Emily Carlson
Namaku Emily Carlson. Anak tanpa ayah dan ibu yang hidup dengan kakak perempuan di sebuah apartment yang sederhana. Apartment kami sangatlah kecil dan tak berwarna. Kami bahkan tak tahu apa itu warna pink, kuning, biru ataupun ungu. Karena yang kami tahu hanyalah warna abu-abu dan hitam seperti hidup yang kami jalani ini. Kakakku bekerja sebagai seorang dancer bersama dengan klubnya sedangkan aku hanyalah gadis berumur 21 tahun yang tak kuliah seperti gadis seusiaku pada umumnya dan malah bekerja sebagai wanita pendamping di sebuah karaoke di Toronto. Tapi aku tak pernah ingin jika cust meminta lebih dari itu. Walaupun begitu tetap saja aku dicap sebagai cewek murahan dimata orang-orang. Terutama teman-teman SMA ku. But this is me, you don't know much about me. Don't talk too much if you don't know who really I am.
.
.
.Emily POV.
Aku masih memikirkan laki-laki yang menolongku tadi malam. Dia terlihat gila dan juga kesepian dalam waktu yang bersamaan. But what the hell with him. Pertama kali aku bertemu dengannya ia sangat menyebalkan. Dan disaat malam itu semuanya berubah, dia adalah orang yang baik dan juga tulus.
Aku bergegas menyiapkan makan pagi dan juga membersihkan apartment kecil ini. Kakakku masih saja tertidur pulas dengan botol-botol alkohol yang berserakan. Dia memang tolol. Oh ya. Namanya Rena btw.
"Hoaammhh you my lil sissy, I love you honey." Ucapnya dengan iler yang masih berayun-ayun diujung bibirnya.
"Fuck off, sis. Lihat iler mu berayun dengan bebas. Jangan sampai itu terjatuh ke dalam masakanku. Atau kau ku ikat ditempat tidurmu." Ucapku kesal sambil meletakkan piringnya dimejanya.
"Ah mulutmu memang selalu begitu tapi lihatlah kau selalu mendahulukan aku dan menyiapkan makananku." Ucapnya tersenyum dan mencubit pipiku. Ah aku sebal sekali dengannya.
"Huh."
Aku telah selesai makan dan kemudian aku beranjak ke suatu tempat yang lumayan jauh dari apartmenku.
Dengan mengunyah bubble gum rasa blueberry kesukaanku, aku mulai berjalan dan naik bus menuju ketempat tujuanku.
Aku tak mempunyai teman dekat atau yg biasa dikatakan sahabat. Aku hanya fokus kedalam kehidupanku yang rumit ini. Bahkan aku lupa siapa temanku dulu karena yang ku ingat semua orang seperti benci denganku saat masa sekolah dulu. Entah apa yang mereka pikirkan tentangku.
Akhirnya aku sampai dan ya ini adalah tempat kerjaku dipagi hingga siang hari. Sebuah restaurant fast food yang terletak dipinggiran kota Toronto.
Aku benci jika harus bertemu pelanggan yang kurang ajar. Contohnya mereka yang tak ku sadari adalah customer yang pernah ku dampingi saat karaoke. Mereka seenaknya menepuk pantatku. Rasanya ingin ku hajar mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL
FanfictionBagaimana rasanya saat jiwa kita tertukar? Semua kehidupan tiba-tiba berubah. Ini benar-benar GILA namun juga sangat LUAR BIASA! 【Thank you for reading this story. If you like it you can gimme some vomments and I'll appreciate it so much. Lots of lo...