Yang Kuingat Tentangmu

1K 78 2
                                    

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Author: Vinara 28

Genre: Romance, Family

Rate: T+

.

Mata keperakannya menatap lembut putra sulung yang sudah terlelap. Sedikit terkikik saat melihat gaya Boruto tidur yang tak pernah bisa tenang seperti sang ayah. Lalu dengan telaten, wanita yang kini menyandang klan Uzumaki itu membenarkan posisi Boruto kemudian menyelimutinya. Menyikap rambut pirang yang menutupi kening, Hinata mengecup singkat kening Boruto.

"Oyasumi..." mengulum senyum, jemarinya meraih saklar lampu sebelum menutup pintu.

Beralih menuju kamar si bungsu. Hinata tak habis pikir, kedua buah hatinya memiliki pribadi yang berbeda, terlihat jelas dari cara mereka tidur.

Himawari tidur dengan damai bersama boneka kataknya, bahkan selimut yang sedari awal tersemat, tak sedikit pun bergeser dari tubuhnya.

Hinata duduk di pinggiran ranjang, mengusap rambut Himawari. Gadisnya ini terlihat bak malaikat, sayangnya ketika marah, sifat Himawari berubah menjadi mengerikan. Kembali bibirnya ia daratkan di kening sang buah hati, lalu mengusap lembut pipi gembul.

"Oyasumi..." sambil berbisik Hinata mematikan lampu kamar.

.

Kini tinggal ia sendiri yang masih terjaga. Duduk termenung memangku tangan, ia menengok jam dinding yang berdetak begitu keras.

"Jam sebelas malam, Naruto-kun belum pulang juga."

Mengeluh tak akan membuat Naruto-nya datang, ia memilih menunggu dengan sabar. Pekerjaan Hokage memang berat, dan ia mengakuinya ketika suaminya selalu pulang dengan wajah penat.

Dia juga sadar diri bahwa suaminya itu bukanlah Shikamaru, bukan pula Sasuke atau mendiang Neji yang memiliki otak cerdas. Suaminya hanyalah lelaki yang dulu selalu terkucilkan dan dijauhi oleh masyarakat. Shinobi yang dikenal kurang pandai dalam bidang akademik. Namun dia selalu bangga karena suaminya memiliki semangat tinggi, itulah yang membuat Naruto menjadi pahlawan dalam perang dunia shinobi ke empat dan bisa meraih impian menjadi hokage.

Tanpa sadar ia tersenyum, menarik dirinya untuk kembali ke alam sadar. Kenangan tentang Naruto memang tak akan pernah hilang dalam memorinya.

Menghela napas panjang, Hinata meraih sebuah buku tebal—ralat—album foto. Benda yang menyimpan kenangan-kenangan indah yang diabadikan melalui kamera.

Jemari putihnya membuka tiap halaman yang menampilkan dirinya juga Naruto. Dimulai saat mereka menjadi pengantin baru—masa-masa yang selalu membuatnya merona, saat hamil dan melahirkan, kemudian berbagai macam gaya bersama anak-anak. Empat senyuman yang tercetak jelas membuatnya tertegun.

Ia terus asik membuka-buka hingga sampai pada halaman kosong, tangannya meraba halaman itu. Ia teringat dengan beberapa lembar foto yang baru ia cetak kemarin. Beranjak menuju rak, ia tersenyum senang saat menemukannya. Tak ada salahnya, kan, menunggu Naruto pulang sambil menata foto.

Satu persatu ia letakkan pada halaman, sambil mengingat memori ketika foto-foto tersebut diambil. Hobi barunya ini memang selalu menyita perhatiannya, tiap hal yang menurutnya menarik untuk diabadikan, akan ia tangkap dengan kameranya. Begitu asik dengan kegiatannya hingga tanpa ia sadari Naruto sudah duduk di sampingnya sambil memerhatikan senyum yang tercetak di bibir Hinata.

"Na-Naruto-kun?" Hinata tergagap, sedikit memekik saat menyadari suaminya sudah berada di sampingnya. Namun kemudian ia menghela napas lega sambil mengulum senyum. "Okaeri Naruto-kun, kau mengagetkanku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NIJIKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang