P e r g i S a j a

245 1 0
                                    

Aku masih ingat waktu itu.
"Di luar hujan," kataku menahanmu.
Namun kau bersikeras pada maumu menerobos tirainya.

Sudah kubuat kopi kesukaanmu, beserta camilannya.
Kusiapkan juga selimut bludru merah hati di sofa yang nyaman.
Namun kau tetap teguh pada keinginanmu melangkah pergi.
Lalu aku bisa apa?
Hanya menerima dengan lapang dada.

Kini ketika kau basah kuyup aku harus menerimamu kembali?
Ah kurasa tidak.
Pergilah berlalu bersama hujan, jangan menoleh lagi.


MONOLOGICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang