31

176 10 2
                                    

13.10
Langit korea yang mulai menandakan adanya pergantian musim mulai tampak akrab dengan kesejukan. Tetapi, hati hanbin tampak membeku. Dirinya sampai di rumah, dinyalakannya lampu kamar. Dirinya terkapar diatas ranjang tidurnya. Dia tampak ragu untuk datang ke bandara. Apakah Hanbin kuat melihat Sae Ra pergi? Dia tak rela meskipun hanya seminggu apabila benar adanya gadis itu akan pergi untuk pendidikannya ke Amerika.

Hanbin berjalan mendekati jendela dan dibukanya. Suara pintu terbuka, hanbin terkejut dan memberikan gerak refleks kearah pintu kamarnya.
"oemma" ucap Hanbin.
"kenapa?"
"kau seharusnya mengetuk terlebih dahulu. Aku terkejut"
"kau yang harusnya membuatku lebih terkejut. Kau sulit untuk dihubungi oleh seluruh temanmu".
"teman ku? Siapa?"
"Bobby dan Jisoo, dan mereka menitipkan ini" mata ibu hanbin mengarah kekotak yang ada dalam genggamannya. Hanbin langsung bergegas mengabilnya. Ibu Hanbin juga terkejut dan berlalu seperti biasa. Sedangkan Hanbin mengambilnya dan bergegas membukanya.

Dibukanya kotak itu oleh hanbin, sebuah baju berwarna merah dengan motif kotak-kotak. Sebuah miniatur pesawat disana dan hal yang lebih penting dari segalanya. Secarik kertas dengan tulisan tangan cantik dan rapih milik Sae Ra.
Tertulis untuk Hanbin.

Hanbin-ah
Mungkin kau akan menyesal jika kau tak menerima dan membaca dengan sepenuh hati surat ini.
Apa kabar? Kau baik-baik saja bukan?
Jangan menangis membaca surat ini. Karena, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih denganmu.
Setiap waktu yang aku dan kau lewati adalah masa indah yang entah kapan aku mampu lupa akan hal itu. Bahkan jika aku terlahir kembali, aku ingin dipertemukan kembali didekatmu. Kau tau mengapa? Bukan. Kau bukan hanya teman yang baik. Tetapi, kau adalah pria yang baik. Jika sesekali aku melihatmu menjadi seorang pria dan bukan lagi sebagai teman disampingmu bukan aku yang bersalah bukan? Hanya saja itu ucapan semuku untukmu.
Aku akan merindukan itu untukmu, setiap lagu yang kita nyanyikan di atap sekolah. Membicarakan mimpi-mimpimu menjadi artis yang sukses dan aku akan selalu disana menonton konsermu. Hei! Itu bagus bukan? Aku akan menontonmu tanpa harus membayar tiket super mahal untuk berada tepat dihadapanmu.
Hanbin-ah..
Perjuangkan segala rasa yang kau punya untuk seseorang. Sebab, mata itu tak akan pernah berbohong jika kau mencintai dia. Jika kau baca surat ini ketika aku sudah pergi jangan marah lagi padaku, aku masih menunggumi. Aku akan merindukan ttobokki sepulang sekolah yang selalu kumakan denganmu. Aku akan merindukan korea, aku kira beberapa tahun tak akan lama. Jangan pernah menghentikan waktu dan menyalahkannya atas kepergianku. Aku mohon sehatlah, berbahagialah, aku akan melihatmu ketika kau debut nanti.
Jika musim berganti menjadi musim dingin, pakailah pakaian hangat. Jangan lupa untuk tetap menggunakan syal yang sering kau lupakan. Sebab aku tak ada disana untuk meminjamkannya untukmu.
Hanbin... Selamat tinggal.

Hanbin meletakan surat itu, sesekali mengambil miniatur pesawat dan baju merah bermotif kotak kotak mereh yang ada didalam kotak pemberian sae ra. Hanbin duduk dikasurnya. Menatap jam weker yang berada disisi tempat tidurnya. Hanbin serasa akan menghentikan waktu untuk menghentikan kepergian Sae Ra.

Apakah aku harus pergi sekarang?
Apakah aku sanggup melepas kepergian sae ra ke amerika?

Hanbin tampak frustrasi. Dan pendiriannya kuat.
Dia bergegas mengganti pakaiannya. Dipakainya pakaian itu, pemberian Sae Ra. Dia berlari keluar rumah, dan mencari taksi untuk pergi ke bandara.

Jalanan tampak macat. Itu pertanda buruk bagi hanbin. Bukan hanya hanbin tetapi juga Sae Ra. Bukan mereka saja ternyata juga Bobby dan Jisoo yang hampir saja tiba di bandara.


IKON without JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang