yang sedang duduk di sofa. Tongkat penyangga berada di samping sofa ruang tamu.

"Fiona, kau sudah pulang"ujar papa menoleh dari buku yang sedang dibacanya.

"Ya papa"sahut Fiona mencium pipi papanya. Lalu ia menegakkan tubuh & bertatapan dengan Stella.
"Hai kak, bagaimana kakimu?"

"Baik, thanks kau sudah menanyakannya"ujar Stella datar.

"Maaf aku tak bisa menjemputmu pulang tadi. Aku sibuk sekali latihan di kelompok balet Itu"ujar Fiona duduk di sampingnya. "Kau tahu? Banyak yang menyukai tarianku. Dan aku sedang mengincar peran Odette Swan Lake"

Stella menoleh menatapnya dengan mata terbelalak.
"Swan Lake?"

"Ya. Kelompok balet nasional akan mengundang Alexei Kerzhakov untuk menjadi pangeran Siegfried"

Stella memandang dengan mata membulat lebar. Nama penari balet terkenal Dari Rusia. Meski ia berbakat tapi ia lebih memilih mengajar di sekolah balet terkenal Sadler Wells di London. Ia lebih menyukai mengajar penari muda untuk bisa menjadi prima balerina. Dan kini Alexei diundang untuk turut serta dalam pertunjukkan kelompok balet nasional berikutnya, Swan Lake. Stella merasa pedih mendengarkan hal itu. Ia sudah tidak mendengar lagi perkataan yang keluar dari mulut Fiona maupun orang tuanya. Matanya terasa panas menahan cairan bening yang sudah hendak membendung keluar dari manik mata indahnya.

"Aku mau tidur, aku lelah"gumam Stella dengan suara gemetar. Ia meraih tongkat & beranjak berdiri sambil berpegangan pada tongkat coklat itu.

"Biar kubantu"ujar Fiona

"Tidak usah! Aku tak butuh Bantuanmu!"pekik Stella

"Stella...."gumam papa

Stella terhenyak. Ia jarang berteriak selama ini. Tapi ia sudah tak tahan dengan Fiona. Hatinya terasa pedih mendengarkan Fiona bercerita mengenai tariannya.
Stella buang muka saat melihat orang tuanya telah menangkap air mata yang menetes jatuh.

"Biar mama bantu ya..."ujar mama dengan lembut membantu Stella berjalan pelan menaiki tangga.


Tbc.....

Music Box (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang