"Sebelum aku jatuh mencintai sajak-sajak, lengkung ujung dari bulan sabit, dan kicauan indah sang burung, cintaku jatuh pertama kepadamu."
Razella Putri
***
SEBAGIAN orang mungkin menyandingkan kentang goreng atau french fries dengan saus atau semacamnya, seperti mayo mungkin?
Tapi, tidak bagi Razella dan Althara. Pasangan yang bisa dibilang konyol ini menyandingkan kentang goreng dengan ice cream. Bagaimana bisa?
Lelaki yang berbalut seragam putih abu-abu dengan motor hitam besar miliknya sudah bertengger di depan gerbang SMA Fransa. Jemari tangannya sedang menari-nari diatas keyboard ponsel miliknya.
Pletak!
Tepukan ringan mendarat dipunggungnya, "Gue laper." ucap perempuan dengan badge name Razella Putri Amanda.
Perempuan ini mengenakan seragam yang berbeda dengan lelaki yang sedari tadi menunggunya. Tercetak jelas di dasi miliknya SMA Fransa, sekolah bertingkat empat yang ada di depannya itu.
"Terus? Hari ini jatah gue untuk beli ice cream duluan, ya, baru nganter lo ke kentang-kentang lo itu." balas si lelaki dengan badge name Althara Fahrezi Bhameswara, "Buru naik."
"Anterin gue dulu, please," ucap Razel dengan tatapan memelas, sambil memegang perutnya yang sudah berbunyi semenjak pelajaran Matematika tadi.
"Kemarin gue udah ngalah sama lo," balas Altha dan ada jeda. "Mau naik atau gue tinggal?"
"ALTHA, GUE TUH BENERAN LAPER! LO TAU? TADI MATEMATIKA BENER-BENER MENGURAS OTAK!"
Altha menyalakan motor hitamnya lalu menancap gas pelan. "Sip, bye, Razel!"
"ALTHA!!!"
Altha menoleh, menampakkan cengiran konyol diantara gigi-giginya. "LO BENER-BENER MAU GUE TIMPUK PAKE LAPTOP?!" teriak Razel dari arah belakang membuat Altha menampakkan senyuman konyol semakin konyol.
"Timpuk dong," ledek Altha. Razel mendengus sebal, lalu berjalan cepat melalui Altha. "Lo mau kemana, daki biawak?"
"Naik burok! Naik angkot, lah! Males gue sama lo,"
Alih-alih gue ngalah lagi, es krim vanilla udah ngelewein gue tuh di toko Bang Jaka, batin Altha dalam hati.
"Yaudah buruan naik! Kita ke emsidi," ucapnya, emsidi yang ia maksud adalah Mc Donald's.
"Gak, gue maunya ke Fresh Milk. Porsi kentang disana lebih besar daripada di emsidi."
"Tapikan, biar adil. Di Fresh Milk mana ada ice cream? Kan kalo di emsidi ada Mc flurry," jawab Altha dan ada jeda. "Mau gak? Gak mau? Gue tinggal nih beneran."
"Beli yang large, ya, tapi?"
***
Sesampainya di Mc Donald's, Razel langsung berlari menempati tempat favoritnya. Di pojok ruangan tersebut. Karena apa?
Ada colokan.
Dimana-mana urusan pesan-memesan menjadi tugas dari wanita, tapi disini yang berperan penting adalah si cowok alias Altha. Semua urusan pesan-memesan, tiket bioskop, tiket kereta, dan bertiket-tiket atau makanan-makanan adalah tugas Altha.
Kenapa?
Altha tipikal cowok cuek, tetapi sekalinya romantis bisa bikin Razel melted. Pertama kali mereka berdua jalan, dan saat Razel ingin memesan makanan, Altha langsung bilang 'udah kamu disini aja, biar aku yang mesen, aku gak mau kamu capek antri'.
"Dua paket french fries large, Mc flurry cokelat 2, fanta float 2, udah? Apalagi? Dugong," kata Altha, mengabsen pesanan Razel satu persatu.
Razel mengusap wajahnya dengan kasar. "Itu berdua sama lo, yakeleus gue semua."
"Ooh, gue kira itu buat lo semua. Dugong kelaparan kan kayak gitu." Altha langsung berjalan ke arah kasir dan memesan semuanya, tanpa ada yang terlupa sedikitpun.
Razel langsung meraih buku matematikanya dan mulai mengerjakan ulang soal ulangan yang tadi sudah ia kerjakan di sekolah. Hatinya masih tidak yakin dengan jawaban yang sudah ia selesaikan.
"Pesanan sampai, Tuan Putri."
"Sausnya mana?" tanya Razel dan ada jeda. "Gue ambil dulu, deh."
"Eeh, coba kayak gini aja," kata Altha, lalu ia memasukkan kentang miliknya ke Mc flurry cokelat, seraya ice cream itu adalah saus.
Razel bergidik, "Ih, Tha! Gak ada yang lebih jorok lagi? Sarap!" omelnya, tidak lupa tangannya menjitak puncak kepala Altha.
"Ini cobain dulu baru ngomel," Altha menyodorkan kentang milik Razel yang sudah dicolek es krim cokelat itu. "Nah, enak, 'kan?"
"Biasa aja." jawab Razel, lalu mengikuti cara makan Altha.
"Yeee, biasa aja tapi dicobain terus! Dasar lo manusia kentang!"
"Oh iya, gimana tadi di sekolah? Ada yang deketin? Kakel? Dekel? Atau temen angkatan?" tanya Razel bertubi-tubi, Altha lantas memutar kedua bola matanya.
Memang, mereka beda sekolah. Dulu, mereka satu sekolah sewaktu SMP. Ketika ujian kelulusan, mereka berdua pun sudah menempatkan nama mereka di sekolah yang terkenal akan kepintarannya yang tak lain adalah sekolah Razel yaitu SMA Fransa. Tetapi, nilai Altha tidak mencukupi dan hanya Razel lah yang bertahan di sekolah tersebut.
"Gak ada apa-apa, lo kali yang jadi inceran kakak kelas," jawab Altha dan ada jeda. "Secara, SMA Fransa gitu, loh!"
"Apa bedanya sama Vintago?"
"Ya, bagusan Fransa lah daripada Vintago, anak-anaknya juga pasti mendingan di Fransa daripada Vintago."
"Gak ah, biasa aja. Abisin tuh ice cream lo! Tadi ngerengek gak mau ngalah," balas Razel, dan ada jeda. "Yaudahlah, buat gue aja."
Altha menatapnya dengan sebal dan menepuk kepala Razel. "That is mine!" tukasnya kesal.
"Sakit!" Razel memegangi kepalanya yang baru saja kena hantam. "Gak pernah mau ngalah banget jadi cowok!"
"Tadi apaan kalo gak ngalah namanya? Nurutin lo kesini dulu, padahal kan gue mau ke toko nya Bang Jaka,"
Razel memutar kedua bola matanya. "Gue kan maunya ke Fresh Milk!"
"Gue maunya ke toko Bang Jaka!"
"Fresh Milk!"
"Toko Bang Jaka!"
"Milk!"
"Bang Jaka!"
"Milk!"
"Jaka!"
"Anjing lu,"
"Babi,"
***
Hallo Readers!!
Ini cerita pertamaku. Walaupun, masih berantakan kalimatnya hehe maklum pemula. Ceritain dikit aja ya, di cerita ini genre nya Romance ada, Comedy ada, dan hal-hal yang berbau ngeselin tuh ada. Lumayan banyak konflik disini dan semoga kalian suka ya!!
Jangan lupa vote dan comment kalau suka, kritik sama saran juga author butuhkan dan sangat-sangat dibutuhkan:(
Regards,
-Iqfa-
KAMU SEDANG MEMBACA
Kentang
Teen FictionPernah kebayang dengan dinginnya es krim yang disatu padukan dengan gurihnya kentang? Hubungan itu ibarat dinginnya es krim, jika tak ada penyanding akan terus dingin. Kentang salah satu penyanding yang kuat, dan bisa diibaratkan kentang itu adalah...