I know they say there's a lot of fish in the sea, but you're my Nemo.
"Hai, Cheryl. Apa yang akan kau lakukan setelah kelas selesai?" Tanya seorang teman sekelasku. Laki-laki ini bernama Mark, kami sama-sama blasteran setengah Korea yang mengambil sastra Korea di universitas ini. Ia tidak pernah mencoba bicara padaku sebelumnya, agak aneh menemukannya berusaha melakukan hal itu sekarang.
"Eum... Entahlah. Sepertinya aku akan ke perpustakaan", kataku agak canggung karena berada di dekat laki-laki populer sepertinya membuatku tidak nyaman. Ia bahkan duduk di bangku sebelahku yang seharusnya menjadi bangku Yerim. Ia terlihat berpikir dan mengangguk mengerti.
"Kau mau makan siang bersamaku?" Tanyanya spontan. Aku membulatkan mataku kaget. Apakah ia baru saja mengajakku kencan? Heol, yang benar saja. Jangan terlalu percaya diri, Cher. Lagi pula aku kan sudah mengatakan kalau aku akan ke perpustakaan setelah kelas usai.
"Hai Mark", sapa seorang gadis dengan pakaian kekinian pada Mark. Kau tahu, dari penampilannya gadis ini adalah tipe mahasiswa yang menyukai perhatian dan menjadi kelompok penindas. Aku tidak suka berada di sekitar orang-orang seperti ini, mereka terlalu menarik perhatian. Mark mendongak dan tersenyum manis kepada gadis itu.
"Hai Somi", sapa Mark balik.
Ah, jadi ini yang namanya Somi. Ia mahasiswa jurusan ekonomi bisnis yang baru masuk tahun ini atau singkatnya ia adalah junior kami, ia juga merupakan salah satu blasteran yang ada di universitas ini. Ia tidak seharusnya berada disini, ini bukan fakultasnya.
Saat ia baru saja masuk, hampir semua orang membicarakannya, terutama laki-laki. Sebutan idol nyasar itu pantas ia dapatkan dengan badan yang tinggi, bentuk tubuh yang bagus, dan mata yang besar. Ia sangat cantik. Aku yakin hampir semua laki-laki meneteskan air liurnya jika melihat Somi. Para perempuan pun dengan santer membicarakannya. Aku sih bukannya suka bergosip, Hanya tidak sengaja mendengar.
"Kau ada acara setelah ini?" Tanya Somi sambil mengibaskan rambutnya kemudian meletakkan satu tangannya di meja Mark bersandar.
"Uh, well. Sepertinya aku sudah ada janji duluan dengan Cheryl", kata Mark pura-pura tidak enak. Aku tidak ingat pernah mengiyakan ajakannya.
"Who the hell this Cheryl girl?" Tanyanya dengan nada tinggi yang tidak enak didengar. Mark menunjukkan ibu jarinya padaku. Pandangan Somi langsung menusuk ke arahku. Ia terlihat sangat galak. Aku tetap takut meskipun mengetahui fakta bahwa ia jauh lebih muda dariku.
"Kalian pergi saja. Aku harus ke perpustakaan setelah kelas usai", kataku kepada mereka berdua. Mark melihatku dengan pandangan sungkan.
"Tidak apa-apa", kataku. Well, sebenarnya juga aku tidak akan setuju dengan ajakannya, jadi dari pada ia tidak mendapatkan teman kencan lebih baik ia pergi dengan 'the most wanted girl', kebetulan kan? Mark juga sangat menyukai perempuan sepertinya. Ia tidak pernah terlihat tanpa perempuan di sekelilingnya.
"Ia sudah mengatakan tidak apa-apa. Kau dengar kan?" Tanya Somi pada Mark. Mark membuang napasnya pasrah dan mengangguk. Hey, apa yang ia pikirkan? Ia harusnya bersyukur bisa jalan dengan Somi.
"Baiklah aku akan menunggumu di dekat tangga", kata Somi akhirnya sambil mengedipkan sebelah matanya. Sebelum berbalik ia sempat melihatku dengan pandangan mengancam. Ew, dia tidak sadar umur rupanya.
"Mark, ini tempatku. Apa yang kau lakukan?" Oh, akhirnya penyelamat hidupku telah datang. Yerim melihat Mark dengan kesal.
"Aku duduk disini duluan! Karena kau datang belakangan, lebih baik kau cari tempat yang lain", kata Mark sambil melambai-lambaikan tangannya mengusir ke arah Yerim yang terlihat sangat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twenty Two
FanficSiapa sangka seorang yang hanya menjadi mimpi bagiku dua tahun yang lalu menjadi kenyataan? Dua puluh dua tahun umurku dan saat itu lah keajaiban sekaligus bencana terjadi. Tidak tahu harus menyalahkan siapa, ia salah dan akupun salah. Seharusnya ak...