Part 14
Naruto mengemudikan mobilnya memasuki gapura beton yang menujulang tinggi mempagar mansion mewah Gaara yang kini tengah duduk di sampingnya sambil menekan-nekan tombol stereo guna memberhentikan lagu-lagu yang diputar oleh siaran radio.
"Aihhhh sungguh mengesalkan hari ini, jika tau mereka tidak akan datang latihan aku lebih baik berkencan bersama Shion saja" Ucap Naruto pada Gaara yang sedari tadi hanya bertampang datar mendengarkan celotehan Naruto dari sepanjang jalan lapangan basket menuju rumahnya.
"Sudahlah ayo turun, aku sudah lapar! " Sahut Gaara sambil membuka pintu mobil Naruto dan langsung meninggalkan Naruto yang kini tengah berdecak.
"Sama,, aku juga lapar" Ucap Naruto menyusul Gaara yang kini mulai memasuki rumahnya.
Naruto mendudukan dirinya di kursi sofa yang berada di ruang tamu yang bernuansa klasik Eropa itu. Naruto menatap kesekeliling rumah Gaara, keadaannya tak berubah masih sama, di dalam ruangan itu ada sebuah figura besar yang paling menarik, disalah satu dinding terdapat foto Sabaku No Rei bergaya bak aristokrat sambil tersenyum penuh kharisma, Naruto merasa merinding sekarang ketika ia mengingat saat mendengar celotehan Gaara tentang lukisan itu yang katanya dilukis oleh seorang pelukis asal Italia yang sudah lama wafat, katanya ada cap jembol berdarah si plukis itu di sudut gambarnya.
Naruto beranjak dari duduknya, ia mencari Gaara yang tak kunjung menghampirinya setelah ia begitu saja meninggalkan Naruto kearah dapur. Naruto berniat menghampiri Gaara ke dapur, keadaan rumah begitu sepi, padahal ini siang hari tapi begitu menyeramkan, Naruto memikirkan begitu merasa takut jika saat malam hari, Naruto dasar pemuda penakut baru segitu saja ia sudah merasa merinding. Ia kembali berjalan tak tentu arah karena ia tak begitu mengetahui letak dapur Gaara.
"Gaara?? " Panggil Naruto bak anak kecil yang tersesat.
Naruto terus berjalan sampai ia berhenti didepan sebuah pintu kaca. Naruto memerhatikan dibalik pintu kaca itu, sepertinya itu rumah kaca yang berada di dalam ruangan, pikir Naruto. Tanpa berpikir panjang ia langsung saja membuka pintu kaca itu. Kaki Naruto melangkah memasuki ruangan itu.
"Waahh banyak sekali tumbuhan" Gumam Naruto sambil melihat kesekeliling tumbuhan yang tampaknya tumbuh subur.
Naruto mengelilingi setiap aneka tumbuhan yang bermekaran bunga dan berdaun lebat itu. Naruto tak begitu tahu dengan jenis bunga-bunga yang tumbuh itu. Ia hanya tahu satu jenis tumbuhan saja, salah satunya bunga mawar saja. Itupun karena tumbuhan itu tumbuh di pekarangan halaman rumahnya dan mawar identik untuk mengungkapkan perasaan jadi mana mungkin Naruto tak tahu eksistensi bunga mawar. Lupakan tentang bunga mawar kini Naruto malah terpesona dengan salah satu bunga yang berwarna ungu.
"Jangan sentuh itu" Ucap Gaara mengagetkan Naruto yang berniat menyentuh salah satu bunga yang menurutnya sangat bagus.
"Ada apa sih denganmu? " Gerutu Naruto kesal karena dikagetkan oleh Gaara.
"Kau tak tahu bunga itu! " Ucap Gaara membuat Naruto mengeryitkan dahinya tak mengerti.
"Cih, memang aku terlihat seperti lelaki pencinta bunga, sampai kau bertanya tentang bunga itu" Balas Naruto sengit.
"Ck sungguh bodoh! " Tutur Gaara. "Kau tau setetes bunga ini bisa membunuh manusia dalam waktu 2-3 jam" Lanjut Gaara membuat Naruto melongo terkejut mendengarnya.
"Waahhh. Mana ada bunga yang seperti itu" Balas Naruto sambil tertawa, ia merasa konyol dengan penuturan Gaara.
"Coba saja kau cicipi di dalam gelasmu nanti" Tantang Gaara, membuat Naruto terdiam dari tertawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treatise Heart
RomanceMenceritakan seorang siswi gadis cantik bertubuh malaikat berjiwa shinigami, ia begitu menyukai sang most wanted sekolah -Uchiha Sasuke-, beberapa kali di tolak ia masih saja terus mengutarakan cintanya, dulu dia gadis pemalu dan cenderung ramah nam...