Chapter 12
Pemakaman Hiashi dilakukan secara resmi. Berbagai upacara pemakan telah dilakukan dan Hiashi dikuburkan setelah persetujuan keluarga telah disepakati. Setelah itu semuanya berkumpul di rumah duka guna memanjatkan doa-doa dan memberikan dufa beserta bunga di depan foto berfigura besar yang menampilkan Hyuuga Hiashi tengah memakai pakaian formal sambil tersenyum.
Hyuuga Hiashi dinyatakan meninggal setelah ia diperkirakan tewas akibat insiden kecilakaan saat perjalanan bisnisnya bersama sang isteri Mei Terumi. Berbagai relasi mendatangi rumah duka guna memberikan ucapan bela sungkawa bagi kerabat yang ditinggalkan.
Hinata sebagai anak kandung Hiashi tak terlihat batang hidungnya guna menyambut para relasi yang berdatangan. Disana yang terlihat hanya Sakura dan sekertaris pribadi Hyuuga Hiashi -Ibiki- yang tampak hadir.
Terdengar isak tangis yang menyedihkan di seluruh penjur kamar Hinata. Disana Hinata tengah memeluk sebuah boneka beruang besar berwarna coklat, salah satu pemberian ayahnya sebelum ia berangkat ke Korea Selatan. Hinata terdengar bergumam lirih mengucapkan kata maaf berulang kali.
"Tou-san, maafkan aku!" Ucap Hinata lirih sambil memeluk erat boneka beruang itu. "Aku tak bisa menjadi anak yang baik selama ini" Lanjut Hinata di sertai isakan.
"Maafkan aku Tou-san tak bisa melindungimu" Ucap Hinata lagi. Beberapa kali ia menyalahkan dirinya, ia menduga sesuatu terjadi pada ayahnya saat di korea sana. Siapa lagi yang tak bikin Hinata curiga pasti ibu tirinya penyebabnya.
.
Sebulan sudah berlalu, setelah kematian Hiashi semuanya merubah total kehidupan Hinata. Gadis itu tak bisa ditemui siapapun, ia terus menghindari orang-orang yang berniat menghiburnya, termasuk Sasuke orang yang sangat mengkhawatirkannya.
Hinata terbagun dari tidurnya, dilihatnya sinar matahari mulai memasuki kekamarnya melalui celah-celah jendela kamarnya. Ini sudah terlalu siang sepertinya, dan Hinata masih ingin bermalas-malasan didalam selimut tebalnya, mengingat ini hari libur Hinata memutuskan untuk tidur lagi, seketika mata itu mulai terpejam lagi namun ponselnya yang tergeletak di kasurnya bergetar dan sukses membuat Hinata membuka matanya.
Sebauh pesan memasuki ponselnya, itu dari Sasuke seseorang yang paling Hinata abaikan.
"Datanglah sore ini ke taman kota, please! aku menunggumu!"
Sebuah pasan ajakan bertemu, tiba-tiba Hinata merasa bingung, apa ia harus menemuinya atau diam saja seperti yang dilakukannya akhir-akhir ini. Tapi tidak bisa dipungkiri, Hinata ingin sekali menemui laki-laki itu, dan tanpa sadar ia menulis 'Iya' , dan pesan itu langsung terkirim ke Uchiha Sasuke.
Sore hari Hinata benar-benar menyiapkan dirinya untuk bertemu Sasuke, ia merias wajahnya dengan polesan bedak, dan sedikit lipstik di bibirnya. Kali ini mengenakan terusan berwarna putih dengan blazer biru, pas sekali untuk jalan-jalan sore. 'Mungkin ini kesempatan baik untuk Hinata berbicara jujur mengenai Matsuri' pikir Hinata. Ia menatap pantulan dirinya dalam cermin.
Sasuke mengambil kunci mobilnya saat ia sudah selesai merapikan dirinya, kemeja hitam dan celana jeans terlihat pas untuknya sore ini, ia tersenyum ketika melihat sebuah pasan masuk, pikirnya itu dari Hinata.
"Sasuke-kun, bisakah kau menemuiku di apartement? " pesan itu jelas bukan dari Hinata, itu pesan dari Sakura yang ia terima. Sasuke berniat mengabaikan isi pesan dari Sakura tersebut, namun ia malah mendapat panggilan telepon dari Sakura.
"Ku mohon datanglah, hanya sebentar" Suara Sakura terdengar terendam isakan, dan Sasuke jelas mendengar bahwa perempuan itu sedang menangis.
"Hn" balas Sasuke, lalu panggilan itu terputus, mungkin menemui Sakura sebentar tidak masalah pikir Sasuke, ia pun melajukan mobilnya menuju kediaman yang Sakura tempati sekarang, Sakura memisahkan dirinya di apartement barunya, ia tidak ingin tinggal di rumah Hyuuga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treatise Heart
RomanceMenceritakan seorang siswi gadis cantik bertubuh malaikat berjiwa shinigami, ia begitu menyukai sang most wanted sekolah -Uchiha Sasuke-, beberapa kali di tolak ia masih saja terus mengutarakan cintanya, dulu dia gadis pemalu dan cenderung ramah nam...