1

3.9K 202 3
                                    

19 Sepetember 2010
Saat itu adalah musim gugur dikorea. Saat keempat sahabat itu berkumpul. Menikmati musim gugur dengan berpiknik ditaman.
Sudah terhitung 5 tahun mereka bersahabat. Mereka saling mengenal karena musik dan impian mereka dimasa depan.

"Ah, harusnya aku melihat ramalan cuaca hari ini." Kata satu satunya wanita diantara sahabat yang sedang berkumpul itu. Gadis itu bernama Jisoo. Gadis yang mempunyai senyum manis dan sangat ceria.

"Hei!sudah kubilangkan untuk tidak mengadakan piknik ketika musim gugur, anginnya sangat kencang bahkan bisa membeku walaupun ini belum memasuki musim dingin."
Pria yang sedang menatap dan berkata memperingatkan itu bernama Junghwan, pria yang benar benar imut tetapi sangat mengkhawatirkan Jisoo itu terus menatap gadis dihadapannya.

"Aku tidak pernah memaksamu ikut ,oppa!" Kata Jisoo sambil menatap sinis.

"Hentikanlah! Kalian fikir kita semua masih anak anak? Berhentilah untuk mengeluh. Rasa dingin tidak akan secepat itu membunuh kalian." Pria yang berkata dengan kerennya itu bernama,Bobby.

"Hei, Hanbin-ah kau tidak ingin membantu dan hanya sibuk dengan handphonemu?" Tanya bobby menegur seseorang yang sejak tadi terus memandangi lauar handphonenya.

Sedangkan Bobby,Jisoo dan Junghwan sejak tadi sedang sibuk membakar daging untuk dimakan bersama.

"Baiklah, apa yang harus aku bantu?" Tanya pria itu.
Pria itu bernama Kim Han bin. Yang paling muda diantara mereka. Katanya banyak yang terpesona dengan kharismanya.

"Bakarlah ini, aku ingin menyiapkan beberapa sayuran." Kata bobby memberikan beberapa daging tusuk.

"Baiklah hyung."
"Jangan sampai terbakar hingga menghitam , kau mengerti?" Junghwan menambahkan.
"Baiklah aku mengerti. Dia fikir aku bodoh?"
"Hei, han bin-ah kau fikir seseorang memperingatkanmu sudah berarti dia mengatakan kau bodoh ? Atau tidak mampu berbuat atau melakukan sesuatu? Tentunya bukan itu. Dia hanya melakukan hal itu karena khawatir." Sahut Ji soo sambil tertawa.
"Apa yang perlu dikahwatirkan , ini hanya sepotong daging.," kata Hanbin sambil ikut tertawa.

____________________________________
"Wahh,, benar benar enak." JIsoo terus memakan daging itu sambil terus memuji betapa enaknya Bbqnya.
"Jangan bicara ketika kau makan." Junghwan mengingatkan.
"Bagaimana bisa aku tidak memuji? ini semua terasa enak." Jisoo membalas ucapan junghwan.
"Aigoo, kau benar benar makan banyak hari ini jisoo-ah" bobby meledek.
"HEI.."
"Noona, makanlah dan nikamati semuanya. Kau semakin terlihat cantik ketika kau mulai mengunyah semua makanan."
Hanbin memberikan salad yang didalamnya dimasukan bbq."
"Ouuhhh, Hanbin-ah kau benar benar keren dengan ucapanmu yang seperti itu. Aku sangat menyukaimu."
Hanbin tersenyum lebar.
Sedangkan junghwan dan bobby hanya menggelengkan kepala.
____________________________________
Beberapa saat setelah makan mereka masih asik saling bercerita ditemani dengan jus dan juga beberapa potong apel diatas meja.
"Mungkinkah ada cerita cinta seperti itu?" Jisoo menahan kepalanya dengan sebelah tangan sambil berpiring.
"Aey,, mana mungkin. Itu bukan cinta itu hanyalah kasih sayang."
Tambah bobby.
"Cinta itu ada ketika kau selalu bersamanya. Kurasa tidak ada yang namanya mustahil tentang cinta." Junghwan mempertegas ceritanya.
"Hyung, bukankah itu sedikit tragis apa yang kau ceritakan?" Kata hanbin bertanya pada junghwan.
"Hei, kau fikir aku cerita bohong?"
"Bukan, bukan itu maksudku. Hanya saja itu cinta yang menyedihkan." Kata hanbin sambil menatap ketiganya.
"Ya, aku setuju dengan adikku ini." Jisoo menepuk punggung hanbin yang duduk tepat disampingnya.
"Tapi, menurut kalian mungkinkah persahabatan bisa rusak karena cinta?"
Jisoo bertanya dan membuat ketiga pria itu terdiam dan saling memandang satu sama lain.
"Kurasa tidak." Meskipun bobby berkata tidak tapi ada nada sedikit keraguan.
"Bagaimana menurut mu , oppa?" Tanya jisoo pada junghwan.
"Entahlah aku tidak yakin."
"Bagaimana menurutmu dongseng?".
"Aku tidak tau noona, kukira itu hanyalah sebuah perasaan."
Dan mereka semua terdiam sambil saling berfikir dan mengalihkan pembicaraan.

IKON without JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang