sore itu, hujan mengayun lembut membelai jiwa
angin berhembus meniup luka
mentari meredup dibalik senjaaku terduduk menatap jendela
dengan pikir melayang padanyateringat awal perjumpaan kita
canda tawa bersama dengan angan yang mengembara
namun kini, semua tinggal kenangan dan lukaluka.....
ya luka.....
karena keteledoranku membiarkannya tumbuh
karena ketidakberdayaanku mengelak rasa
karena kelemahanku yang mengharap rindu berbaliksemua telah berakhir,
semua sirna dalam sekejap mata
sadarku kembali saat dingin menyeruak menusuk tulang, dan membuatku kembali meringkuk dalam gelapnya tanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Pena
PoetryRangkaian kata yang tak berarti menjadi penuh makna Makna dari berbagai rasa Rasaku yang entah untuk siapa