Drei

1.6K 161 1
                                    

—Musim Semi

—Canon

—Ficlet

Montsuki haori hakama yang Naruto kenakan dalam upacara pernikahan, telah ditanggalkan. Masih tersisa deru jantung berpacu pada upacara adat yang berlangsung begitu sunyi senyap khitmat atau apapun yang Naruto anggap sebagai sebuah ketegangan.

Kini ia memakai setelan jas hitam, dengan hiasan bunga di bagian dadanya. Berdiri sendiri pada satu ruangan menanti Hinata yang tengah berganti pakaian. Sulas senyum malu ia sunggingkan lantaran ingatan tentang kekagumannya pada kecantikan Hinata.

Rasa yang tiba-tiba menghangat serupa musim semi yang menyiram gigil dengan buaian angin sejuk yang menebarkan berjuta cinta. Atau serupa kuncup bunga sakura yang merambat bermekaran di setiap dahan pohon beku. Naruto suka perasaan yang tiba-tiba menggerogoti jantungnya.

Ia memutar menyambut wanitanya yang kini telah menggunakan kimono lebih sederhana. Rambutnya tergerai, berlipstik merah menyala pada bibir menganga, lalu terkatup dan menarik pada dua sudut untuk senyum yang ditujukan pada Naruto seorang.

"Sudah siap?" tanya Naruto mengangkat tangannya.

Hinata mengangguk, lalu meraih tangan lelakinya. Mereka bergandengan, berjalan keluar pada lorong panjang lalu jalanan tanah pada taman depan manshion menuju sebuah taman lebar berwarna merah jambu dipenuhi sakura bermekaran.

Indah musim semi memapar pandangan dua insan yang membuka lembar baru. Seolah mengatakan cinta ini indah, cinta ini suci. Ia bertumbuh bak sakura tanpa dedaunan yang berjalan menghias batang kosong nan dingin. Seolah titik beku yang mengigil hati telah berhias rona merah jambu, menghangat dan bertumbuh.

Kuncup-kuncup sakura yang merekah selaras senyum mengembang di setiap rupa sahabat-sahabat yang antusias membanjiri ucapan selamat.

Kicau burung jua mengiring deru jantung yang berpacu seirama angin musim semi ini. Mereka indah dan menyatu pada keindahan.

"Kita beruntung bahwa semesta memberi restu pada pernikahan kita."

Hinata tak menjawab, melainkan menatap yang ditatap sang suami. Langit biru berlapis awan putih menggumpal. Secerah harap masa yang akan datang.

"Semesta memberikan kado terbaik berupa perasaan yang terus-terus berkembang di musim semi ini. Seperti aku yang telah jatuh cinta berkali-kali pada Naruto-kun. Semakin hari semakin bertumbuh, berbunga lebat, hingga tak dapat terbendung kala kita berciuman selepas kembali dari bulan."

"Begitu pun denganku." Naruto menatap Hinata lekat. "Perasaan itu merekah, berbunga indah.."

"Terima kasih telah mencintaiku."

Takkah ia serupa bintik kecil yang berjalan sendiri di tengah gigil. Bertahan pada terpaan udara dingin sampai semi membimbing. Memberi keajaiban yang terbilang tak mungkin. Ia bertumbuh dan merekah pada labirin. Menghias setiap sudut dinding pada dua hati kecil yang mengintim.

—V—

NIJIKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang