Aku masih ingat waktu itu.
"Di luar hujan," kataku menahanmu.
Namun kau bersikeras pada maumu menerobos tirainya.Sudah kubuat kopi kesukaanmu, beserta camilannya.
Kusiapkan juga selimut bludru merah hati di sofa yang nyaman.
Namun kau tetap teguh pada keinginanmu melangkah pergi.
Lalu aku bisa apa?
Hanya menerima dengan lapang dada.Kini ketika kau basah kuyup aku harus menerimamu kembali?
Ah kurasa tidak.
Pergilah berlalu bersama hujan, jangan menoleh lagi.☘
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOLOGICA
PoetryKumpulan puisi yang bukan puisi. Sebaiknya tidak dibaca karena di dalamnya hanya berisi ketidakjelasan penulis. Kalau mau tetap baca silahkan saja. Tapi jangan salahkan saya kalau kecewa. Apa? Masih nekat juga? Baiklah, selamat datang di dunia absur...