New Couple

552 55 2
                                    

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Author: Vinara 28

.

.

"Hinata, terima kasih."

Kedua kelopak mata Hinata mengerjap seiring gravitasi yang membawa tubuhnya kembali ke bumi—daratan. Menyisakan sentuhan lembut dari bibir yang masih terasa hangat dengan deru napas dari sang pria. Entah seperti apa rupanya saat ini, ia hanya menerka-nerka bahwa mukanya sudah semerah kepiting rebus. Detak jantungnya terus saja bekerja begitu keras, tak tahan dengan ciuman yang baru ia terima, memberontak ingin meledak saat ini juga. Sayangnya Hinata tidak ingin pingsan dan mengakhiri sensasi aneh ini.

Ia menangkap senyuman manis Naruto, namun sesaat berubah menjadi cengiran dan berakhir dengan kecanggungan. Apa lagi sekarang mereka sudah berdiri di antara rombongan Team—Shikamaru, Sakura, Sai, Hanabi. Tak ada yang melontar ucapan untuk mencairkan suasana, semuanya mengalihkan pandang dan berpura-pura tak melihat apapun.

Namun ada satu yang terlihat jahil dengan menyunggingkan seringai dan menyikut Hinata. kedua lavender itu hanya tercekat melihat tingkah sang adik yang tengah mengejeknya.

"Ayo pulang." Shikamaru angkat bicara, ia menggaruk tengkuknya. Bukan keahliannya berbasa-basi, dia memilih untuk bergegas kembali ke desa, dari pada menanyakan tentang hubungan Naruto dan Hinata yang secara ajaib merekat seperti lem.

Sai mengangguk, ia melukis empat burung untuk dinaiki, seperti halnya saat mereka berangkat untuk menyelamatkan Hanabi. Tapi, hey? Sekarang sudah ada Hanabi. Hinata bingung, seharunya dia bersama dengan adiknya, bukan? Memastikan bahwa adik tercintanya ini baik-baik saja dan menjaganya sepanjang perjalanan pulang.

Namun....

Tangan Naruto yang menggenggam jemarinya tak juga dilepaskan. Hinata memang berjanji tak akan pergi lagi dari sisi Naruto, tapi bukan berarti harus bergandengan tangan terus, bukan? Hinata malu, wajahnya memerah. Bagaimana caranya ia meminta Naruto untuk melepaskan gandengannya sedangkan saat ini sang pria tengah membawanya menuju burung untuk dinaiki.

"Na-naruto-kun?" Hinata bergumam, menahan Naruto. Ia menatap Naruto penuh arti.

Sakura tahu kegelisahan Hinata, ia terkikik geli. Berada pada keadaan baru menyelamatkan sang adik dan juga mendapatkan sang pujaan hati, tentu pilihan yang sulit mengingat keduanya adalah hal yang penting. "Aku akan menjaga Hanabi, jadi jangan khawatir." Sakura mengedipkan sebelah matanya kemudian melambaikan tangan pada Hanabi memintanya untuk segera naik.

Naruto tersentak. Ah, ia memang bebal. Seharusnya dia tahu bahwa Hinata ingin bersama dengan sang adik. Ia melirik Hinata, kini kepercayaan dirinya tak setinggi tadi saat melayang di bulan. "Kau ingin dengan Hanabi atau denganku?" dan sekarang ia makin merutuki dirinya sendiri karena meminta Hinata untuk memilih.

"Eh?" Melirik Hanabi yang sekarang sudah berada di atas lukisan burung bersama dengan Sakura. Kemudian kembali melirik Naruto dengan pandangan bingung.

"Hinata Nee-sama, aku dengan Sakura-nee saja. Aku tahu kalian ingin beduaan." Entah direncanakan atau tidak, Sakura dan Hanabi terkikik bersamaan seolah sengaja menggoda pasangan baru itu.

Shikamaru menghela napas sebelum mengkomando untuk bergegas kembali ke desa. Sedangkan Sai? Dia hanya bergumam, "Seharusnya aku menggambar enam burung."

Naruto menuntun Hinata untuk naik. Hinata sedikit canggung pasalnya sekarang dirinyalah yang berada di depan. "Naruto-kun, bukankah sebaiknya aku di belakang?"

"Tidak, jika Hinata yang di belakang, aku tidak bisa melihatmu." Naruto menyusul naik, tangannya dengan cekatan berada di anatara pinggan Hinata. lagi-lagi Hinata dibuat merona dengan tingkah Naruto yang berbeda dari sebelumnya.

NIJIKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang