Look at me, please!

1.9K 166 6
                                    


.
The last story chapter 1

Hinata tertawa hambar, begitu menyeramkah ia sampai semua nya menjauh, ia bangkit dari duduknya, dan tanpa rasa malu ia berjalan ke arah Sasuke dan menarik dasi laki-laki sekolahnya , lalu Hinata mendekat wajahnya mengeliminasi jarak sampai bibirnya mencium bibir Sasuke di depan semuanya, di sana mereka melongo sambil terus mengkedip-kedip kan kelopak mata, Sasuke tampak membulatkan matanya.

"Dengar! aku tidak akan menyerah, seberapa keras kau menghindar" Hinata mengusap bibirnya, Hinata membalikan badannya memunggungi Sasuke, mengabaikan tatapan siswi dan siswa lain ia melenggang meninggalkan mereka yang masih shock.

TREATISE HEART

Disclaimer @ Masashi Kishimoto
Warning : OOC
Rate: T

DLDR

(dont like dont read)

Chapter 2

"Hinata kau sungguh berani" Ucap Tenten, sedangkan Hinata hanya meringgai dan menarik kursi dan duduk didekat Karin. "Aku tidak suka di anggap lemah" Ucap Hinata, ia mengambil meminum minuman milik Shion, lalu ia meneguknya.

Sejak kejadian sensional beberapa menit yang lalu, para siswi dan siswa yang hobbynya suka bergosip ria, tak henti-hentinya membicarakan kejadian yang dilakukan Hinata. Mereka tahu Hinata itu adalah gadis tipe tidak tahu malu, dan memiliki percaya diri selangit, tetapi melakukan hal itu sepertinya baru pertama kalinya mereka melihat gadis itu melakukan ciuman dadakan yang membuatnya jadi pusat perhatian.

Sejak tadi Ino dan Tentenpun tak henti-hentinya mengolok Hinata. ciuman pertama atau kecupan pertama entahlah Hinata tak pernah menggubris keingin tahuan sahabatnya itu. “-Sudahlah guys, jangan berisik” Sela Karin melerai cerocosan Ino yang tak mau diam. “-aku hanya penasaran, memangnya salah?” Ino mengerucutkan bibirnya setelahnya. Karin tak peduli melihat ekpresi Ino yang mengerucutkan bibirnya kesal karena dirinya.

“Hinata kau selalu juara perihal memperjuangkan cinta” Celetuk Shion sambil mengacungkan kedua jempolnya kearah Hinata. “Andai aku bisa melakukan itu pada Naruto-kun” Ungkap Shion selanjutnya membuat keempat sahabatnya itu menoleh kearah Shion yang tengah asik dengan pikirannya, merasa diperhatikan oleh sahabat-sahabatnya ia menoleh canggung karena ia baru sadar telah keceplosan. Tiba-tiba terdengar suara Ino tertawa “Hahahha, Waah aku tak percaya kau menyukai si baka dobe itu” Celetuk Ino membuat Shion menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Aktifitas mereka terhenti ketika bunyi bell jam pelajaran terdengar. Beberapa murid yang sedang makan terlihat buru-buru menghabiskan makanannya, ada beberapa murid yang cepat-cepat berlari untuk segera memasuki kelasnya yang akan belajar bersama dengan sensei yang lumayan menyeramkan. Hinata dan kawannya malah cuek dengan suara bell itu yang mulai terhenti, bukannya memasuki kelas dan segera mempersiapkan buku untuk belajar mata pelajaran selanjutnya, terlihat rombongan siswi itu berjalan kearah tangga menuju balkon sekolah. “Aku malas mengikuti pelajaran sejarah, ouh membuatku mati kebosanan” Ucap Tenten hiperbolish ditengah perjalanannya menuju  balkon sekolah. “Aku jadi membayangkan wajah sensei Tobirama yang murka kita membolos lagi” Timpal Shion. “Sudahlah! jika kau takut, pergi saja kekelas” Ucap Hinata sambil membuka pintu yang akan menuju balkon itu.

Angin berhasil menerbangkan surai indigo Hinata begitu ia berpijak di atas balkon. Udara yang lumayan segar membuat Hinata menutup rapat kedua matanya menikmati sentuhan angin yang menyejukan pori-pori kulitnya. Karin akan mencari letak tempat yang biasanya ia duduki. Ino yang biasanya melakukan live siaran akan langsung sibuk sendiri mengabaikan sahabat-sahabatnya. Hinata akan langsung merebahkan dirinya menatap langit cerah, Tenten yang hobbynya tidur tak akan menghilangkan kesempatan untuk segera tidur merapatkan tubuhnya didekat Hinata. Shion yang akhir-akhir ini menyukai serial drama korea yang tengah popular ia ikut rebahan sambil fokus kearah ponsenya.

Treatise HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang