Gesture of resistance

2.5K 169 54
                                    

Part 16
.
Setelah liburan akhir semester selesai. Seluruh murid kembali menjalani aktifitasnya di sekolah. Menikmati ajaran baru dan kelas baru.

Sekarang Hinata sudah menjadi siswi kelas 3. Sebentar lagi ia akan lulus dan menjadi seorang alumnus di sekolahnya.

Pagi ini Hinata datang ke sekolahnya begitu bersemangat. Terlihat ia begitu ceria dan berseri-seri. Hinata menyapa beberapa teman kelasnya saat ia akan mengganti sepatu rumahnya dengan sepatu sekolah, namun ada yang berbeda dengan teman sekelas Hinata, dua siswi yang tengah melakukan hal yang sama dengannya iyu hanya menatapnya dengan tampang sinis, setelah itu mengabaikannya dan pergi meninggalkan Hinata yang keheranan.

"Aish, apa ada yang salah dengan penampilan ku" Gumam Hinata sambil mengerucutkan bibirnya. "Ah mungkin mereka masih belum menerima perubahan ku yang sekarang" Pikir Hinata. "Tapi ku pikir-pikir mereka baik-baik saja saat ujian kemarin"

Setelah selesai mengganti sepatunya Hinata segera melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Lagi-lagi ada yang aneh dengan tatapan orang-orang kepadanya, ia terus di tatap sinis bahkan mereka berbisik-bisik. 'Oh! Cukup mengherankan sekali dengan arti tatapan sinis itu' Hinata tak ambil pusing ia mengabaikannya dan melanjutkan langkahnya pergi ke kelas.

Hinata melihat seorang siswi berkaca mata yang kesusahan membawa buku-buku perpustakaan tepat di koridor kelasnya, terlihat siswi berkacamata itu menjatuhkan beberapa buku di dekat sepatunya. Hinata berjalan mendekat berinisiatif membantunya. Hinata lalu berjongkok untuk mengambil buku itu dan ia berniat mengambil sebagian buku yang lain guna untuk membantu siswi itu membawa bukunya ke ruang guru. Tapi siswi itu menolak dan terlihat ketakutan -sambil menarik paksa beberapa buku di tangan Hinata lalu ia pergi- setelah mengetahui Hinata yang membantunya.

"Hey kau kenapa?" Tanya Hinata begitu siswi itu yang terlihat panik dan segera bergegas pergi tanpa mengucapkan terima kasih pada Hinata.

"Apa perubahan ku terlihat tidak wajar" Ucap Hinata pada dirinya sendiri.

Lagi-lagi semua murid menatap Hinata dengan tatapan sinis dan Hinata di buat kebingungan dengan apa yang membuatnya di tatap seperti itu, apa mereka tidak menerima perubahan Hinata.

"Hinata-chan , oyy Hinata gawat!!" Teriak Shion dan Ino pada Hinata yang baru saja akan memasuki kelas, lalu Hinata ditarik oleh Shion menuju taman belakang yang cukup sepi dari keramaian murid.

"Gawat kenapa Ino-chan ?" Tanya Hinata begitu mereka sampai di taman sekolah.

"Kau lihat ini" Jawab Ino sambil menyodorkan ponselnya pada Hinata.

Hinata mengeryit bingung lalu tangan terulur mengambil ponsel milik Ino itu dan melihat apa yang sebenarnya dikatakan gawat oleh sahabatnya itu.

"Rekaman cctv tabrakan itu tersebar di grup colony sekolah " Jelas Ino membuat Hinata yang tengah melihat ponsel Ino terlihat shock.

"Kau lihat tulisan itu semuanya menyudutkanmu, bahkan si penyebar sampai tahu Matsuri yang di tabrak sampai meninggal" Ucap Shion.

"Kenapa bisa seperti ini!" Tutur Hinata sambil terus menscroll ponsel android Ino ke bawah membaca tulisan demi tulisan yang tertulis bahkan video saat Hinata menabraknya.

"Bagaimana ini Hinata? Kau bisa di hujat oleh semua murid disini" Ucap Ino gelisah.

Di sudut tembok Sakura tersenyum setan melihat Hinata yang tengah panik, rencana nya luar biasa berhasil.

Sakura memuji kecerdasan Naruto atas rencananya. Pemuda yang terlihat konyol dan tampak bodoh itu adalah sosok yang cerdik, pantas saja ia bisa mengkelabui tentang kematian Matsuri.

Treatise HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang