17

295 29 0
                                    

Junghwan tak pernah berpikir bahwa gadis yang ditemuinya itu akan sangat membuat dirinya berubah lagi. Menjadi buruk dengan rasa penasaran yang menguasai dirinya.
Mungkinkah akhir pekan depan ini dia harus kembali mendaki? 
"ahh...  Bodoh". Teriak Junghwan memaki dirinya.

Tak sengaja dia menoleh dan menemukan sebuah bingkai foto dirinya dengan jisoo dan kedua sahabatnya itu. Dia tau bahwa betapa manisnya Jisoo belakangan ini dimatanya.  Tetapi, sungguh. Kini dirinya bingung dengan perasaannya yang tak dipahaminya sendiri.
Bagaimana bisa dia begitu memperhatikan Jisoo dan mengingat gadis lainnya.

Dia perlahan berjalan mendekati foto itu.  Dilihatnya tatapan Hanbin dan Bobby disana. Entah mengapa dirinya menangkap ada yang berbeda disana.

Aku baru sadar, nyatanya Bobby terlalu sering memperhatikan Jisoo.
Tidak mungkin Bobby menyukai Jisookan?

Batin Junghwan sebagai pengantar siang hari ini dan berikutnya handphone canggihnya berdering pesan dari Jisoo.

______________________________________

Bobby menatap penyanyi rap jalanan itu.  Siang ini cukup sejuk. Mungkin karena musim semi akan segera datang. Senyumnya tak ada henti-hentinya. Semangatnya kian memuncak ketika Rapper yang dikelilingi orang-orang saat ini.  Terus memperhatikan bakatnya itu. 

"Daebak"

"wow"

"ahh,,  sangat bagus"

Orang-orang disekeliling Bobby terus memuji kemampuan rapper jalanan itu.  Tidak dia tak sendiri. Tetapi dengan 3 temannya itu.  Bobby sangat menyukai rap. Bahkan tujuannya datang ke korea berharap kelak debut sebagai Rapper dan ada yang melirik kemampuannya itu.

Musik berhenti. Ketiga pria itu pun ikut berhenti dan dijemput dengan tepuk tangan begitu meriah dari penonton.
Dan beberapa orang memberikan sedikit uang sebagai penghargaan.

Kerumunan perlahan kembali sepi. Dan sibuk pejalan kaki yang berjalan lalu lalang.

"Halo" sapa bobby dengan amat sopan.
"halo" Bobby disambut dengan ketiga pria itu.
"ada apa? " tanya salah satu yang dari perawakannya adalah ketua dari boygrup rapper itu.
"tidak, aku hanya sangat tertarik dengan rap. Kau dan kawan-kawan hyung sangat keren".
"terima kasih. Siapa namamu? " sambutnya dengan senyum.
"iya,  aku bobby. Aku sangat bercita cita menjadi penyanyi rap. Dan hari ini melihat penampilan kalian aku makin jatuh cinta dengan musik rap. "
"terima kasih, " jawab pria yang disimpulkan bobby sebagai ketua itu. 
Sedangkan kedua temannya sedang sibuk merapikan alat-alat musik seperti sound dan mic.

"Aku harap kau akan menjadi penyanyi kelak, mungkin aku akan menjadi fansmu. Kau tau bermusik di negara ini tak semudah seperti yang kau fikiran. Usia terus berjalan. Kau tau itu? "

"ya,  hyung kau benar. " angguk bobby.

"aku dan kedua temanku ini sebenernya sangat ingin bersaing di dunia musik.  Tetapi, kami sadar usia kami, visual, dan keuangan adalah kendala besar. Dan talenta seperti kami sangat banyak untuk bersaing." senyum pria itu getir.

"aku paham, kau benar sekali hyung." ucap Bobby setuju.

"Saat ini, aku dengan usiaku saat ini. Kami semua sudah berkarir didunia kantoran.  Ketika kami memiliki waktu senggang seperti ini, atau hari libur kerja, kami sengaja menyalurkan bakat dipinggir jalan seperti ini, dana yang telah kami kumpulkan biasanya akan kami sumbangkan untuk beberapa biaya untuk anak-anak disebuah rumah sakit atau gereja. "

"benarkah?" Bobby terkejut mendengarnya. Sungguh pemikiran hebat dan aksi hebat.

"begitulah. " kata pria itu dengan sungkan.

"bolehkah aku meminta tanda tanganmu hyung dan berfoto dengan hyung dan kawan kawan hyung? ".

"tentu saja bobby-shi.  Ohh ya aku lupa memperkenalkan diri, aku kim han do".

"iya" sahut bobby sopan.

Dan mereka berfoto. Mungkin hari ini Bobby menemukan suatu hal yang baru.  Sesuatu yang telah membuka matanya untuk lebih bersemangat untuk bermusik.

IKON without JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang