Whenever I think of you, I'm happy!

2.4K 174 86
                                    

Chapter 8
.
.

Dua minggu berlalu. Ujian akhir semester telah selesai dilaksanakan oleh seluruh peserta didik SMA Konoha School Internasional. Semua rutinitas pembelajaran telah diberhentikan -akhirnya, libur telah tiba!!!!. Semua murid tampak senang menyambut waktu libur semesternya. Eits! Jangan senang dulu, disekolah masih ada rutinitas yang harus dilaksanakan. Segudang acara tengah menanti semua murid SMA Konoha School Internasional . Bunkasai (festival budaya) harus segera dipersiapkan. Rencananya pembukaan festival bunkasai akan dilaksanakan rabu pagi setelah ujian semester berakhir yang jatuh pada hari sabtu. Ada waktu tiga hari -minggu, senin, selasa- bagi peserta didik SMA Konoha School Internasionl untuk mempersiapkan pembukaan festival.

Dimulai minggu pagi. Semuanya tampak sibuk hilir mudik sambil mengerjakan sesuatu yang sudah dikonsepkan. Bahkan pegawai jasa sewaan juga nampak hadir dibayar untuk mempersiapkannya. Beberapa kelas terlihat sibuk latihan untuk pertunjukan, seperti kelas Hinata salah satunya katanya saat nanti akan menunjukan pementasan opera. Drama opera yang terkenal seperti 'the phantom of the opera' dipilihnya dan menunjuk Shion serta Kimimaro yang akan berperan menjadi Christine Daaé dan The Phantom. Shion dipercaya mampu berakting saat dulu ia sering mengikuti pementasan teater. Kimimaro jangan diragukan ia pemain aktif di teater pertunjukan Jepang. Pertunjukan ini akan dikemas menjadi setengah jam ada beberapa adegan yang tidak ditunjukan dari versi aslinya. Beberapa murid terlihat antusias -ingin segera melihat pertunjukannya, akan seperti apa hasilnya. Shion yang ditunjuk sebagai pemeran utamanya membuat ia kalang kabut berlatih keras agar pertunjukannya membuahkan hasil yang memuaskan -tumben sekali gadis ini begitu bersemangat dalam hal seperti ini. Selagai orang-orang tengah sibuk, berbeda dengan Hinata. Ditemani oleh Utakata ia hanya duduk manis melihat orang-orang yang tengah sibuk itu. Hinata mencari keberadaan Karin yang sepertinya tak hadir. Hanya ada Shion dan Tenten yang tengah sibuk berlatih.

Hinata beranjak dari duduknya. Ia mulai bosan hanya duduk saja sedari tadi. Apalagi Utakata hanya tertidur saja disampingnya. Membuatnya dilanda kebosanan. Belum saja selangkah ia akan pergi tangannya dicengkram seseorang membuat Hinata menolah pada arah tangannya yang tengah dicengkram oleh Utakata. Dengan bingung Hinata mengalihkan penglihatannya pada Utakata yang kini mendudukan dirinya kembali disampingnya. "Ada apa?" Tanya Hinata pada pemuda disampingnya yang kini merubah posisi dari tertidur menjadi duduk "Jangan pergi" Pintanya. Hinata saling pandang dengan Utakata. Pemuda itu memangdangnya dengan sulit diartikan. Hinata mengalihkan pandangannya kedepan sambil mengangkat pelan tangannya yang sedari tadi masih dicengkram oleh Utakata.

"Apa kau sedang sakit?" Tanya Hinata akhirnya. Ia sedikit khawatir pada pemuda yang akhir-akhir ini selalu menemaninya itu. Utakata tak membalas perkataannya ia malah kembali menarik pergelangan tangan Hinata membuat Hinata mau tak mau harus menoleh kearahnya. "Aku hanya ingin kau menemani ku saja kali ini!" Pintanya. Hinata terkesiap -apa rumor Utakata menyukainya benar faktanya. Tak ingin membuat suasana canggung Hinata mendecih sambil berkata "Cih, menemani apa maksudmu! Sedari tadi kau hanya tidur" ucap Hinata sarkastik. Ia mati kebosanan sedari tadi hanya duduk berdiam diri disampingnya sama sajakan intinya ia menemani pemuda itu.

"Ku kira kau sedang menunggu temanmu! Jadi aku menunggu waktumu untuk bisa menemaniku keluar" Lontar Utakata.

"Memang kau ingin ditemani kemana?" Tanya Hinata dengan muka malas menatap Utakata.

"Suatu tempat yang menyenangkan!" Jawab Utakata sambil berdiri menarik Hinata untuk beranjak. "Yakk!! Tempat seperti apa itu?" Tanya Hinata kembali sambil mencoba melepas tangannya dari Utakata. Pemuda itu menoleh sebentar untuk menjawab pertanyaan Hinata " Suatu tempat yang akan membuat mu senang" Jawabnya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Hinata. Hinata menatap ngeri melihat apa yang sudah dilakukan Utakata. Ia tak menyangka -bagaimana bisa seorang introvert sepertinya bisa melakukan itu. Ahh.. Apa jangan-jangan selama ini ia hanya berpura-pura pikir Hinata.

Treatise HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang