21

326 25 0
                                    

Dan sekarang,  Bobby terbangun dari tidurnya lebih awal.  Kepalanya terasa begitu pusing.  Mungkinkah musim semi kali ini tak bersahabat dengannya?. Dirinya bangun dari kasur dan berjalan mengambil segelas air putih dan segera meminum sebuah obat yang ditaruh begitu saja olehnya dimeja makan.

"ah..  Benar benar. " Bobby mengeluh sambil memegangi kepalanya yang seakan bersiap untuk pecah. Bobby tau tak seharusnya dia seperti ini, apalagi saat ini dia hanya tinggal sendiri di korea hanya untuk mengejar mimpinya menjadi seorang rapper.

Dirinya menatap layar handphone ketika pesan teks baru saja diterimakanya. Nama Hanbin berada dilayar handphonenya. Dengan sebuah pertanyaan yang begitu aneh.
Lebih aneh dari beruang kutub yang datang dimusim semi korea.

"Hyung. Kau sedang apa?  Kau dimana?  Bisakah kita bertemu?"

Saat ini baru pukul jam 4 pagi.  Bobby begitu penasaran mengapa hanbin ingin bertemu dengannya sepagi ini.

Aku sedang dirumahku. Ada apa sepagi ini? 

Dan Bobby berjalan kekamarnya untuk tidur kembali. Setidaknya batal dan guling dapat membuat dirinya lebih baik. Terlelaplah dirinya disana dengan kepala yang begitu sakit dan terasa dingin. Meskipun penghangat ruangan berada ditombol nyala.

______________________________________

Jungwan menarik selimutnya lebih tinggi lagi. Begitu gelisah karena rasa dingin yang hampir saja meremukan tulangnya.

"woho..  Benar benar dingin.  Aku butuh air hangat" seru junghwan seorang diri.

Dia berjalan keluar. Ada sekitar 5 tenda berdiri dan miliknya menjadikan genap dipegunungan itu.  Begitu sepi,  dirinya tau ini lebih awal jika dirinya bangun seorang diri.  Namun, dia tak perduli sebab dingin angin begitu kejam sampai tidak membiarkan dirinta tidur terlelap.

Bara api masih menyala.  Ada sebuah ketel tergantung diatas kayu dan api bara setengah menyala itu menghangatkannya. Baunya seperti teh, teh yang belum siap untuk disantap. Junghwan membuka tutup ketel secara perlahan.

"benar saja, ini bubuk teh yang baru dibuat. Tapi siapa yang membuat teh sepagi ini?  Apakah semua baru saja terlelap tidur. Atau aku yang terlalu awal tidur sampai tidak tau apa yang terjadi. Ah..mola mola" gumamnya sambil mendekatkan hidungnya pada ketel tersebut.

Junghwan duduk disana. Didepan api itu sambil menunggu air teh yang siap matang. Dirinya sesekali menambahkan kayu bakar untuk membuat api unggun yang indah.

"ya..  Cantiknya" kata junghwan sambil menatap api unggun itu.

"Kau siapa? Itu teh milikku? "
"wowo... " Junghwan terkejut dengan seseorang yang mengarahkan lampu kepada wajahnya sendiri itu.
"maaf maaf" dirinya menutup mata. Dan bergegas pergi. Dan seseorang yang berbicara itu menarik lengannya.
Junghwan terus berterik ketakutan seperti melihat hantu cantik.  Ya, sangat lucu untuk menjadi seorang hantu muda.

"permisi, apakah kita pernah bertemu sebelumnya? "
"Hah? " Junghwan memberanikan diri membuka matanya secara perlahan.
"ah,  maaf. " dan gadis itu melepaskan tangannya dari lengan junghwan.
"tak apa..  Hei, kau gadis itu? " Junghwan menunjuk tepat kearah idung mancung gadis itu".
"ah,  oppa.  Dompet? " kata Gadis itu dengan suara riang.
"ya,  benar. " Jawab Junghwan terbata-bata . Sunggug ini lebih gugup baginya dibandingkan mengikuti audisi menyanyi.

Dan gadis itu tersenyum. Masih dalam menatap mata Junghwan yang masih tak percaya siapa dihadapannya.
"oppa, apa kabar? " tanya gadis itu begitu cerita.
"b... A.. Ik"
"ah..  Syukurlah kalau begitu. Kemarilah kita menikmati teh bersama. " gadis itu berjongkok dan mengurus teh yang siapa dihirup.
"bolehkah? "
"tentu saja, " gadis itu sibuk menambahkan kayu bakar.  Dan junghwan kembali duduk. Duduk disamping gadis itu.

IKON without JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang