Aku belum punya data. Salah besar mengajukan teori tanpa mempunyai data. Secara tidak sadar, kita akan mengubah fakta agar cocok dengan teori, dan bukannya teori yang seharusnya di sesuaikan dengan fakta.
Agree, aku setuju dengan apa yang baru saja kubaca. Untuk membuktikan sebuah tindak kriminal tentu saja harus memiliki bukti, bukan hanya teori.
A Scandal in Bohemia, adalah judul buku yang sedang kukerjakan saat ini. Cerita misteri kriminal yang memiliki sebagian unsur romantisme didalamnya. Aku cukup menikmati novel-novel misteri dan plot ini cukup bagus.
Ping!
Layar ponselku menyala, tanda ada pesan masuk. Seorang teman satu timku mengirim pesan. Sebenarnya ia terlalu perhatian sebagai seorang teman, membuatku sedikit tidak nyaman. Namun karena ia adalah senior, aku berusaha menahan rasa tidak nyaman itu dan tetap menghormatinya. Lihatlah, ia bahkan mengirimi pesan hampir disaat tengah malam seperti ini.
Jaehyun sunbae: Bagaimana rekomendasiku? Kau sudah membacanya?
Novel ini memang rekomendasinya. Ia mengatakan pada kepala editorku agar memilihku untuk mengerjakan novel ini. Aku mengetik balasannya.
Me: Plot-nya bagus, tetapi agak bertele-tele
Dengan cepat Jaehyun sunbae membaca dan mengetik balasannya.
Jaehyun sunbae: Benarkah? Kau masih memiliki banyak pekerjaan kalau begitu :D
Sebesar apapun aku ingin mengacuhkannya, ia tetap seniorku dan itu bukanlah hal yang baik. Aku masih anak bawang dan aku butuh sedikit, banyak pengakuan.
Me: Aku akan berusaha! Fighting!
Aku buru-buru keluar dari window chat dan kembali membaca. Pembicaraan ini akan sangat canggung dan aneh jika tetap dilanjutkan.
Bunyi kain yang saling bergesekan membuatku terdiam seketika. Pencahayaan yang hanya bersumber dari layar laptop-ku membuat suara itu lebih intens terdengar.
"Kau belum tidur?" Disusul dengan suara serak dan berat.
Aku bersumpah, jantungku sempat berhenti sepersekian detik karena mendengar suara itu. Keberadaan Min Yoongi yang sempat terlupakan.
"Belum", kataku singkat tanpa melihatnya, sibuk menenangkan detak jantung dan napasku.
Terdengar lagi suara kain yang bergesekan, kali ini lebih keras dan heboh. Mungkin ia sedang berguling-guling di atas ranjangku. Suara itu berhenti kemudian disusul dengan suara langkah kaki.
"Kau lihat, sudah jam berapa ini?" Tanyanya. Terdengar suara kain lagi, seperti... jangan bilang ia melepas bajunya. Kemudian suara zipper yang terdengar cukup nyaring. Zipper? Seingatku ia sudah melepas jaketnya. Jangan bilang ia juga melepas celananya...
Demi Tuhan! Jika laki-laki ini benar-benar melakukannya, aku akan mengusirnya kejalanan saat ini juga. Ini benar-benar tidak pantas!
"Ayo tidur", tanpa kusadari ia sudah berdiri di sampingku. Aku terlonjak. Belum sempat melakukan apapun, Min Yoongi sudah mengambil laptop dari pangkuanku. Ia mengeceknya sebentar, aku bisa melihat dada pucat dan bidang miliknya. Kemudian ia menutupnya. Hilang sudah satu-satunya sumber pencahayaan.
Di dalam gelap aku hanya bisa mendengar detak jantungku yang sangat keras dan merasakan keberadaan Min Yoongi yang sedang merapikan laptop milikku. Aku hanya bisa menatap pada kegelapan dengan pupil membesar, berusaha mencari setitik cahaya.
Klik!
Seketika cahaya menerangi sesisi ruangan. Hal pertama yang mendarat di mataku adalah pemandangan Min Yoongi yang hanya menggunakan boxer dan rambut berantakan. Perut kurusnya memiliki sedikit otot yang terlihat menonjol. Mataku menyusuri tubuhnya tanpa sadar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twenty Two
FanfictionSiapa sangka seorang yang hanya menjadi mimpi bagiku dua tahun yang lalu menjadi kenyataan? Dua puluh dua tahun umurku dan saat itu lah keajaiban sekaligus bencana terjadi. Tidak tahu harus menyalahkan siapa, ia salah dan akupun salah. Seharusnya ak...