22

229 24 0
                                    

Dan Hanbin keluar dari pintu rumahnya. Memakai hodie karena musim semi telah membawa angin kencang dipagi hari.  Dia melangkahkan kakinya. Sialnya malam hingga pagi dia tak bisa tertidur setelah mendengar Sae Ra yang akan pergi dalam minggu ini ke Amerika.

Bagaimana bisa?  Kenapa dia tidak pernah bilang padaku? Setidaknya dia menceritakan lebih awal.

Batin Hanbin terus tak terima menghadapi kepergian sae ra nantinya. Kali ini dia berjalan kaki, entah berjalan kearahmana langkah itu membawanya. Korea masih sama ramainya meskipun ini masih sangat pagi untuk menjelajahi kota.
Dia memperhatikan mobil-mobil yang berjalan sangat cepat itu. Sampailah dia disana, tempat pengaduan dari setiap masalahnya. Dia berdiri disana. Menatap rumah dengan cat putih itu. Berharap seseorang wanita itu bangun juga dipagi hari.

Rumah adalah tempat ternyaman untuk selalu berlindung begitupun jisoo yang menjadi tempat pulang hanbin dari segalanya. Meskipun langkah itu tak disadari oleh hanbin, tapi hati yang telah menuntunnya untuk menemui jisoo. Ingin mengadu gelisah terparah serta amarah yang memanah hatinya karena Sae Ra.

Lima menit berdiri didepan rumah itu sebelum hanbin melangkahkan kakinya lagi. Entah terserah angin pagi membawa langkahnya kemana lagi.

______________________________________

Ahhh.. Benar-benar kepalaku.
Bobby terbangun karena denting weker yang membangunkannya. Matanya masih enggan untuk menyambut mentari hari ini.  Sedangkan cahaya mentari begitu genit mengintip Bobby dari celah kaca.

Kali ini bobby mulai risih dengan suara pesan yang masuk kedalam handphonenya yang dia letakan di meja kamarnya. Mungkinkah pesan itu dari Jisoo?
Rasa ingin tahunya lebih besar dibandingkan badannya yang kurang beristirahat minggu ini.
Dilihatnya dari dua orang pengirim berbeda. Ada pesan dari Hanbin tadi pagi.

Aku berniat kerumahmu hyung. Tapi, kufikir aku mengurungkan niatku kali ini. Aku akan kembali kerumahku.

"ada apa dengannya? " Bobby bergumam sendiri bersamaan dengan gelengan kepala.

Dan selanjutnya, sebuah pesan dari nomor tak dikenal. Baru saja masuk 3 menit lalu. Bobby tampak kecewa dia fikir itu pesan dari Jisoo yang akan memyadari bahwa dirinya mabuk semalam.

Halo, apa benar ini Bobby oppa?

Bobby membalas pesan singkat itu. Tak banyak temannya di korea. Itu membuatnya bingung. Bagaimana seseorang mengetahui nomor ponselnya?

Iya betul. Siapa ini? 

Dan pesan itu tak butuh waktu lama mendapatkan balasan singkat lagi.

Aku. Teman hanbin.
Aku sae ra. Apakah oppa mengingatku?

Bobby berjalan kembali kearah ranjang tidurnya. Dan berusaha mengingat gadis bernama Sae Ra.

Sae ra..
Sae ra..
Sae ra..
Gumam bobby sampai pada akhirnya ingatan membawa pada seorang gadis yang ditemuinya dihari kelulusan hanbin. Gadis yang tampak begitu manis namun senyumnya begitu tangguh.

Ah.. Aku ingat denganmu. Ada apa?

Dan Sae Ra membalas pesan itu dengan sebuah permohonan kali ini.

Terima kasih mengingatku oppa.
Apakah kau sibuk?  Aku ingin meminta tolong padamu. Jika kau tak keberatan.

Bobby terdiam sejenak. Dan baru kali ini dia bingung dengan sikap seseorang yang tak dikenalnya namun tampak berusaha dekat. Apalagi sampai memanggil dirinya dengan "oppa"?

Baiklah...  Jadi, apa yang bisa aku bantu untukmu?  Selagi aku mampu membantumu.

Terima kasih oppa, tapi aku ingin bertemu denganmu membicarakan sesuatu jika kau tak keberatan.

Tentu saja aku tak masalah. Dimana dan kapan?

Baiklah, terima kasih oppa. Kita bertemu di coffee cafe ya. Pukul 12 siang.

Dan ucapan terakhir bobby menutup pesan singkat itu.

Baiklah. Sampai nanti.

Selimut kasurnya kembali ditarik dia masih memiliki 2 jam untuk tidur kembali sebelum bertemu dengan Sae Ra nanti.

IKON without JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang