Saat aku membuka pintu, aku melihat Shawn dengan tubuhku itu sedang duduk santai di sofa.
"Brave girl, come here"Aku mengangguk dan hanya menundukkan kepalaku sembari berjalan pelan ke arahnya dan duduk disampingnya.
"Shawn. Kenapa kita harus berbicara didalam kamar hotel seperti ini? Kenapa tidak ditempat lain saja?" tanyaku dengan perasaan gugup.
"Ya karena kalau kita bertemu diluar itu akan membuat rumit kita berdua. Kamu ngerti kan maksudku?"
"Ah iya.. aku ngerti kok. Maaf aku bertanya yang tidak seharusnya ditanyakan"
"It's okay Shai. Ahahaha lucu sekali melihat diriku sendiri yang malu-malu begitu" ucapnya tertawa sambil duduk dengan kaki berada diatas meja.
Aku tertawa kecil dan membalas kata-katanya
"Sejak kapan Shailene duduk dengan kaki berada diatas meja gitu? Laki banget" balasku tertawa."Ahaha.. ini memang sungguh gila dan aneh bukan?" Tanya Shawn.
Aku mengangguk dan "aku sangat tak mengerti ini semua kenapa bisa terjadi. Padahal ini kan sebuah kemustahilan yang ga mungkin terjadi"
"Tapi nyatanya itu terjadi kepada kita"
"Huffff aku bisa gila!!"
"Shai.. entah bagaimana caranya agar kita bisa kembali normal."
"Iya.. emm Shawn aku bisa tanya sesuatu gak?"
"Tanya apa Shai?"
"Emhh... anu.. emm.."
"Shai?"
"Ahh ngga jadi deh.. ah aku ke toilet sebentar ya" aku segera pergi ke toilet.
...
Hhaaauuuufffff!!! Aku... aku gak bisa nanya hal yang begituan secara langsung.... aaauuuuffftttt tapi.. tapi aku kan penasaran.. dia liat 'itu' aku ngga hhuuuuufff. Aku ga sadar berteriak "aaaahhhhuuuuuffftt!!!!! "
"Shai? Shailene? Kau baik-baik saja?"
"Aahh.. iya.. iya aku ngga apa kok, Shawn." Ihhh ini mulut kenapa ngga ada rem nya sih.
Aku menarik nafas panjang dan keluar dari toilet.
"SHAWN" ucapku dengan tegas.
"Ya??"
"Kau... kau.. tidak macam-macam kan dengan tubuhku itu?!" Aku bertanya dengan terbata-bata namun berusaha tetap sok tegas.
Shawn menahan tawanya.
"Eh... heeii.. kau.. kau tertawa kan? kenapa kau tertawa?"
"Hahaha" Shawn hanya tertawa tanpa menjawab pertanyaanku.
"Aihhhhh!!" Aku kesal dengannya.
"Heii sekarang aku ingin bertanya"
Aku hanya diam.
"Kau juga tidak macam-macam kan dengan tubuhku itu?"
"Hah?" Aku benar-benar kaget ia menyanyakan hal yang sama. Aku malu. "Hah? Ma.. mana? Ngga... ngga ada tuh"
"Hahahahaha hey brave girl you're so innocent! Hahaha"
"Ah sudahlah!! Kau saja tidak menjawab pertanyaanku." Aku kesal sekali padanya.
Ia sama sekali tak menjawab pertanyaanku. Tak ku sangka Shawn Mendes ternyata begini. Nakal juga. Huh. Aku ingin menarik pernyataanku mengenai dirinya yang bersih itu. Shawn tetaplah cowok tulen yang menyukai perempuan. Yaiyalah. Duh Shailene bego amat.

KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL
FanfictionBagaimana rasanya saat jiwa kita tertukar? Semua kehidupan tiba-tiba berubah. Ini benar-benar GILA namun juga sangat LUAR BIASA! 【Thank you for reading this story. If you like it you can gimme some vomments and I'll appreciate it so much. Lots of lo...