Bab 02: Anggur Persia

1K 18 0
                                    

Setiba kembali di sana, perjamuan ternyata belum lagi dimulai, sebab masih harus menunggu kehadiran seorang, seorang yang tidak boleh absen.

Diam-diam Siau-hong masuk ke ruangan, dengan tersenyum Yap Ling ikut di belakangnya, senyumnya sangat gembira, sebaliknya Siau-hong tampak muram durja, bersungut-sungut, dia harap orang lain tidak memperhatikan dia. Akan tetapi semua orang justru memperhatikan dia, setiap orang sama menatapnya dengan sikap yang aneh.

"Kau datang terlambat," ucap Lau-to-pacu sambil menatap tajam padanya.

Siau-hong menjawab, "Aku tersesat. Aku..."

Pada hakikatnya Lau-to-pacu tidak menghiraukan apa yang diucapkan Siau-hong, katanya pula, "Namun kutahu kau pasti akan pulang bila mendengar suara genta, maka semua orang sama menunggu, sudah lama menunggu."

Siau-hong menyengir, "Sebenarnya juga tidak perlu menunggu diriku."

"Tapi hari ini harus menunggu," kata Lau-to-pacu.

"Sebab apa?" heran juga Siau-hong.

"Sebab hari ini ada peristiwa bahagia," tutur Lau-to-pacu.

"Peristiwa bahagia bagi siapa?"

"Bagimu."

Seketika Siau-hong melenggong.

Sungguh tidak habis dimengerti. Mengapa sekarang juga Lau-to-pacu sudah tahu apa yang barusan mereka lakukan? Apakah karena perbuatan Yap Ling itu memang atas perintah Lau-to-pacu?

Yap Ling tidak bersuara. Siau-hong juga tidak berpaling, ia pun tidak berani memandang Yap Soat yang duduk di samping Lau-to-pacu.

Yap Soat tampak menunduk dan tidak memandangnya.

Lau-to-pacu lantas berkata, "Di tempat ini biasanya cuma ada urusan kematian. Sesudah kedatanganmu, sedikit banyak membawa juga suasana bahagia." Ia berhenti sejenak lalu menyambung dengan nada terlebih halus, "Dan semua orang juga menyetujui urusan ini. Kau dan A Soat memang satu pasangan yang setimpal."

"A Soat?" Siau-hong terkejut.

Lau-to-pacu mengangguk, "Sudah kutanyai dia. Sepenuhnya dia pasrah padaku. Ku pikir kau pasti juga tidak anti."

Kembali Siau-hong melengak.

Sedangkan Yap Ling yang berada di belakang lantas berteriak, "Aku anti!"

Air muka setiap orang sama berubah. Siapa pun tak menyangka ada orang berani membangkang terhadap keputusan Lau-to-pacu.

Yap Soat juga menengadah dan memandang adiknya dengan terkesiap.

Yap Ling lantas tampil ke muka. Serunya, "Dengan tegas aku menyatakan tidak setuju, mati pun aku tidak setuju."

Dengan gusar Lau-to-pacu membentak, "Jika begitu, paling baik lekas kau mati saja."

Sedikitpun Yap Ling tidak gentar. Sahutnya, "Jika aku mati, Liok Siau-hong juga akan mati bersamaku."

"Siapa bilang begitu?" teriak Lau-to-pacu dengan beringas.

"Setiap orang pasti akan bilang demikian," sahut Yap Ling, "Sebab dia dan aku sudah menjadi suami-isteri sehidup semati."

Keterangan ini semakin mengejutkan orang.

Air muka Yap Soat juga pucat seketika, teriaknya, "Apa katamu? Kau sudah kawin dengan dia?"

Yap Ling menengadah dan menjengek, "Betul, aku sudah kawin dengan dia. Sudah kuserahkan segala milikku kepadanya. Sekali ini dapatlah aku mendahuluimu satu langkah. Meski dia menolak dirimu, tapi dia telah menerima diriku."

Serial Pendekar Empat Alis (Gu Long)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang